Hijrah dan Penduduk Badui
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ أَعْرَابِيًّا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْهِجْرَةِ فَقَالَ وَيْحَكَ إِنَّ شَأْنَ الْهِجْرَةِ شَدِيدٌ فَهَلْ لَكَ مِنْ إِبِلٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَهَلْ تُؤَدِّي صَدَقَتَهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَاعْمَلْ مِنْ وَرَاءِ الْبِحَارِ فَإِنَّ اللَّهَ لَنْ يَتِرَكَ مِنْ عَمَلِكَ شَيْئًا
. Dari Abu Sa'id Al Khudhri, ia berkata: Ada seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hijrah, kemudian Rasulullah menjawab, "Tunggu dulu, perkara hijrah itu sangat berat, apakah engkau mempunyai seekor unta?" Orang Badui tersebut menjawab, "Ya, (aku punya)." Rasulullah bertanya, "Apakah engkau sudah melaksanakan sedekahnya (zakatnya)? " orang Badui menjawab, "Ya (sudah)." Rasulullah pun bersabda, "Beramallah engkau di belakang samudera sana, sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan amalmu sedikitpun. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ الْبَدَاوَةِ فَقَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْدُو إِلَى هَذِهِ التِّلَاعِ وَإِنَّهُ أَرَادَ الْبَدَاوَةَ مَرَّةً فَأَرْسَلَ إِلَيَّ نَاقَةً مُحَرَّمَةً مِنْ إِبِلِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ لِي يَا عَائِشَةُ ارْفُقِي فَإِنَّ الرِّفْقَ لَمْ يَكُنْ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا زَانَهُ وَلَا نُزِعَ مِنْ شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا شَانَهُ
. Dari Syuraih, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah tentang kehidupan orang Badui, kemudian Aisyah menjawab, "Rasulullah SAW pernah keluar ke lembah ini dan suatu ketika beliau menginginkan kehidupan orang Badui. Beliau kemudian mengirim seekor unta kepadaku yang tidak pernah ditunggangi, yang diambil dari hasil sedekah. Beliau berkata kepadaku, "Wahai Aisyah, lemah-lembutlah, karena lemah lembut itu tidak merugikan sesuatu kecuali menghiasinya dan tidaklah lemah-lembut itu dicabut dari sesuatu kecuali itu akan menjelekkannya " {Shahih: Muslim)
Hijrah, Apakah telah Terputus?
عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ حَتَّى تَنْقَطِعَ التَّوْبَةُ وَلَا تَنْقَطِعُ التَّوْبَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
. Diriwayatkan dari Mu'awiyah, ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Hijrah tidak akan terputus hingga tobat terputus dan tobat tidak akan terputus hingga matahari terbit dari barat (tempat terbenamnya). " (Shahih)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفَتْحِ فَتْحِ مَكَّةَ لَا هِجْرَةَ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا
. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Hari kemenangan adalah terbukanya kota Makkah, (pada waktu itu) tidak ada hijrah, tetapi (yang ada) adalah jihad dan niat. Jika kalian semua diajak untuk memerangi musuh maka ikutlah. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عامر قال : أتى رجل عبد الله بن عمرو وعنده القوم حتى جلس عنده فقال أخبرني بشيء سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه
. Dari Amir, ia berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada Abdullah bin Amru, dan bersamanya ada satu kaum, hingga laki-laki itu duduk di sebelah Abdullah bin Amru dan berkata, "Ceritakanlah kepadaku tentang sesuatu yang pernah kamu dengar dari Rasulullah SAW." Abdullah bin Amru lalu berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari ucapannya dan perilakunya. Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah kepadanya" (Shahih: Bukhari)
Syam
عَنْ ابْنِ حَوَالَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَصِيرُ الْأَمْرُ إِلَى أَنْ تَكُونُوا جُنُودًا مُجَنَّدَةً جُنْدٌ بِالشَّامِ وَجُنْدٌ بِالْيَمَنِ وَجُنْدٌ بِالْعِرَاقِ قَالَ ابْنُ حَوَالَةَ خِرْ لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ فَقَالَ عَلَيْكَ بِالشَّامِ فَإِنَّهَا خِيرَةُ اللَّهِ مِنْ أَرْضِهِ يَجْتَبِي إِلَيْهَا خِيرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ فَأَمَّا إِنْ أَبَيْتُمْ فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُمْ فَإِنَّ اللَّهَ تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ
. Dari Ibnu Hawalah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Kalian semua akan menjadi tentara yang tersebar, yaitu tentara yang berada di Syam, Yaman, dan Irak." Ibnu Hawalah berkata, "Pilihkanlah untukku wahai Rasulullah jika aku dapat menjumpai hal itu." Rasulullah kemudian berkata, "Pilihlah Syam, karena Syam termasuk bumi pilihan Allah. Banyak para hamba-Nya yang menentukan pilihannya di Syam. Jika kamu tidak mau maka pilihlah Yaman. Berilah minum dari tetesan air yang banyak, sesungguhnya Allah menjamin Syam dan penduduknya kepadaku. " {Shahih)
Kelanggengan Jihad
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ حَتَّى يُقَاتِلَ آخِرُهُمْ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ
. Dari Imran bin Hushain, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Sekelompok dari umatku akan senantiasa berjuang membela kebenaran dan akan mengalahkan orang yang memusuhi mereka, sehingga orang terakhir dari mereka nanti akan memerangi Dajjal. " (Shahih)
Pahala Berjihad
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْمَلُ إِيمَانًا قَالَ رَجُلٌ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ وَرَجُلٌ يَعْبُدُ اللَّهَ فِي شِعْبٍ مِنْ الشِّعَابِ قَدْ كُفِيَ النَّاسُ شَرَّهُ
. Dari Abu Sa'id, dari Nabi SAW: Ia (Rasulullah) ditanya, "Orang mukmin seperti apa yang paling sempuma imannya?" Rasulullah bersabda, "Orang yang berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya dan orang yang menyembah Allah di tempat yang sunyi sehingga orang lain dapat terjaga dari perilaku buruknya. " {Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Larangan Berpariwisata
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ائْذَنْ لِي فِي السِّيَاحَةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ سِيَاحَةَ أُمَّتِي الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى
. Dari Abu Umamah, ia berkata: Ada seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku melakukan pariwisata." Nabi SAW menjawab, "Sesungguhnya pariwisata umatku adalah jihad di jalan Allah." (Hasan)
Keutamaan Berkelompok (Kafilah) di Jalan Allah
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ هُوَ ابْنُ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَفْلَةٌ كَغَزْوَةٍ
. Dari Abdullah -Ibnu Amru- dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Kafilah (berkelompok) adalah bagaikan perang. " {Shahih)
Keutamaan Berjihad di Samudra
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ حَدَّثَتْنِي أُمُّ حَرَامٍ بِنْتُ مِلْحَانَ أُخْتُ أُمِّ سُلَيْمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عِنْدَهُمْ فَاسْتَيْقَظَ وَهُوَ يَضْحَكُ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَضْحَكَكَ قَالَ رَأَيْتُ قَوْمًا مِمَّنْ يَرْكَبُ ظَهْرَ هَذَا الْبَحْرِ كَالْمُلُوكِ عَلَى الْأَسِرَّةِ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ قَالَ فَإِنَّكِ مِنْهُمْ قَالَتْ ثُمَّ نَامَ فَاسْتَيْقَظَ وَهُوَ يَضْحَكُ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَضْحَكَكَ فَقَالَ مِثْلَ مَقَالَتِهِ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ قَالَ أَنْتِ مِنْ الْأَوَّلِينَ قَالَ فَتَزَوَّجَهَا عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ فَغَزَا فِي الْبَحْرِ فَحَمَلَهَا مَعَهُ فَلَمَّا رَجَعَ قُرِّبَتْ لَهَا بَغْلَةٌ لِتَرْكَبَهَا فَصَرَعَتْهَا فَانْدَقَّتْ عُنُقُهَا فَمَاتَتْ
. Dari Anas bin Malik, ia berkata: Ummu Haram binti Milhan —saudara perempuan Ummu Sulaim— bercerita kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersabda di sisi mereka, Rasulullah terjaga dari tidurnya lalu tertawa. Ummu Haram berkata, "Wahai Rasulullah, apa yang membuat Anda tertawa?" Rasulullah menjawab, "Aku melihat (bermimpi) suatu kaum yang berlayar di atas samudra ini laksana raja di atas dipan. " Ummu Haram berkata, "Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar aku dapat menjadi salah satu di antara mereka." Rasulullah kemudian berkata, "Sesungguhnya engkau termasuk salah satu di antara mereka. " Ummu Haram melanjutkan perkataannya, "Kemudian Rasulullah beranjak tidur dan setelah itu terbangun lagi dan tertawa." Ummu Haram bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang membuat Anda tertawa?" Rasulullah lalu menjawab dengan perkataan seperti tadi. Ummu Haram berkata, "Wahai Rasulullah, mohonkan kepada Allah agar menjadikanku termasuk orang di antara mereka." Rasulullah menjawab, "Engkau termasuk golongan mereka yang pertama." Anas berkata: Setelah itu Ummu Haram dinikahi oleh Ubbadah bin Shamit. Ia (Ubbadah bin Shamit) berperang di samudra dan Ummu Haram dibawa serta olehnya. Setelah ia kembali Ummu Haram diberi seekor kuda kecil untuk ia tunggangi, tetapi kuda tersebut membanting Ummu Haram sehingga lehernya patah dan akhirnya meninggal dunia. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ إِلَى قُبَاءَ يَدْخُلُ عَلَى أُمِّ حَرَامٍ بِنْتِ مِلْحَانَ وَكَانَتْ تَحْتَ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ فَدَخَلَ عَلَيْهَا يَوْمًا فَأَطْعَمَتْهُ وَجَلَسَتْ تَفْلِي رَأْسَهُ وَسَاقَ هَذَا الْحَدِيثَ قَالَ أَبُو دَاوُد وَمَاتَتْ بِنْتُ مِلْحَانَ بِقُبْرُصَ
. Dari Anas bin Malik, ia berkata: Jika Rasulullah SAW pergi menuju Quba' beliau singgah di kediaman Ummu Haram binti Milhan. Pada waktu itu ia (Ummu Haram) menjadi istri Ubbadah bin Shamit. Pada suatu hari Rasulullah singgah ke tempatnya dan Ummu Haram menyuguhi beliau makanan serta mencarikan kutu di kepala beliau...." Abu Daud berkata, "Ummu Haram binti Milhan meninggal dunia di Cyprus." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ أُخْتِ أُمِّ سُلَيْمٍ الرُّمَيْصَاءِ قَالَتْ نَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَيْقَظَ وَكَانَتْ تَغْسِلُ رَأْسَهَا فَاسْتَيْقَظَ وَهُوَ يَضْحَكُ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَضْحَكُ مِنْ رَأْسِي قَالَ لَا وَسَاقَ هَذَا الْخَبَرَ يَزِيدُ وَيَنْقُصُ قَالَ أَبُو دَاوُد الرُّمَيْصَاءُ أُخْتُ أُمِّ سُلَيْمٍ مِنْ الرَّضَاعَةِ
. Dari saudara perempuan Ummu Sulaim Ar-Rumaisha' ia berkata: Rasulullah tertidur kemudian terbangun. Pada waktu aku membasuh kepalaku, Rasulullah terbangun dan tertawa, maka aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah Anda menertawakan kepalaku? Rasulullah menjawab, "Tidak."......hingga akhir cerita. (Shahih)
Abu Daud berkata, "Ar-Rumaisha" adalah saudara perempuan Ummu Sulaim dari penyusuan (saudari sepersusuan)."
عَنْ أُمِّ حَرَامٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْمَائِدُ فِي الْبَحْرِ الَّذِي يُصِيبُهُ الْقَيْءُ لَهُ أَجْرُ شَهِيدٍ وَالْغَرِقُ لَهُ أَجْرُ شَهِيدَيْنِ
. Dari Ummu Haram, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Perut yang (mual sehingga) muntah (karena mabuk) pada waktu di laut, baginya pahala orang syahid. Sedangkan bagi orang yang tenggelam baginya pahala dua orang syahid" (Hasan)
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلَامٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
. Dari Abu Umamah Al Bahili, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Tiga orang yang semuanya mendapat jaminan dari Allah yaitu: (1) Orang yang pergi berperang dijalan Allah. Ia akan menjadi jaminan bagi Allah hingga ia meninggal. Allah akan memasukkannya ke dalam surga atau mengembalikan semua yang telah diperolehnya kepada dirinya, yang berupa pahala dan ghanimah (hasil rampasan perang). (2) Orang yang pergi ke masjid. Ia akan menjadi jaminan bagi Allah (Allah menjadi penjaminnya) hingga meninggalnya. Allah akan memasukkannya ke dalam surga atau mengembalikan semua yang telah di perolehnya yang berupa pahala dan ghanimah. (3) Orang yang memasuki rumahnya dengan ucapan salam. Ia akan menjadi jaminan bagi Allah. " (Shahih)
Keutamaan Orang yang Memerangi Orang Kafir
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَجْتَمِعُ فِي النَّارِ كَافِرٌ وَقَاتِلُهُ أَبَدًا
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Orang kafir dan orang yang membunuhnya, selamanya tidak akan pernah berkumpul di neraka. " (Shahih: Muslim)
Kemuliaan Istri-Istri Orang yang Berjihad Melebihi Istri Orang yang Tidak Berjihad
عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُرْمَةُ نِسَاءِ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ كَحُرْمَةِ أُمَّهَاتِهِمْ وَمَا مِنْ رَجُلٍ مِنْ الْقَاعِدِينَ يَخْلُفُ رَجُلًا مِنْ الْمُجَاهِدِينَ فِي أَهْلِهِ إِلَّا نُصِبَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقِيلَ لَهُ هَذَا قَدْ خَلَفَكَ فِي أَهْلِكَ فَخُذْ مِنْ حَسَنَاتِهِ مَا شِئْتَ فَالْتَفَتَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا ظَنُّكُمْ
. Dari Buraidah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Kemuliaan istri-istri orang yang berjihad melebihi istri orang yang tidak berjihad, seperti mulianya ibu mereka. Tidak seorang pun dari orang yang tidak ikut berjihad yang mengurus keluarga orang-orang yang ditinggal berjihad, kecuali dia akan dihentikan pada Hari Kiamat, kemudian dikatakan kepadanya, 'Orang ini telah mengurus keluargamu pada waktu kamu berjihad (tetapi ia berkhianat), maka ambillah amal kebaikannya sesuka hatimu.' Rasulullah SAW kemudian menoleh kepada kami dan berkata, "Bagaimana menurut kalian?'." {Shahih: Muslim)
Pasukan yang Tidak Mendapatkan Rampasan Perang
عبد الله بن عمرو يقول قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما من غازية تغزو في سبيل الله فيصيبون غنيمة إلا تعجلوا ثلثي أجرهم من الآخرة ويبقى لهم الثلث فإن لم يصيبوا غنيمة تم لهم أجرهم
. Dari Abdullah bin Amru, ia berkata: Rasulullah bersabda, "Tidak ada orang yang berperang di jalan Allah kemudian ia mendapatkan ghanimah (rampasan perang) kecuali mereka telah disegerakan pemberian dua pertiga pahala mereka di (dunia) dari pahala akhirat, dan tersisa bagi mereka sepertiganya lagi. Apabila (dalam berperang) itu mereka tidak mendapatkan ghanimah, maka pahala mereka menjadi utuh (di akhirat). " (Shahih: Muslim)
Keutamaan Berjaga di Jalan Allah
عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ الْمَيِّتِ يُخْتَمُ عَلَى عَمَلِهِ إِلَّا الْمُرَابِطَ فَإِنَّهُ يَنْمُو لَهُ عَمَلُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَيُؤَمَّنُ مِنْ فَتَّانِ الْقَبْرِ
. Dari Fadhalah bin Ubaid, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda "Setiap orang yang meninggal dunia akan ditutup amalnya, kecuali orang yang berjaga di jalan Allah, karena amalnya selalu berkembang hingga Hari Kiamat dan ia akan selamat dari fitnah (siksa) kubur" {Shahih)
Keutamaan Berjuang di Jalan Allah
سَهْلُ ابْنُ الْحَنْظَلِيَّةِ أَنَّهُمْ سَارُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ حُنَيْنٍ فَأَطْنَبُوا السَّيْرَ حَتَّى كَانَتْ عَشِيَّةً فَحَضَرْتُ الصَّلَاةَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ رَجُلٌ فَارِسٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي انْطَلَقْتُ بَيْنَ أَيْدِيكُمْ حَتَّى طَلَعْتُ جَبَلَ كَذَا وَكَذَا فَإِذَا أَنَا بِهَوَازِنَ عَلَى بَكْرَةِ آبَائِهِمْ بِظُعُنِهِمْ وَنَعَمِهِمْ وَشَائِهِمْ اجْتَمَعُوا إِلَى حُنَيْنٍ فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ تِلْكَ غَنِيمَةُ الْمُسْلِمِينَ غَدًا إِنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ قَالَ مَنْ يَحْرُسُنَا اللَّيْلَةَ قَالَ أَنَسُ بْنُ أَبِي مَرْثَدٍ الْغَنَوِيُّ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَارْكَبْ فَرَكِبَ فَرَسًا لَهُ فَجَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَقْبِلْ هَذَا الشِّعْبَ حَتَّى تَكُونَ فِي أَعْلَاهُ وَلَا نُغَرَّنَّ مِنْ قِبَلِكَ اللَّيْلَةَ فَلَمَّا أَصْبَحْنَا خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى مُصَلَّاهُ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ قَالَ هَلْ أَحْسَسْتُمْ فَارِسَكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَحْسَسْنَاهُ فَثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَهُوَ يَلْتَفِتُ إِلَى الشِّعْبِ حَتَّى إِذَا قَضَى صَلَاتَهُ وَسَلَّمَ قَالَ أَبْشِرُوا فَقَدْ جَاءَكُمْ فَارِسُكُمْ فَجَعَلْنَا نَنْظُرُ إِلَى خِلَالِ الشَّجَرِ فِي الشِّعْبِ فَإِذَا هُوَ قَدْ جَاءَ حَتَّى وَقَفَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي انْطَلَقْتُ حَتَّى كُنْتُ فِي أَعْلَى هَذَا الشِّعْبِ حَيْثُ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحْتُ اطَّلَعْتُ الشِّعْبَيْنِ كِلَيْهِمَا فَنَظَرْتُ فَلَمْ أَرَ أَحَدًا فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ نَزَلْتَ اللَّيْلَةَ قَالَ لَا إِلَّا مُصَلِّيًا أَوْ قَاضِيًا حَاجَةً فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَوْجَبْتَ فَلَا عَلَيْكَ أَنْ لَا تَعْمَلَ بَعْدَهَا
. Dari Sahal bin Hanzhaliah, ia berkata: Mereka (para sahabat) berjalan bersama Rasulullah SAW ketika perang Hunain. Mereka melakukan perjalanan yang amat panjang hingga masuk waktu sore.
Aku shalat bersama Rasulullah SAW dan setelah itu datang seorang penunggang kuda, ia berkata, "Ya Rasulullah, aku mengikuti kalian hingga aku melihat gunung ini dan ini. Tatkala berada di Hawazin (aku melihat) gadis-gadis berada di tandu-tandu mereka dan hewan mereka semuanya berkumpul di Hunain." Nabi SAW kemudian tertawa dan bersabda, "Besok insya Allah itu semua menjadi ghanimahnya orang Islam." Beliau meneruskan perkataan, "Siapa yang akan berjaga untuk kita pada malam ini? Anas bin Abu Martsad Al Ghanawi berkata, "Aku wahai Rasulullah!" Rasulullah berkata, "Naiklah (ke atas hewan tunggangan)." Setelah itu ia menaiki kudanya dan mendatangi Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah berkata, "Pergilah ke bukit ini hingga kamu berada di atasnya. Kami tidak akan melakukan penyerangan dari arahmu pada malam hari. "
Ketika kita bangun Subuh, Rasulullah menuju tempat shalatnya kemudian shalat dua rakaat. Setelah itu bersabda, "Apakah kalian merasakan (kedatangan) penunggang kuda kalian?" Mereka menjawab, "Kami tidak merasakan kedatangannya, ya Rasululah!" Akhirnya shalat pun dilakukan dan Rasulullah shalat dengan menoleh ke bukit. Setelah usai shalat dan salam, beliau bersabda, "Berbahagialah kalian, karena penunggang kuda kalian telah datang." Hal itu membuat kami memandang ke balik-balik pepohonan yang ada di bukit dan tiba-tiba ia (penunggang kuda) telah datang. Setelah itu ia menghadap Rasulullah SAW dan menyalami beliau, kemudian berkata, "Aku pergi hingga ke puncak bukit, sebagaimana yang Rasulullah perintahkan, kemudian setelah bangun pagi aku melihat dua bukit seluruhnya, tetapi tidak ada seorang pun di sana." Rasulullah berkata kepadanya, "Apakah engkau telah turun pada malam hari?" Ia menjawab, "Tidak, kecuali untuk shalat dan buang hajat.'" Rasulullah SAW pun bersabda, "Kamu telah melakukan tugasmu, maka setelah itu kamu tidak wajib melakukannya lagi." (Shahih)
Larangan Meninggalkan Peperangan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِالْغَزْوِ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ
. Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa meninggal dunia dan belum pernah mengikuti peperangan serta tidak mempunyai niat untuk berperang, maka dia mati dalam kelompok orang-orang munafik. " (Shahih: Muslim)
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ لَمْ يَغْزُ أَوْ يُجَهِّزْ غَازِيًا أَوْ يَخْلُفْ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ بِخَيْرٍ أَصَابَهُ اللَّهُ بِقَارِعَةٍ قَالَ يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ فِي حَدِيثِهِ قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
. Dari Abu Umamah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa tidak berperang atau tidak membekali pasukan dijalan Allah, atau tidak mengurus keluarga orang yang ditinggal perang dengan baik, maka Allah akan menimpakan bencana kepadanya sebelum Hari Kiamat tiba. " (Hasan)
عن أنس أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : جاهدوا المشركين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم
. Dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Perangilah orang-orang musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian. " (Shahih)
Penghapusan Kelompok Umum dengan Kelompok Khusus
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ { إِلَّا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا } وَ { مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ إِلَى قَوْلِهِ يَعْمَلُونَ } نَسَخَتْهَا الْآيَةُ الَّتِي تَلِيهَا { وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً }
. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: firman Allah, "Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menyiksa dengan siksa yang pedih. " (Qs. At-Taubah [9]: 39) dan "Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah —sampai akhir ayat— ...apa yang mereka kerjakan." (Qs. At-Taubah [9]: 120-121) telah dinasakh oleh ayat berikutnya, yaitu, "Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)" (Qs. At-Taubah [9]: 122) (Hasan)
Keringanan Tidak Ikut Berperang karena Udzur
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ كُنْتُ إِلَى جَنْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَغَشِيَتْهُ السَّكِينَةُ فَوَقَعَتْ فَخِذُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَخِذِي فَمَا وَجَدْتُ ثِقْلَ شَيْءٍ أَثْقَلَ مِنْ فَخِذِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ سُرِّيَ عَنْهُ فَقَالَ اكْتُبْ فَكَتَبْتُ فِي كَتِفٍ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } { وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ فَقَامَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ وَكَانَ رَجُلًا أَعْمَى لَمَّا سَمِعَ فَضِيلَةَ الْمُجَاهِدِينَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَكَيْفَ بِمَنْ لَا يَسْتَطِيعُ الْجِهَادَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ فَلَمَّا قَضَى كَلَامَهُ غَشِيَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّكِينَةُ فَوَقَعَتْ فَخِذُهُ عَلَى فَخِذِي وَوَجَدْتُ مِنْ ثِقَلِهَا فِي الْمَرَّةِ الثَّانِيَةِ كَمَا وَجَدْتُ فِي الْمَرَّةِ الْأُولَى ثُمَّ سُرِّيَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اقْرَأْ يَا زَيْدُ فَقَرَأْتُ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ } الْآيَةَ كُلَّهَا قَالَ زَيْدٌ فَأَنْزَلَهَا اللَّهُ وَحْدَهَا فَأَلْحَقْتُهَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى مُلْحَقِهَا عِنْدَ صَدْعٍ فِي كَتِفٍ
. Dari Zaid bin Tsabit, ia berkata: Suatu ketika aku berada di samping Rasulullah SAW, lalu tiba-tiba beliau jatuh pingsan, sehingga paha Rasulullah tergeletak di atas pahaku. Belum pernah aku temukan sesuatu yang lebih berat dari paha Rasulullah SAW. Rasulullah kemudian tersadar dari pingsannya dan berkata, "Tulislah." Setelah itu aku menulis dalam sebuah tulang bahu, "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang)." (Qs. An-Nisaa' [4]: 95) dan "dengan orang-orang yang berjihad dijalan Allah." (Qs. An-Nisaa' [4]: 95) hingga akhir ayat. Ketika Ibnu Ummi Maktum —seorang yang buta— mendengar keutamaan orang-orang yang berjihad, ia pun berdiri dan berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, bagaimana dengan orang-orang mukmin yang tidak mampu berjihad" Setelah Ibnu Ummi Maktum selesai berbicara, Rasulullah tiba-tiba pingsan lagi, sehingga pahanya menindih pahaku. Aku mendapatkan berat dari paha beliau untuk yang kedua kalinya, sebagaimana pada kali yang pertama. Setelah itu Rasulullah SAW kembali sadar dan berkata, "Wahai Zaid, bacalah" Aku lalu membacanya, "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang)." Rasulullah SAW kemudian berkata, "Yang tidak mempunyai udzur." (Qs. An-Nisaa' [4]: 95) hingga keseluruhan ayat.
Zaid berkata: Allah kemudian menurukan ayat tersebut dengan sendirinya. Aku mengikutinya -demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman-Nya- seolah-olah aku melihat terusan ayat tersebut berada di pecahan tulang bahu. (Hasan: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ مُوسَى بْنِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَقَدْ تَرَكْتُمْ بِالْمَدِينَةِ أَقْوَامًا مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ وَلَا قَطَعْتُمْ مِنْ وَادٍ إِلَّا وَهُمْ مَعَكُمْ فِيهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَكُونُونَ مَعَنَا وَهُمْ بِالْمَدِينَةِ فَقَالَ حَبَسَهُمْ الْعُذْرُ
. Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, ''''Kalian semua telah meninggalkan suatu kaum yang ada di Madinah, yang kalian tidak menempuh suatu perjalanan dan memberikan suatu nafkah serta tidak menelusuri lembah-lembah, kecuali (hati) mereka bersama kalian." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana mereka bisa bersama kami sedangkan mereka diam atau tinggal di Madinah?" Rasulullah menjawab, "Suatu halangan telah menahan mereka (untuk berperang bersama kalian)." (Shahih: Bukhari)
Sesuatu yang Dapat Mencukupi Peperangan
زَيْدُ بْنُ خَالِدٍ الْجُهَنِيُّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا وَمَنْ خَلَفَهُ فِي أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membekali pasukan di jalan Allah maka ia (dianggap) telah berperang. Barangsiapa mengurus keluarga dari orang yang berperang dengan baik maka ia (dianggap) telah berperang. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ إِلَى بَنِي لَحْيَانَ وَقَالَ لِيَخْرُجْ مِنْ كُلِّ رَجُلَيْنِ رَجُلٌ ثُمَّ قَالَ لِلْقَاعِدِ أَيُّكُمْ خَلَفَ الْخَارِجَ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ بِخَيْرٍ كَانَ لَهُ مِثْلُ نِصْفِ أَجْرِ الْخَارِجِ
. Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata: Rasulullah SAW mernerintahkan Bani Lahyan (dengan bersabda), "Hendaknya dari setiap dua laki-laki (dalam keluarga) ada satu orang yang keluar untuk berperang. " Beliau kemudian berkata kepada orang yang tetap tinggal (tidak ikut berperang), "Barangsiapa di antara kalian mengurus keluarga dan harta orang yang ditinggalkan berperang dengan baik, maka baginya separuh dari pahala orang yang keluar (untuk berperang). " (Shahih: Muslim)
Keberanian dan Ketakutan
أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ شَرُّ مَا فِي رَجُلٍ شُحٌّ هَالِعٌ وَجُبْنٌ خَالِعٌ
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesuatu yang paling buruk dalam diri seseorang adalah kikir yang diikuti dengan rasa takut yang berlebihan." {Shahih)
Firman Allah, "Dan Janganlah Kamu Menjatuhkan Dirimu Sendiri ke dalam Kebinasaan."
عَنْ أَسْلَمَ أَبِي عِمْرَانَ قَالَ غَزَوْنَا مِنْ الْمَدِينَةِ نُرِيدُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةَ وَعَلَى الْجَمَاعَةِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ وَالرُّومُ مُلْصِقُو ظُهُورِهِمْ بِحَائِطِ الْمَدِينَةِ فَحَمَلَ رَجُلٌ عَلَى الْعَدُوِّ فَقَالَ النَّاسُ مَهْ مَهْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يُلْقِي بِيَدَيْهِ إِلَى التَّهْلُكَةِ فَقَالَ أَبُو أَيُّوبَ إِنَّمَا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِينَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ لَمَّا نَصَرَ اللَّهُ نَبِيَّهُ وَأَظْهَرَ الْإِسْلَامَ قُلْنَا هَلُمَّ نُقِيمُ فِي أَمْوَالِنَا وَنُصْلِحُهَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ } فَالْإِلْقَاءُ بِالْأَيْدِي إِلَى التَّهْلُكَةِ أَنْ نُقِيمَ فِي أَمْوَالِنَا وَنُصْلِحَهَا وَنَدَعَ الْجِهَادَ قَالَ أَبُو عِمْرَانَ فَلَمْ يَزَلْ أَبُو أَيُّوبَ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى دُفِنَ بِالْقُسْطَنْطِينِيَّةِ
. Dari Aslam bin Imran, ia berkata: Kami berperang dari Madinah dan ingin menuju Konstantinopel. Pada waktu itu pasukan dipimpin oleh Abdurrahman bin Khalid bin walid. Sementara, tentara Romawi sudah berada di pinggir kota (Madinah). Kemudian ada seseorang yang membawa pasukan untuk menyerang musuh dan orang-orang berkata, "Cegahlah! Tiada Tuhan selain Allah, ia menjatuhkan dirinya dalam kebinasaan!" Abu Ayyub kemudian berkata, "Wahai kaum Anshar, sesungguhnya ayat ini diturunkan kepada kita, tatkala Allah memberikan kemenangan kepada Nabi-Nya dan menampakkan agama Islam." Kami pun berkata, "Mari kita menginfakkan harta kita dan menggunakannya dalam kebaikan!" Allah kemudian menurunkan ayat, "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. " (Qs. Al Baqarah [2]: 195) Yang dimaksud "menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan''' adalah mengumpulkan harta dan menggunakannya dalam kebaikan, tetapi meninggalkan jihad (tidak mau berperang).
Abu Imran berkata, "Abu Ayyub senantiasa berperang menuju jalan Allah hingga ia dimakamkan di Konstantinopel." (Shahih)
Memanah
عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ { وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ } أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ
. Dari Uqbah bin Amir Al Juhani, ia berkata: Pada waktu Rasulullah SAW berada di atas mimbar, aku mendengar beliau mengucapkan suatu ayat dan bersabda, "Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi (Qs. Al Anfaal [8]: 60) Ketahuilah! Sungguh kekuatan itu dengan kemahiran memanah. Ketahuilah! Sungguh kekuatan itu dengan kemahiran memanah. Ketahuilah! Sungguh kekuatan itu dengan kemahiran memanah." (Shahih: Muslim)
Orang yang Berperang dan Mencari Harta Dunia
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْغَزْوُ غَزْوَانِ فَأَمَّا مَنْ ابْتَغَى وَجْهَ اللَّهِ وَأَطَاعَ الْإِمَامَ وَأَنْفَقَ الْكَرِيمَةَ وَيَاسَرَ الشَّرِيكَ وَاجْتَنَبَ الْفَسَادَ فَإِنَّ نَوْمَهُ وَنُبْهَهُ أَجْرٌ كُلُّهُ وَأَمَّا مَنْ غَزَا فَخْرًا وَرِيَاءً وَسُمْعَةً وَعَصَى الْإِمَامَ وَأَفْسَدَ فِي الْأَرْضِ فَإِنَّهُ لَمْ يَرْجِعْ بِالْكَفَافِ
. Dari Muadz bin Jabal, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Peperangan (orang yang ikut berperang) ada dua macam yaitu: (1) orang yang berperang karena Allah dan menaati imam, menginfakkan harta, memberikan kemudahan kepada teman yang ikut berperang, serta menghindari pengrusakan (orang seperti itu) tidurnya dan bangunnya adalah pahala. (2) Orang yang berperang karena sebuah kebanggaan, pamer, mencari nama baik, tidak mau patuh kepada imam, dan melakukan pengerusakan di bumi. Orang seperti ini tidak akan kembali dengan ketercukupan." (Hasan)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَجُلٌ يُرِيدُ الْجِهَادَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَهُوَ يَبْتَغِي عَرَضًا مِنْ عَرَضِ الدُّنْيَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَجْرَ لَهُ فَأَعْظَمَ ذَلِكَ النَّاسُ وَقَالُوا لِلرَّجُلِ عُدْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَعَلَّكَ لَمْ تُفَهِّمْهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَجُلٌ يُرِيدُ الْجِهَادَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَهُوَ يَبْتَغِي عَرَضًا مِنْ عَرَضِ الدُّنْيَا فَقَالَ لَا أَجْرَ لَهُ فَقَالُوا لِلرَّجُلِ عُدْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ لَهُ لَا أَجْرَ لَهُ
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, bagaimana hukumnya orang yang jihad di jalan Allah sementara ia menginginkan kemewahan harta dunia?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidak ada pahala baginya" Setelah itu orang-orang menjadi ramai! Mereka berkata kepada laki-laki tersebut, "Kembalilah kamu kepada Rasulullah SAW, mungkin kamu tidak paham dengan ucapan beliau." Setelah itu laki-laki tersebut bertanya lagi kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah! Bagaimana hukumnya orang yang berjihad di jalan Allah sementara ia menginginkan kemewahan harta dunia?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidak ada pahala baginya. " Orang-orang lalu berkata kepada laki-laki itu lagi, "Kembalilah engkau kepada Rasulullah SAW." Laki-laki tersebut datang lagi kepada Rasulullah SAW untuk ketiga kalinya, kemudian Rasulullah berkata kepada laki-laki itu, "Tidak ada pahala baginya." (Hasan)
Orang yang Bertempur untuk Kejayaan Agama Allah
عَنْ أَبِي مُوسَى أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ يُقَاتِلُ لِلذِّكْرِ وَيُقَاتِلُ لِيُحْمَدَ وَيُقَاتِلُ لِيَغْنَمَ وَيُقَاتِلُ لِيُرِيَ مَكَانَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَاتَلَ حَتَّى تَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ أَعْلَى فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
. Dari Abu Musa, ia berkata: Ada seorang Badui datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata, "(Bagaimana dengan) seorang laki-laki yang berperang supaya ia selalu diingat, dipuji, mendapatkan ghanimah, serta mendapat kedudukan? Rasulullah SAW lalu bersabda, "Orang yang berperang untuk mengakkan kalimat Allah yang tinggi (agama Islam), maka ia (berperang) di jalan Allah." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ عَمْرٍو قَالَ سَمِعْتُ مِنْ أَبِي وَائِلٍ حَدِيثًا أَعْجَبَنِي فَذَكَرَ مَعْنَاهُ
. Dari Amru, ia berkata: "Aku mendengar sebuah hadits dari Abu Wa'il yang membuatku kagum." Ia lalu menuturkan makna hadits tersebut. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Keutamaan Syuhada
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أُصِيبَ إِخْوَانُكُمْ بِأُحُدٍ جَعَلَ اللَّهُ أَرْوَاحَهُمْ فِي جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ تَرِدُ أَنْهَارَ الْجَنَّةِ تَأْكُلُ مِنْ ثِمَارِهَا وَتَأْوِي إِلَى قَنَادِيلَ مِنْ ذَهَبٍ مُعَلَّقَةٍ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ فَلَمَّا وَجَدُوا طِيبَ مَأْكَلِهِمْ وَمَشْرَبِهِمْ وَمَقِيلِهِمْ قَالُوا مَنْ يُبَلِّغُ إِخْوَانَنَا عَنَّا أَنَّا أَحْيَاءٌ فِي الْجَنَّةِ نُرْزَقُ لِئَلَّا يَزْهَدُوا فِي الْجِهَادِ وَلَا يَنْكُلُوا عِنْدَ الْحَرْبِ فَقَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ أَنَا أُبَلِّغُهُمْ عَنْكُمْ قَالَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ
. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Ketika saudara kalian terbunuh dalam pertempuran yang berlangsung di gunung Uhud, Allah menjadikan arwah mereka berada di dalam tubuh burung yang berwarna hijau, ia (burung tersebut) berada di sungai surga, memakan buah-buah yang ada di situ, dan bernaung di dalam sangkar dari emas yang tergantung di Arsy. Ketika mereka (arwah para syuhada) mendapatkan makanan, minuman, dan tempat yang sangat baik, mereka berkata, 'Siapa yang akan memberi tahu keadaan kita kepada saudara kita (di dunia) bahwa kita (senantiasa masih) hidup dan diberi rezeki (oleh Allah), agar mereka tidak enggan berjihad dan tidak takut berperang?' Allah pun berfirman, 'Aku yang akan menyampaikan kabar (berita) tentang kalian.' "Allah kemudian menurunkan ayat, 'Janganlah engkau mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki'. " (Qs. Aali 'Imraan [3]: 169) {Hasan)
حَسْنَاءُ بِنْتُ مُعَاوِيَةَ الصَّرِيمِيَّةُ قَالَتْ حَدَّثَنَا عَمِّي قَالَ قُلْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فِي الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْجَنَّةِ وَالشَّهِيدُ فِي الْجَنَّةِ وَالْمَوْلُودُ فِي الْجَنَّةِ وَالْوَئِيدُ فِي الْجَنَّةِ
. Dari Hasna' binti Mu'awiyah Ash-Sharimiyah, ia berkata: Pamanku bercerita kepada kami bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Siapa saja yang berada di surga?" Rasulullah menjawab, "Rasulullah SAW berada di surga, orang yang mati syahid berada di surga, anak kecil yang meninggal ketika dilahirkan berada di surga, dan anak kecil yang dikubur hidup-hidup berada di surga." (Shahih)
Syuhada Memberikan Syafaat
نِمْرَانُ بْنُ عُتْبَةَ الذِّمَارِيُّ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى أُمِّ الدَّرْدَاءِ وَنَحْنُ أَيْتَامٌ فَقَالَتْ أَبْشِرُوا فَإِنِّي سَمِعْتُ أَبَا الدَّرْدَاءَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشَفَّعُ الشَّهِيدُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ
. Dari Nimran bin Utbah Adz-Dzimari, ia berkata: "Kami singgah di rumah Ummu Darda' pada waktu itu kami adalah anak-anak yatim. Ia (Ummu Darda') berkata, "Berbahagialah kalian, karena aku mendengar Abu Darda' berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang mati syahid dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang anggota keluarganya. " (Shahih)
Cahaya yang Tampak dari Kubur Orang yang Mati Syahid
عَنْ عُبَيْدِ بْنِ خَالِدٍ السُّلَمِيِّ قَالَ آخَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ رَجُلَيْنِ فَقُتِلَ أَحَدُهُمَا وَمَاتَ الْآخَرُ بَعْدَهُ بِجُمُعَةٍ أَوْ نَحْوِهَا فَصَلَّيْنَا عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قُلْتُمْ فَقُلْنَا دَعَوْنَا لَهُ وَقُلْنَا اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَأَلْحِقْهُ بِصَاحِبِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَيْنَ صَلَاتُهُ بَعْدَ صَلَاتِهِ وَصَوْمُهُ بَعْدَ صَوْمِهِ شَكَّ شُعْبَةُ فِي صَوْمِهِ وَعَمَلُهُ بَعْدَ عَمَلِهِ إِنَّ بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
. Dari Ubaid bin Khalid As-Sulami, ia berkata: Rasulullah SAW pernah mempersaudarakan dua orang laki-laki, kemudian salah satunya terbunuh dan yang satunya lagi meninggal seminggu setelahnya. Kami menshalatinya, lalu Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian ucapkan?" Kami menjawab, "Kami mendoakannya wahai Rasulullah. Kami membaca, 'Ya Allah, ampunilah dia (laki-laki itu) dan susulkan ia kepada sahabatnya'." Setelah itu Rasulullah SAW berkata, "Mana shalatnya setelah shalat temannya (apakah kalian melihat shalatnya sebagaimana temannya), puasanya setelah puasa temannya, -dalam hal ini Syu 'bah ragu dengan kata puasanya' - dan amalnya setelah amal temannya? Sesungguhnya antara keduanya bagaikan langit dan bumi. " (Shahih)
Pembolehan dalam Mengambil Bantuan dari Orang Lain untuk Jihad
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْغَازِي أَجْرُهُ وَلِلْجَاعِلِ أَجْرُهُ وَأَجْرُ الْغَازِي
. Dari Abdullah bin Amru, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Bagi orang yang berperang adalah pahalanya, sedangkan bagi orang yang memberikan bekal (secara sukarela kepada orang yang ikut perang) adalah pahalanya dan juga pahala orang yang berperang." (Shahih)
Orang yang Disewa untuk Berperang
يَعْلَى ابْنَ مُنْيَةَ قَالَ آذَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْغَزْوِ وَأَنَا شَيْخٌ كَبِيرٌ لَيْسَ لِي خَادِمٌ فَالْتَمَسْتُ أَجِيرًا يَكْفِينِي وَأُجْرِي لَهُ سَهْمَهُ فَوَجَدْتُ رَجُلًا فَلَمَّا دَنَا الرَّحِيلُ أَتَانِي فَقَالَ مَا أَدْرِي مَا السُّهْمَانِ وَمَا يَبْلُغُ سَهْمِي فَسَمِّ لِي شَيْئًا كَانَ السَّهْمُ أَوْ لَمْ يَكُنْ فَسَمَّيْتُ لَهُ ثَلَاثَةَ دَنَانِيرَ فَلَمَّا حَضَرَتْ غَنِيمَتُهُ أَرَدْتُ أَنْ أُجْرِيَ لَهُ سَهْمَهُ فَذَكَرْتُ الدَّنَانِيرَ فَجِئْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْتُ لَهُ أَمْرَهُ فَقَالَ مَا أَجِدُ لَهُ فِي غَزْوَتِهِ هَذِهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا دَنَانِيرَهُ الَّتِي سَمَّى
. Dari Ya'la bin Muniyah, ia berkata: Rasulullah SAW memberi izin untuk berperang. Pada waktu itu aku sudah tua dan tidak mempunyai pembantu, maka aku mencari orang sewaan yang dapat mencukupiku (sebagai ganti andilku dalam berperang). Aku memberinya upah dengan bagiannya. Aku pun menemukan seorang laki-laki, dan tatkala waktu keberangkatan telah dekat, laki-laki itu mendatangiku dan berkata, "Aku tidak tahu apa itu dua bagian, bagianku tidak sampai, maka berikanlah sesuatu kepadaku, baik bagian itu ada maupun tidak ada!" Aku lalu memberinya tiga dinar. Tatkala ghanimah (rampasan perang) datang, aku ingin memberikan bagiannya, tetapi aku teringat dengan beberapa dinar (yang telah diberikan), maka aku mendatangi Nabi SAW dan menceritakan perihal laki-laki tadi. Rasulullah kemudian bersabda, "Aku tidak melihat perang yang dilakukannya ini baik di dunia dan di akhirat kecuali beberapa dinar yang telah diberikan (hanya mendapatkan dinar dan tidak mendapatkan ghanimah atau pahala di akhirat)." (Shahih)
Orang yang Berperang sedangkan Kedua Orang Tuanya Tidak Merestui
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ جِئْتُ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَتَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ فَقَالَ ارْجِعْ عَلَيْهِمَا فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا
. Dari Abdullah bin Amru, ia berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata, "Ya Rasulullah, aku datang untuk berbaiat kepadamu guna hijrah (berperang), dan aku telah meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis." Rasulullah kemudian menjawab, "Kembalilah kamu kepada keduanya dan buatlah keduanya tersenyum sebagaimana kamu telah membuat keduanya menangis." (Shahih)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أُجَاهِدُ قَالَ أَلَكَ أَبَوَانِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
. Dari Abdullah bin Amru, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata, "Ya Rasulullah, bolehkah aku berjihad?" Rasulullah bertanya, "Apakah engkau memiliki kedua orang tua?" Ia menjawab, "Ya (aku punya)," Rasulullah kemudian berkata, "Berjihadlah (berbakti) kepada keduanya." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَجُلًا هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْيَمَنِ فَقَالَ هَلْ لَكَ أَحَدٌ بِالْيَمَنِ قَالَ أَبَوَايَ قَالَ أَذِنَا لَكَ قَالَ لَا قَالَ ارْجِعْ إِلَيْهِمَا فَاسْتَأْذِنْهُمَا فَإِنْ أَذِنَا لَكَ فَجَاهِدْ وَإِلَّا فَبِرَّهُمَا
. Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata: Seorang laki-laki dari Yaman datang kepada Rasulullah (guna meminta izin untuk berjihad), Rasulullah berkata, "Apakah di Yaman engkau memiliki seseorang (keluarga)?" Laki-laki tersebut menjawab, "Aku masih memiliki orang tua." Rasulullah bertanya, "Apakah keduanya telah mengizinkanmu (untuk jihad)?" Laki-laki itu menjawab, "Tidak." Rasulullah kemudian bersabda, "Kembalilah dan minta izinlah kepada keduanya. Apabila keduanya mengizinkanmu maka berjihadlah, namun apabila tidak (mengizinkanmu) maka berbuat baiklah kepada keduanya." (Shahih)
Wanita yang Berperang
عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْزُو بِأُمِّ سُلَيْمٍ وَنِسْوَةٍ مِنْ الْأَنْصَارِ لِيَسْقِينَ الْمَاءَ وَيُدَاوِينَ الْجَرْحَى
. Dari Anas, ia berkata: Rasulullah pernah berperang dengan mengajak Ummu Sulaim dan para wanita Anshar, agar mereka memberikan air minum dan mengobati (tentara) yang terluka. (Shahih: Muslim)
Orang yang Menanggung Ongkos Orang Lain yang Ikut Berperang
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَرَادَ أَنْ يَغْزُوَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ إِنَّ مِنْ إِخْوَانِكُمْ قَوْمًا لَيْسَ لَهُمْ مَالٌ وَلَا عَشِيرَةٌ فَلْيَضُمَّ أَحَدُكُمْ إِلَيْهِ الرَّجُلَيْنِ أَوْ الثَّلَاثَةِ فَمَا لِأَحَدِنَا مِنْ ظَهْرٍ يَحْمِلُهُ إِلَّا عُقْبَةٌ كَعُقْبَةِ يَعْنِي أَحَدِهِمْ قَالَ فَضَمَمْتُ إِلَيَّ اثْنَيْنِ أَوْ ثَلَاثَةً قَالَ مَا لِي إِلَّا عُقْبَةٌ كَعُقْبَةِ أَحَدِهِمْ مِنْ جَمَلِي
. Dari Jabir bin Abdullah: Diceritakan dari Rasulullah SAW, bahwa apabila beliau hendak berperang, beliau bersabda, "Wahai para sahabat Muhajirin dan Anshar, sesungguhnya ada sebagian orang di antara saudara-saudara kalian yang tidak memiliki harta dan keluarga, maka itu hendaklah salah seorang di antara kalian menggabungkan dua atau tiga orang dengannya." Kemudian tidak ada salah seorang di antara kami melainkan ia bergantian kendaraan dengan orang yang digabungkannya.
Jabir berkata, "Aku menggabungkan dua atau tiga orang, dan kesempatan untuk mengendarai unta aku bagi rata." (Shahih)
Orang yang Berperang dengan Mengharap Upah dan Ghanimah
ابْنَ زُغْبٍ الْإِيَادِيَّ حَدَّثَهُ قَالَ نَزَلَ عَلَيَّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَوَالَةَ الْأَزْدِيُّ فَقَالَ لِي بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَغْنَمَ عَلَى أَقْدَامِنَا فَرَجَعْنَا فَلَمْ نَغْنَمْ شَيْئًا وَعَرَفَ الْجَهْدَ فِي وُجُوهِنَا فَقَامَ فِينَا فَقَالَ اللَّهُمَّ لَا تَكِلْهُمْ إِلَيَّ فَأَضْعُفَ عَنْهُمْ وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَيَعْجِزُوا عَنْهَا وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى النَّاسِ فَيَسْتَأْثِرُوا عَلَيْهِمْ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِي أَوْ قَالَ عَلَى هَامَتِي ثُمَّ قَالَ يَا ابْنَ حَوَالَةَ إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتْ أَرْضَ الْمُقَدَّسَةِ فَقَدْ دَنَتْ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَابِلُ وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْ النَّاسِ مِنْ يَدِي هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ
. Dari Ibnu Zughb Al Iyadi, ia berkata: Abdullah bin Hawwalah Al Azdi datang kepadaku dan berkata, "Rasulullah SAW mengutus kami untuk mencari ghanimah dengan usaha kami sendiri, kemudian kami kembali dan tidak mendapatkan ghanimah sama sekali. Rasulullah mengetahui jerih payah pada wajah kami, maka beliau berdiri di tengah-tengah kami dan bersabda, "Ya Allah! jangan bebankan mereka kepadaku sehingga aku menjadi lemah, jangan bebankan mereka terhadap diri mereka sehingga mereka menjadi lemah, serta jangan bebankan mereka kepada orang lain sehingga mereka mementingkan diri mereka sendiri." Setelah itu Rasulullah meletakkan tangan beliau di kepalaku kemudian bersabda, "Wahai Ibnu Hawalah! Jika kamu melihat kepemimpinan telah berada di tanah suci, maka gempa, cobaan, serta permasalahan besar telah dekat. Hari Kiamat pada waktu itu lebih dekat dengan manusia daripada kedekatan tanganku ini dengan kepalamu. " (Shahih)
Orang yang Menjual Dirinya (di Jalan Allah)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِبَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ مِنْ رَجُلٍ غَزَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَانْهَزَمَ يَعْنِي أَصْحَابَهُ فَعَلِمَ مَا عَلَيْهِ فَرَجَعَ حَتَّى أُهَرِيقَ دَمُهُ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لِمَلَائِكَتِهِ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي رَجَعَ رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدِي حَتَّى أُهَرِيقَ دَمُهُ
. Dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT kagum terhadap orang yang berperang di jalan Allah lalu terpisah —maksudnya terpisah dengan teman-temannya— kemudian mengetahui kejadian yang menimpanya, lalu kembali hingga darahnya ditumpahkan (terbunuh). Allah akan berflrman kepada malaikat-Nya, 'Lihatlah hamba-Ku, ia kembali karena cintanya kepada-Ku, berharap pada apa yang Ku-miliki, hingga darahnya ditumpahkan (terbunuh). " {Hasan)
Orang yang Masuk Islam dan Dibunuh (Tempatnya di Surga)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنْ عَمْرَو بْنَ أُقَيْشٍ كَانَ لَهُ رِبًا فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَكَرِهَ أَنْ يُسْلِمَ حَتَّى يَأْخُذَهُ فَجَاءَ يَوْمُ أُحُدٍ فَقَالَ أَيْنَ بَنُو عَمِّي قَالُوا بِأُحُدٍ قَالَ أَيْنَ فُلَانٌ قَالُوا بِأُحُدٍ قَالَ فَأَيْنَ فُلَانٌ قَالُوا بِأُحُدٍ فَلَبِسَ لَأْمَتَهُ وَرَكِبَ فَرَسَهُ ثُمَّ تَوَجَّهَ قِبَلَهُمْ فَلَمَّا رَآهُ الْمُسْلِمُونَ قَالُوا إِلَيْكَ عَنَّا يَا عَمْرُو قَالَ إِنِّي قَدْ آمَنْتُ فَقَاتَلَ حَتَّى جُرِحَ فَحُمِلَ إِلَى أَهْلِهِ جَرِيحًا فَجَاءَهُ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ فَقَالَ لِأُخْتِهِ سَلِيهِ حَمِيَّةً لِقَوْمِكَ أَوْ غَضَبًا لَهُمْ أَمْ غَضَبًا لِلَّهِ فَقَالَ بَلْ غَضَبًا لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ فَمَاتَ فَدَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَا صَلَّى لِلَّهِ صَلَاةً
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Pada zaman jahiliyah Amru bin Uqais memiliki riba yang enggan untuk diserahkan, sehingga ia mengambilnya. Kemudian datanglah hari (terjadinya perang) Uhud, ia bertanya, "Di mana anak-anak pamanku?" Orang-orang menjawab, "Ada di Uhud." Ia bertanya lagi, "Di mana si fulan?" Orang-orang berkata, "Ada di Uhud." Ia bertanya lagi, "Di mana si fulan (yang satunya lagi)?" Orang-orang kembali menjawab, "Ada di Uhud." Setelah itu ia mengenakan pakaian perangnya dan menunggang kudanya menuju arah mereka. Tatkala orang-orang Islam melihatnya, mereka berkata, "Kamu ada di tangan kami wahai Amru!" Ia (Amru) berkata, "Sesungguhnya aku telah beriman." Ia kemudian bertempur hingga terluka, maka ia dibawa kepada keluarganya dalam keadaan terluka. Lalu datanglah Sa'id bin Mu'adz, ia berkata kepada saudara perempuannya, "Tanyalah kepadanya, (ia berperang) karena fanatik terhadap kaummu atau karena marah kepada mereka, atau marah karena Allah?" Ia berkata, "Marah karena Allah dan Rasul-Nya." Ia lalu meninggal dan masuk surga. Padahal, ia tidak pernah shalat." (Hasan)
Orang yang Meninggal karena Senjatanya Sendiri
سَلَمَةَ بْنَ الْأَكْوَعِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيْبَرَ قَاتَلَ أَخِي قِتَالًا شَدِيدًا فَارْتَدَّ عَلَيْهِ سَيْفُهُ فَقَتَلَهُ فَقَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ذَلِكَ وَشَكُّوا فِيهِ رَجُلٌ مَاتَ بِسِلَاحِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاتَ جَاهِدًا مُجَاهِدًا. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبُوا مَاتَ جَاهِدًا مُجَاهِدًا فَلَهُ أَجْرُهُ مَرَّتَيْنِ
. Dari Salamah bin Akwa', ia berkata: 'Pada waktu terjadi perang Khaibar, saudaraku berperang dengan dahsyatnya, hingga pedangnya berbalik mengenai dirinya sendiri dan membunuhnya. Para sahabat Rasulullah berkomentar mengenai hal tersebut karena mereka bingung dan ragu (tentang status kematiannya), mereka pun mengadukannya kepada Rasulullah, "Seseorang telah meninggal dengan senjatanya sendiri." Rasulullah SAW lalu bersabda, "Ia telah meninggal sebagai pejuang yang benar-benar berjuang. " {Shahih: Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan: Mereka telah berbohong, ia telah meninggal sebagai pejuang yang benar-benar berjuang, dan baginya adalah pahala dua kali lipat." (Shahih: Muslim)
Doa Ketika Berhadapan dengan Musuh
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا. عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَوَقْتُ الْمَطَرِ
. Dari Sahal bin Sa'ad, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua macam doa yang tidak tertolak —atau sedikit sekali akan tertolak— yaitu doa sewaktu adzan dan doa ketika peperangan dalam kondisi yang menegangkan, yakni ketika pasukan yang satu menyerang pasukan yang lain. "
Dalam riwayat lain ada tambahan: Dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Dan pada waktu hujan." (Shahih)
Orang yang Memohon kepada Allah agar Menjadi Syuhada
أَنَّ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فُوَاقَ نَاقَةٍ فَقَدْ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَمَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْقَتْلَ مِنْ نَفْسِهِ صَادِقًا ثُمَّ مَاتَ أَوْ قُتِلَ فَإِنَّ لَهُ أَجْرَ شَهِيدٍ زَادَ ابْنُ الْمُصَفَّى مِنْ هُنَا وَمَنْ جُرِحَ جُرْحًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ نُكِبَ نَكْبَةً فَإِنَّهَا تَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَغْزَرِ مَا كَانَتْ لَوْنُهَا لَوْنُ الزَّعْفَرَانِ وَرِيحُهَا رِيحُ الْمِسْكِ وَمَنْ خَرَجَ بِهِ خُرَاجٌ فِي سَبِيلِ اللَّهَ فَإِنَّ عَلَيْهِ طَابَعَ الشُّهَدَاءِ
. Dari Mu'adz bin Jabal, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berperang di jalan Allah selama orang memeras susu unta, maka ia berhak masuk surga. Barangsiapa memohon kepada Allah untuk berperang secara tulus dari jiwanya kemudian ia meninggal atau dibunuh, maka baginya pahala orang yang mati syahid. Barangsiapa terluka dalam perang menuju jalan Allah, atau terluka dengan mengeluarkan darah, maka pada Hari Kiamat luka itu datang sederas darah yang mengalir sewaktu terluka. Luka itu kelak warnanya seperti warna Za'faran dan wanginya seperti minyak misik. Barangsiapa keluar untuk berperang di jalan Allah, maka baginya cap syuhada." (Shahih)
Larangan Memotong Jambul dan Ekor Kuda
عَنْ عُتْبَةَ بْنِ عَبْدٍ السُّلَمِيِّ وَهَذَا لَفْظُهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تَقُصُّوا نَوَاصِي الْخَيْلِ وَلَا مَعَارِفَهَا وَلَا أَذْنَابَهَا فَإِنَّ أَذْنَابَهَا مَذَابُّهَا وَمَعَارِفَهَا دِفَاؤُهَا وَنَوَاصِيَهَا مَعْقُودٌ فِيهَا الْخَيْرُ
. Dari Utbah bin Abd As-Sullami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian mencukur jambul, rambut yang tumbuh di leher, dan ekor kuda. Karena, ekor kuda adalah alat pengusir lalat, rambut yang tumbuh di leher adalah alat pelindung, sedangkan jambul adalah pintalan yang menyimpan kebaikan. " (Shahih)
Warna-Warna Kuda yang Disukai
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُمْنُ الْخَيْلِ فِي شُقْرِهَا
. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Keberkahan seekor kuda terletak pada warna kemerahannya." (Hasan)
Apakah Kuda Betina Juga Dinamakan Faras?
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَمِّي الْأُنْثَى مِنْ الْخَيْلِ فَرَسًا
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW menamakan kuda betina dengan Faras. " (Shahih)
Hal yang Tidak Disukai dari Kuda
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُ الشِّكَالَ مِنْ الْخَيْلِ وَالشِّكَالُ يَكُونُ الْفَرَسُ فِي رِجْلِهِ الْيُمْنَى بَيَاضٌ وَفِي يَدِهِ الْيُسْرَى بَيَاضٌ أَوْ فِي يَدِهِ الْيُمْنَى وَفِي رِجْلِهِ الْيُسْرَى
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah tidak menyukai syikal pada kuda. Syikal adalah warna putih di kaki kanan belakang dan di kaki kiri depan. Atau warna putih di kaki kanan depan dan di kaki kiri belakang. (Shahih: Muslim)
Cara Memperlakukan Binatang
عَنْ سَهْلِ ابْنِ الْحَنْظَلِيَّةِ قَالَ مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبَعِيرٍ قَدْ لَحِقَ ظَهْرُهُ بِبَطْنِهِ فَقَالَ اتَّقُوا اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهَائِمِ الْمُعْجَمَةِ فَارْكَبُوهَا صَالِحَةً وَكُلُوهَا صَالِحَةً
. Dari Sahal bin Hanzhaliyah, ia berkata: "Rasulullah SAW pernah melewati seekor unta yang punggungnya bertemu dengan perutnya (karena kelaparan atau kurus), kemudian beliau bersabda, "Takutlah kalian kepada Allah atas binatang yang bisu ini. Kendarailah ia dengan cara yang baik dan berilah ia makan dengan cara yang baikpula. " (Shahih)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ أَرْدَفَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَلْفَهُ ذَاتَ يَوْمٍ فَأَسَرَّ إِلَيَّ حَدِيثًا لَا أُحَدِّثُ بِهِ أَحَدًا مِنْ النَّاسِ وَكَانَ أَحَبُّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِحَاجَتِهِ هَدَفًا أَوْ حَائِشَ نَخْلٍ قَالَ فَدَخَلَ حَائِطًا لِرَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَإِذَا جَمَلٌ فَلَمَّا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَنَّ وَذَرَفَتْ عَيْنَاهُ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَسَحَ ذِفْرَاهُ فَسَكَتَ فَقَالَ مَنْ رَبُّ هَذَا الْجَمَلِ لِمَنْ هَذَا الْجَمَلُ فَجَاءَ فَتًى مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ أَفَلَا تَتَّقِي اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهِيمَةِ الَّتِي مَلَّكَكَ اللَّهُ إِيَّاهَا فَإِنَّهُ شَكَا إِلَيَّ أَنَّكَ تُجِيعُهُ وَتُدْئِبُهُ
. Dari Abdullah bin Ja'far, ia berkata: Pada suatu hari Rasulullah SAW mengajakku menumpang di belakang tunggangannya dan menyampaikan rahasia kepadaku, yang rahasia itu tidak akan aku sampaikan kepada siapa pun. Yang paling Rasulullah sukai ketika menunaikan hajat adalah menutupinya dengan tempat yang berdindingkan pohon kurma. Nabi kemudian menuju ke kebun seorang sahabat Anshar, namun tiba-tiba datang seekor unta. Ketika unta tersebut melihat Nabi SAW, sang unta merintih dan mencucurkan air mata. Nabi mendatangi unta tersebut dan mengusap telinganya hingga unta itu terdiam. Setelah itu Nabi berkata, "Siapakah pemilik unta ini? Siapakah yang mempunyai unta ini? " Kemudian datanglah seorang pemuda Anshar dan berkata, "Ini untaku wahai Rasulullah!" Rasulullah kemudian berkata, "Apakah kamu tidak takut kepada Allah atas binatang yang diberikan Allah untukmu? Sesungguhnya unta ini mengadu kepadaku bahwa kamu telah membuatnya kelaparan dan melelahkannya. " (Shahih: Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَنِي فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ فَأَمْسَكَهُ بِفِيهِ حَتَّى رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا فَقَالَ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Ketika seorang laki-laki berjalan di sebuah jalan, tiba-tiba ia merasa sangat haus, lalu ia menemukan sebuah sumur dan ia pun turun menuju sumur tersebut kemudian minum. Setelah itu ia keluar dan pergi, namun tiba-tiba ia melihat seekor anjing menjulurkan lidahnya sambil menjilat-jilat tanah karena sangat haus. Orang itu berkata, 'Anjing itu pasti sangat haus, sama seperti yang aku alami tadi.' Orang itu kemudian turun lagi ke dalam sumur, lalu mengisi air ke dalam sepatu, kemudian membawanya ke atas dengan cara menggigitnya. Setelah itu dia meminumkannya kepada anjing itu. Allah pun membalas kebaikan orang itu dan mengampuninya. " Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah SAW, apakah kita mendapat pahala kalau kita berbuat baik kepada binatang?" Rasulullah menjawab, "(menyayangi) setiap makhluk yang bernyawa ada pahalanya." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Kembali ke Rumah setelah Melakukan Perjalanan
أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ كُنَّا إِذَا نَزَلْنَا مَنْزِلًا لَا نُسَبِّحُ حَتَّى تُحَلَّ الرِّحَالُ
. Dari Anas bin Malik, ia berkata: "Ketika sampai di rumah kami tidak melakukan shalat sunah (terlebih dahulu) hingga barang-barang (perjalanan) dibereskan." {Shahih)
Mengalungi Leher Kuda dengan Tali Senar
أَبَا بَشِيرٍ الْأَنْصَارِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولًا قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ وَالنَّاسُ فِي مَبِيتِهِمْ لَا يَبْقَيَنَّ فِي رَقَبَةِ بَعِيرٍ قِلَادَةٌ مِنْ وَتَرٍ وَلَا قِلَادَةٌ إِلَّا قُطِعَتْ قَالَ مَالِكٌ أَرَى أَنَّ ذَلِكَ مِنْ أَجْلِ الْعَيْنِ
. Dari Abu Basyir Al Anshari, ia berkata: Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam sebagian besar perjalanan beliau. Rasulullah memerintahkan seorang utusan dengan bersabda - (pada waktu itu) orang-orang tengah berada di tempat tinggalnya- "Jangan ada tali senar yang mengalungi leher unta, atau tali lain, kecuali harus diputuskan." (Shahih)
Malik berkata, "Menurutku hal itu dilakukan untuk menangkal hasad."
Cara Memuliakan dan Memelihara Kuda serta Mengusap Bagian Belakangnya
عَنْ أَبِي وَهْبٍ الْجُشَمِيِّ وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْتَبِطُوا الْخَيْلَ وَامْسَحُوا بِنَوَاصِيهَا وَأَعْجَازِهَا أَوْ قَالَ أَكْفَالِهَا وَقَلِّدُوهَا وَلَا تُقَلِّدُوهَا الْأَوْتَارَ
. Dari Abu Wahab Al Jusyami —ia memiliki teman— ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Peliharalah kuda, usaplah jambul dan ekornya, -atau beliau berkata, "Bokongnya "— serta ikatlah ia, tetapi jangan menggunakan tali senar. " (Hasan)
Mengalungkan Lonceng pada Binatang
عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ رِفْقَةً فِيهَا جَرَسٌ
. Dari Ummu Habibah, dari Nabi SAW, ia bersabda, "Malaikat tidak ingin bersama rombongan yang ada loncengnya." (Shahih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ رِفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ أَوْ جَرَسٌ
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Malaikat tidak ingin bersama rombongan yang ada anjing atau loncengnya." (Shahih)
عن أبي هريرة : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال في الجرس مزمار الشيطان
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah pernah bersabda mengenai lonceng, "(Lonceng itu termasuk) seruling syetan." {Shahih: Muslim)
Menaiki Al Jalalah (Binatang yang Suka Makan Kotoran)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ نُهِيَ عَنْ رُكُوبِ الْجَلَّالَةِ
. Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Dilarang menaiki hewan yang suka makan kotoran." (Shahih)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْجَلَّالَةِ فِي الْإِبِلِ أَنْ يُرْكَبَ عَلَيْهَا
. Dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah SAW melarang menunggangi unta yang suka makan kotorannya sendiri." (Hasan: Shahih)
Orang yang Memberi Nama Hewan Peliharaannya
عَنْ مُعَاذٍ قَالَ كُنْتُ رِدْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ
. Dari Mu'adz, ia berkata: "Aku memboceng Rasulullah di atas seekor himar yang diberi nama Ufair." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Larangan Memaki Binatang Ternak
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي سَفَرٍ فَسَمِعَ لَعْنَةً فَقَالَ مَا هَذِهِ قَالُوا هَذِهِ فُلَانَةُ لَعَنَتْ رَاحِلَتَهَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَعُوا عَنْهَا فَإِنَّهَا مَلْعُونَةٌ فَوَضَعُوا عَنْهَا قَالَ عِمْرَانُ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهَا نَاقَةٌ وَرْقَاءُ
. Dari Imran bin Hushain, ia berkata: Pada waktu Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan, beliau mendengar sebuah cacian, maka beliau bertanya, ''''Ada apa ini?" Orang-orang menjawab, "Fulanah sedang mencaci (melaknat) hewan tunggangannya." Setelah itu Rasulullah SAW berkata, "Tinggalkanlah dia (hewan itu), karena dia sudah di kutuk " Setelah itu mereka meninggalkan hewan itu. {Shahih: Muslim)
Imran berkata, "Seakan-akan aku melihat seekor unta yang berwarna kehitam-hitaman."
Memberikan Tanda atau Tato pada Binatang
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَخٍ لِي حِينَ وُلِدَ لِيُحَنِّكَهُ فَإِذَا هُوَ فِي مِرْبَدٍ يَسِمُ غَنَمًا أَحْسَبُهُ قَالَ فِي آذَانِهَا
. Dari Anas bin Malik, ia berkata: Aku mendatangi Rasulullah SAW dengan membawa saudaraku yang baru lahir agar beliau men-tahnik-nya.. Pada waktu itu beliau berada di tempat penambatan unta, sedang memberi cap pada kambing —perawi mengira Anas mengatakan pada telinganya—." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Larangan Memberi Tanda atau Cap dan Memukul Muka Binatang
عن جابر : أن النبي صلى الله عليه وسلم مر عليه بحمار قد وسم في وجهه فقال أما بلغكم أني قد لعنت من وسم البهيمة في وجهها أو ضربها في وجهها فنهى عن ذلك
. Dari Jabir, ia berkata: Suatu ketika ada seekor himar atau keledai yang dicap mukanya lewat di hadapan Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidakkah aku telah sampaikan kepada kalian bahwa aku melaknat orang yang mengecap hewan ternaknya di mukanya, atau memukulnya di wajahnya." Beliau lalu melarang hal tersebut (mengecap dan memukul di wajah binatang). (Shahih: Muslim)
Kemakruhan Mengawinkan Keledai dengan Kuda
عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال : أهديت لرسول الله صلى الله عليه وسلم بغلة فركبها فقال علي لو حملنا الحمير على الخيل فكانت لنا مثل هذه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إنما يفعل ذلك الذين لا يعلمون
. Dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata: Rasulullah SAW pernah dihadiahi kuda kecil betina, kemudian beliau menungganginya. Aku lalu berkata, "Seandainya kita mengawinkan keledai dengan kuda, maka kita akan memiliki (hewan yang bagus) seperti ini!" Rasulullah kemudian bersabda, "Yang melakukan hal itu adalah orang-orang yang tidak mengerti. " (Shahih)
Tiga Orang yang Menunggangi Satu Hewan Tunggangan
عبد الله بن جعفر قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا قدم من سفر استقبل فأينا استقبل أولا جعله أمامه فاستقبل بي فحملني أمامه ثم استقبل بحسن أو حسين فجعله خلفه فدخلنا المدينة وإنا لكذلك
. Dari Abdullah bin Ja'far, ia berkata: Suatu ketika Rasululah SAW tiba dari bepergian, beliau menjumpai kami, siapa saja di antara kita yang dijumpai pertama kali, beliau memposisikannya berada di depan beliau. Kemudian Rasulullah menjumpaiku dan memposisikan di depan beliau. Setelah itu menjumpai Hasan dan Husain dan memposisikannya di belakang beliau. Kemudian kami memasuki kota Madinah dan kami melakukan seperti itu." {Shahih: Muslim)
Sikap terhadap Binatang Peliharaan
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إياكم أن تتخذوا ظهور دوابكم منابر فإن الله إنما سخرها لكم لتبلغكم إلى بلد لم تكونوا بالغيه إلا بشق الأنفس وجعل لكم الأرض فعليها فاقضوا حاجتكم
. Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Jangan sekali-kali kalian jadikan punggung hewan (peliharaan) kalian sebagai mimbar, karena Allah telah menundukkan hewan tersebut untuk kalian semua dengan tujuan mengantarkan kalian ke suatu daerah yang tidak dapat ditempuh oleh kalian kecuali dengan susah payah. Allah juga menciptakan bumi untuk kalian semua, maka terhadapnya kalian memenuhi kebutuhan kalian. (Shahih)
Mempercepat Perjalanan dan Larangan Bermalam di Tengah Jalan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَافَرْتُمْ فِي الْخِصْبِ فَأَعْطُوا الْإِبِلَ حَقَّهَا وَإِذَا سَافَرْتُمْ فِي الْجَدْبِ فَأَسْرِعُوا السَّيْرَ فَإِذَا أَرَدْتُمْ التَّعْرِيسَ فَتَنَكَّبُوا عَنْ الطَّرِيقِ
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian melakukan perjalanan (melewati) tanah yang subur, maka berilah hak terhadap unta (istirahatkanlah sebentar atau memperlambat perjalanan). Jika kalian melakukan perjalanan di atas tanah yang gersang, maka percepatlah perjalanan. Jika kalian ingin menginap atau bermalam, maka menjauhlah dari jalanan. " (Shahih)
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ هَذَا قَالَ بَعْدَ قَوْلِهِ حَقَّهَا وَلَا تَعْدُوا الْمَنَازِلَ
. Dari Jabir bin Abdullah, dari Nabi SAW —sebagaimana hadits tadi—. Beliau bersabda setelah kalimat "haknya", "jangan melewati rumah-rumah." (Shahih)
Bepergian pada Malam Hari
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِالدُّلْجَةِ فَإِنَّ الْأَرْضَ تُطْوَى بِاللَّيْلِ
. Dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah bepergian pada malam hari, karena bumi dilipat pada malam hari (maksudnya jarak terasa dekat)." (Shahih)
Pemilik Hewan Lebih Berhak Berada di Depan
بُرَيْدَةَ يَقُولُ بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِي جَاءَ رَجُلٌ وَمَعَهُ حِمَارٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ارْكَبْ وَتَأَخَّرَ الرَّجُلُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَنْتَ أَحَقُّ بِصَدْرِ دَابَّتِكَ مِنِّي إِلَّا أَنْ تَجْعَلَهُ لِي قَالَ فَإِنِّي قَدْ جَعَلْتُهُ لَكَ فَرَكِبَ
. Dari Buraidah, ia berkata, Ketika Rasulullah SAW sedang berjalan, tiba-tiba datang seorang laki-laki sambil membawa himar (keledai). Laki-laki tersebut berkata, "Wahai Rasulullah, naiklah (laki-laki tersebut berada di belakang), Rasulullah SAW berkata, "Tidak, kamu lebih berhak berada di depan hewanmu daripada aku, kecuali engkau menjadikannya untukku." Laki-laki tersebut berkata, "Aku telah menjadikannya untukmu." Rasulullah menaikinya. {Hasan: Shahih)
Hewan yang Dikorbankan dalam Peperangan
يحيى بن عباد حدثني أبي الذي أرضعني وهو أحد بني مرة بن عوف وكان في الغزاة غزاة مؤتة قال : والله لكأني أنظر إلى جعفر حين اقتحم عن فرس له شقراء فعقرها ثم قاتل القوم حتى قتل
. Dari Abbad bin Abdullah bin Jubair, ia berkata: Bapakku bercerita kepadaku —bahwa yang telah merawatku adalah seseorang dari Bani Murrah bin Auf; ketika terjadi perang Mu'tah—, "Demi Allah, seolah-olah aku melihat Ja'far ketika ia menyerang kudanya yang pirang kemudian ia menyembelihnya. Setelah itu ia memerangi suatu kaum sehingga ia terbunuh." (Hasan)
Perlombaan Atau Pacuan
عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا سبق إلا في خف أو في حافر أو نصل
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada perlombaan kecuali lari, atau pacuan hewan, atau panahan." (Shahih)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَابَقَ بَيْنَ الْخَيْلِ الَّتِي قَدْ ضُمِّرَتْ مِنْ الْحَفْيَاءِ وَكَانَ أَمَدُهَا ثَنِيَّةَ الْوَدَاعِ وَسَابَقَ بَيْنَ الْخَيْلِ الَّتِي لَمْ تُضَمَّرْ مِنْ الثَّنِيَّةِ إِلَى مَسْجِدِ بَنِي زُرَيْقٍ وَإِنَّ عَبْدَ اللَّهِ كَانَ مِمَّنْ سَابَقَ بِهَا
. Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Rasulullah SAW pernah berlomba (pacuan kuda) dengan menggunakan kuda yang telah terlatih dari Hafya' sampai Tsaniyatul Wada'. Beliau juga berlomba (pacuan kuda) dengan menggunakan kuda yang belum terlatih dari Tsaniyatul Wada' sampai Masjid Bani Zuraiq, sedangkan Abdullah termasuk orang yang turut berlomba." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُضَمِّرُ الْخَيْلَ يُسَابِقُ بِهَا
. Dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah SAW pernah melatih kuda yang beliau gunakan untuk berlomba. (Shahih)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبَّقَ بَيْنَ الْخَيْلِ وَفَضَّلَ الْقُرَّحَ فِي الْغَايَةِ
. Dari Ibnu Umar: Nabi SAW berlomba pacuan kuda, beliau memilih kuda yang memasuki umur lima tahun untuk mencapai tujuan (kemenangan).(Shahih)
Perlombaan Lari
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا كَانَتْ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ قَالَتْ فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ عَلَى رِجْلَيَّ فَلَمَّا حَمَلْتُ اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقَنِي فَقَالَ هَذِهِ بِتِلْكَ السَّبْقَةِ
. Dari Aisyah, ia berkata: Aku bersama Nabi dalam sebuah perjalanan. Aku membalap beliau, aku membalap beliau dengan kedua kakiku! Ketika aku membawa daging, aku membalap beliau namun beliau kemudian membalapku! Beliau berkata, "Ini (kemenangan) untuk perlombaan (yang kalah) itu." (Shahih)
Menggunakan Seseorang untuk Menghardik Hewannya agar Berlari Kencang Saat Perlombaan
عن الحسن عن عمران بن حصين عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لا جلب ولاجنب زاد يحيى في حديثه في الرهان
. Dari Imran bin Husain, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Tidak boleh menyertakan seseorang untuk menghardik hewan agar berlari kencang, tidak pula menggunakan dua hewan tunggangan (Jika yang satu lelah ia dapat menggunakan yang satunya lagi) dalam perlombaan." (Shahih)
عن قتادة قال : الجلب والجنب في الرهان
. Dari Qatadah, dia berkata: Menyertakan seseorang untuk menghardik hewan agar berlari kencang, atau menggunakan dua hewan tunggangan (jika yang satu lelah ia dapat menggunakan yang satunya lagi) dalam perlombaan." (Shahih Maqthu)
Pedang yang Dihias
عن أنس قال : كانت قبيعة سيف رسول الله صلى الله عليه وسلم فضة
. Dari Anas, ia berkata: "Gagang pedang Rasuluilah SAW dihiasi perak." (Shahih)
عن سعيد بن أبي الحسن قال : كانت قبيعة سيف رسول الله صلى الله عليه وسلم فضة
. Dari Sa'id bin Abu Al Hasan, ia berkata: "Gagang pedang Rasuluilah dihias dengan perak."(Shahih lighairihi)
عن أنس بن مالك قال : كانت فذكر مثله
. Dari Anas bin Malik, ia berkata sebagaimana hadits tadi. (Shahih lighoirihi)
Anak Panah yang Dibawa ke Dalam Masjid
عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَمَرَ رَجُلًا كَانَ يَتَصَدَّقُ بِالنَّبْلِ فِي الْمَسْجِدِ أَنْ لَا يَمُرَّ بِهَا إِلَّا وَهُوَ آخِذٌ بِنُصُولِهَا
. Dari Jabir, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau memerintahkan seorang laki-laki yang bersedekah dengan anak panah di masjid, agar tidak membawanya kecuali ia memegang ujung anak panah." (Shahih: Muslim)
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَّ أَحَدُكُمْ فِي مَسْجِدِنَا أَوْ فِي سُوقِنَا وَمَعَهُ نَبْلٌ فَلْيُمْسِكْ عَلَى نِصَالِهَا أَوْ قَالَ فَلْيَقْبِضْ كَفَّهُ أَوْ قَالَ فَلْيَقْبِضْ بِكَفِّهِ أَنْ تُصِيبَ أَحَدًا مِنْ الْمُسْلِمِينَ
. Dari Abu Musa, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian melewati masjid kita -atau di pasar kita-dengan membawa anak panah, maka peganglah ujung anak panahnya —atau ia berkata: hendaknya dipegang dengan telapak tangannya— agar tidak terkena seseorang dari kaum muslim. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Larangan Membawa Pedang dalam Keadaan Terhunus
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَعَاطَى السَّيْفُ مَسْلُولًا
. Dari Jabir, ia berkata: Nabi SAW melarang membawa pedang dalam keadaan terhunus." {Shahih)
Memakai Baju Besi
عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ رَجُلٍ قَدْ سَمَّاهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ظَاهَرَ يَوْمَ أُحُدٍ بَيْنَ دِرْعَيْنِ أَوْ لَبِسَ دِرْعَيْنِ
. Dari Saib bin Yazid, dari seseorang yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW —pada waktu perang Uhud— tampil dengan dua baju besi atau memakai dua baju besi." (Shahih)
Bendera dan Panji-Panji
يونس بن عبيد مولى محمد بن القاسم قال بعثني محمد بن القاسم إلى البراء بن عازب يسأله عن راية رسول الله صلى الله عليه وسلم ما كانت فقال : كانت سوداء مربعة من نمرة
. Dari Yunus bin Ubaid —hamba sahaya Muhammad bin Qasim— ia berkata: Muhammad bin Al Qasim menyuruhku (menemui) Al Barra bin Azib untuk menanyakan ciri-ciri bendera Rasulullah: Ia (Al Barra) berkata, "Bendera Rasulullah berwarna kehitaman, berbentuk segi empat, terbuat dari kulit macan tutul (Shahih, tanpa kata segi empat)
عن جابر يرفعه إلى النبي صلى الله عليه وسلم : أنه كان لواؤه يوم دخل مكة أبيض
. Dari Jabir —marfu'—: Panji-panji beliau pada waktu memasuki kota Makkah berwarna putih. (Shahih)
Kemenangan dengan Kelemahan
أَبَا الدَّرْدَاءِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ابْغُونِي الضُّعَفَاءَ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ
. Dari Abu Darda , ia berkata: "Rasulullah SAW bersabda, "Kumpulkan untukku orang-orang lemah, karena sesungguhnya kalian dikaruniai rezeki dan kemenangan disebabkan orang-orang lemah kalian." (Shahih)
Orang yang Memanggil dengan Syi'ar atau Yel-Yel
عَنْ إِيَاسِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ غَزَوْنَا مَعَ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ زَمَنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ شِعَارُنَا أَمِتْ أَمِتْ
. Dari Salamah, ia berkata: Kami berperang bersama Abu Bakar pada zaman Rasulullah SAW, syi'ar atau simbol kita pada waktu itu adalah, "Amit, amit." (matikan-matikan) {Hasan Shahih)
عَنْ الْمُهَلَّبِ بْنِ أَبِي صُفْرَةَ قَالَ أَخْبَرَنِي مَنْ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنْ بُيِّتُّمْ فَلْيَكُنْ شِعَارُكُمْ حم لَا يُنْصَرُونَ
. Dari Muhallab bin Abu Shufrah, ia berkata: Orang yang mendengar (sabda) Rasulullah memberitahukanku, bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Jika kalian menyerbu musuh maka yel-yel kalian adalah "Ha mim, la yunsharun (hamim, pasukan yang tidak pernah terkalahkan)." (Shahih)
Doa ketika Bepergian
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَافَرَ قَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمُنْقَلَبِ وَسُوءِ الْمَنْظَرِ فِي الْأَهْلِ وَالْمَالِ اللَّهُمَّ اطْوِ لَنَا الْأَرْضَ وَهَوِّنْ عَلَيْنَا السَّفَرَ
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW ketika bepergian mengucapkan doa yang artinya, "Ya Allah, Engkau adalah Partner dalam bepergian dan Khalifah bagi keluarga (yang ditinggalkan). Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hambatan perjalanan, pulang yang menyedihkan, dan jeleknya pandangan pada keluarga serta harta. Ya Allah, jadikanlah bumi ini dekat untuk kami dan ringankanlah perjalanan kami. " (Hasan Shahih)
عَلِيًّا الْأَزَدِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ عَلَّمَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بِعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ كَبَّرَ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ { سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ } اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا اللَّهُمَّ اطْوِ لَنَا الْبُعْدَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ وَالْمَالِ وَإِذَا رَجَعَ قَالَهُنَّ وَزَادَ فِيهِنَّ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجُيُوشُهُ إِذَا عَلَوْا الثَّنَايَا كَبَّرُوا وَإِذَا هَبَطُوا سَبَّحُوا فَوُضِعَتْ الصَّلَاةُ عَلَى ذَلِكَ
. Dari Ali Al Azadi, ia berkata: Ibnu Umar memberitahukannya bahwa ketika Rasulullah SAW berada di atas untanya untuk bepergian, beliau bertakbir tiga kali, kemudian mengucapkan, "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesunguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan dan ketakwaan dalam perjalananku ini, serta amal perbuatan yang Engkau ridhai. Ya Allah, ringankanlah perjalanan kami. Ya Allah, dekatkanlah kepada kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah partner dalam bepergian dan Khalifah bagi keluarga dan harta (yang ditinggalkan). " Ketika hendak pulang (dari bepergian) beliau mengucapkan doa tersebut dan menambahinya dengan, "Kami adalah orang yang siap untuk pulang. Kami adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, dan memuji Tuhan kami. "
Pada waktu Rasulullah SAW dan tentaranya berada di atas Tsaniyatul Wada' mereka bertakbir, sedangkan tatkala turun mereka bertasbih. Hal tersebut kemudian dijadikan (ucapan) dalam shalat." (Shahih)
Doa ketika Melepas Pasukan
عن قزعة قال قال لي بن عمر : هلم أودعك كما ودعني رسول الله صلى الله عليه وسلم أستودع الله دينك وأمانتك وخواتيم عملك
. Dari Qaza'ah, ia berkata: Ibnu Umar berkata kepadaku, "Mendekatlah kepadaku, aku akan menitipkan kepadamu sebagaimana Rasulullah SAW menitipkan kepadaku. Rasulullah SAW bersabda, Aku menitipkan kepada Allah, agamamu, amanahmu dan amal penghabisanmu'. " (Shahih)
عن عبد الله الخطمي قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا أراد أن يستودع الجيش قال أستودع الله دينكم وأمانتكم وخواتيم أعمالكم
. Dari Abdullah Al Khathmi, ia berkata: Pada waktu Nabi SAW akan melepaskan tentara, beliau bersabda, "Aku menitipkan kepada Allah, agama kalian, amanah kalian, dan amal penghabisan kalian. " (Shahih)
Doa ketika Naik Kendaraan
عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ شَهِدْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَأُتِيَ بِدَابَّةٍ لِيَرْكَبَهَا فَلَمَّا وَضَعَ رِجْلَهُ فِي الرِّكَابِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ فَلَمَّا اسْتَوَى عَلَى ظَهْرِهَا قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ قَالَ { سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ } ثُمَّ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قَالَ سُبْحَانَكَ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ ثُمَّ ضَحِكَ فَقِيلَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَيِّ شَيْءٍ ضَحِكْتَ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَ كَمَا فَعَلْتُ ثُمَّ ضَحِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنْ أَيِّ شَيْءٍ ضَحِكْتَ قَالَ إِنَّ رَبَّكَ يَعْجَبُ مِنْ عَبْدِهِ إِذَا قَالَ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ غَيْرِي
. Dari Ali bin Rabi'ah, ia berkata: Aku melihat Ali -didatangkan kepadanya seekor hewan supaya ia menungganginya- ketika meletakkan kakinya pada hewan tunggangannya, ia berkata, "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Ketika telah berada di atas tunggangannya, ia berkata, "Segala puji bagi Allah.'''' Setelah itu ia mengucapkan, "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesunguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.'''' Setelah itu mengucapkan, "Segala puji bagi Allah," sebanyak tiga kali. Kemudian mengucapkan "Allah Maha Besar sebanyak tiga kali, lalu mengucapkan, "Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zhalim terhadap diriku, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.'''' Ali lalu tertawa, maka ia ditanya, "Wahai Amirul Mukminin, apa yang engkau tertawakan?" Ia menjawab, "Aku pernah melihat Rasulullah melakukan perbuatan yang aku lakukan (tadi), lalu Rasulullah setelah itu, tertawa maka aku berkata, "Wahai Rasulullah, apa yang engkau tertawakan?' Beliau pun menjawab, ''Sesungguhnya Tuhanmu kagum terhadap hambanya ketika mengucapkan, "Ampunilah dosaku wahai Tuhanku." Hamba itu tahu bahwa tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Allah'. "
Dimakruhkan Berjalan pada Permulaan Malam
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَعِيثُ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ
. Dari Jabir, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Jangan kalian lepaskan ternak kalian ketika matahari terbenam hingga hilang kegelapan malam, karena sesungguhnya syetan akan berbuat kerusakan ketika matahari terbenam hingga hilangnya kegelapan malam." (Shahih: Muslim)
Hari yang Disunahkan untuk Bepergian?
عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ فِي سَفَرٍ إِلَّا يَوْمَ الْخَمِيسِ
. Dari Ka'ab bin Malik, ia berkata: "Jarang sekali Rasulullah SAW keluar untuk bepergian kecuali pada hari Kamis." (Shahih: Bukhari)
Anjuran Bepergian Secara Dini
عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ
. Dari Sakhr Al Ghamidi, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Ya Allah, berkatilah umatku dalam waktu paginya. " Rasulullah SAW bila mengutus pasukan atau tentara dilakukan pada pagi hari. Sakhr adalah seorang pedagang yang menjajakan dagangannya pada pagi hari, sehingga ia menjadi kaya raya." (Shahih)
Orang yang Pergi (Tanpa Teman)
عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الراكب شيطان والراكبان شيطانان والثلاثة ركب
. Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash, ia berkata: Rasulullah bersabda, "Satu orang penunggang adalah (seperti) satu syetan, dua orang penunggang adalah (seperti) dua syetan, dan tiga orang penunggang adalah kafilah (rombongan). " (Hasan)
Suatu Kaum yang Bepergian dan Menjadikan Salah Satu dari Mereka sebagai Pemimpin
عن أبي سعيد الخدري أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا خرج ثلاثة في سفر فليؤمروا أحدهم
. Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Jika ada tiga orang bepergian, maka hendaklah salah satu dari mereka menjadi pemimpin perjalanan (ketua rombongan)." (Hasan Shahih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ قَالَ نَافِعٌ فَقُلْنَا لِأَبِي سَلَمَةَ فَأَنْتَ أَمِيرُنَا
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Apabila ada tiga orang yang melakukan perjalanan, maka hendaklah salah satu dari mereka menjadi pemimpin perjalanan." {Hasan Shahih)
Nafi' berkata, "Kami berkata kepada Abu Salamah, '(Wahai Abu Salamah, engkaulah pemimpin (perjalanan) kami'." (Hasan Shahih)
Bepergian ke Wilayah Musuh dengan Membawa Al Quran
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُسَافَرَ بِالْقُرْآنِ إِلَى أَرْضِ الْعَدُوِّ. قَالَ مَالِكٌ أُرَاهُ مَخَافَةَ أَنْ يَنَالَهُ الْعَدُوُّ
. Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, "Rasuluilah SAW melarang seseorang bepergian ke daerah musuh dengan membawa Al Qur'an."
Malik berkata, "Aku melihat hal tersebut didasarkan pada kekhawatiran dilakukannya penyitaan oleh musuh atas Al Qur'an tersebut." (Shahih)
Sesuatu yang Dianjurkan untuk Tentara, Teman Perjalanan, dan Pasukan
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ الصَّحَابَةِ أَرْبَعَةٌ وَخَيْرُ السَّرَايَا أَرْبَعُ مِائَةٍ وَخَيْرُ الْجُيُوشِ أَرْبَعَةُ آلَافٍ وَلَنْ يُغْلَبَ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا مِنْ قِلَّةٍ
. Dari Ibnu Abbas, dari Rasuluilah SAW, beliau bersabda, "Teman yang paling baik adalah berjumlah empat orang, pasukan yang baik adalah sebanyak empat ratus personil, dan (jumlah) tentara yang baik adalah sebanyak empat ribu tentara, dan jumlah tentara dua belas ribu orang tidak dapat dikalahkan. " (Shahih)
Mengajak Orang Musyrik
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَمِيرًا عَلَى سَرِيَّةٍ أَوْ جَيْشٍ أَوْصَاهُ بِتَقْوَى اللَّهِ فِي خَاصَّةِ نَفْسِهِ وَبِمَنْ مَعَهُ مِنْ الْمُسْلِمِينَ خَيْرًا وَقَالَ إِذَا لَقِيتَ عَدُوَّكَ مِنْ الْمُشْرِكِينَ فَادْعُهُمْ إِلَى إِحْدَى ثَلَاثِ خِصَالٍ أَوْ خِلَالٍ فَأَيَّتُهَا أَجَابُوكَ إِلَيْهَا فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ فَإِنْ أَجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى التَّحَوُّلِ مِنْ دَارِهِمْ إِلَى دَارِ الْمُهَاجِرِينَ وَأَعْلِمْهُمْ أَنَّهُمْ إِنْ فَعَلُوا ذَلِكَ أَنَّ لَهُمْ مَا لِلْمُهَاجِرِينَ وَأَنَّ عَلَيْهِمْ مَا عَلَى الْمُهَاجِرِينَ فَإِنْ أَبَوْا وَاخْتَارُوا دَارَهُمْ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّهُمْ يَكُونُونَ كَأَعْرَابِ الْمُسْلِمِينَ يُجْرَى عَلَيْهِمْ حُكْمُ اللَّهِ الَّذِي يَجْرِي عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَكُونُ لَهُمْ فِي الْفَيْءِ وَالْغَنِيمَةِ نَصِيبٌ إِلَّا أَنْ يُجَاهِدُوا مَعَ الْمُسْلِمِينَ فَإِنْ هُمْ أَبَوْا فَادْعُهُمْ إِلَى إِعْطَاءِ الْجِزْيَةِ فَإِنْ أَجَابُوا فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ فَإِنْ أَبَوْا فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ تَعَالَى وَقَاتِلْهُمْ وَإِذَا حَاصَرْتَ أَهْلَ حِصْنٍ فَأَرَادُوكَ أَنْ تُنْزِلَهُمْ عَلَى حُكْمِ اللَّهِ تَعَالَى فَلَا تُنْزِلْهُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْرُونَ مَا يَحْكُمُ اللَّهُ فِيهِمْ وَلَكِنْ أَنْزِلُوهُمْ عَلَى حُكْمِكُمْ ثُمَّ اقْضُوا فِيهِمْ بَعْدُ مَا شِئْتُمْ
. Dari Buraidah, ia berkata: Rasulullah SAW ketika menugaskan seorang panglima yang membawa pasukan menuju pertempuran, senantiasa berpesan kepada panglima tersebut dan kaum muslim yang menyertainya, supaya bertakwa kepada Allah dan juga pesan atas kebaikan. Beliau kemudian bersabda, "Jika kalian bertemu musuh, yaitu orang-orang musyrik, maka tawarkan kepada mereka tiga pilihan. Apa pun pilihan mereka dari salah satu tiga pilihan itu terimalah dan jangan kalian serang mereka. (Pilihan tersebut yaitu: pertama) mengajak mereka menuju Islam. Jika mereka menyetujuinya maka terimalah mereka dan jangan kalian serang mereka. (Kedua) mengajak mereka pindah dari perkampungan mereka menuju perkampungan kaum Muhajirin. (Ketiga) memberitahu mereka bahwa jika mereka mau pindah maka mereka memiliki hak dan kewajiban sebagaimana kaum Muhajirin. Tetapi jika mereka menolak dan memilih tinggal di perkampungan mereka, maka beritahu mereka bahwa mereka sama seperti orang muslim Badui (yang tinggal di pedalaman) dengan diberlakukan hukum Allah atas mereka seperti yang berlaku atas orang-orang mukmin yang lain, dan mereka tidak mendapat bagian ghanimah (harta rampasan yang didapat dari bertempur) dan fai' (harta rampasan yang didapat dengan tanpa bertempur), kecuali mereka turut berjihad bersama kaum muslim. Apabila mereka tidak mau, maka suruh mereka membayar pajak, jika mereka bersedia maka terimalah mereka dan jangan kalian perangi, tetapi jika mereka menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah dan perangilah mereka. Jika kalian mengepung mereka yang berada di benteng lalu mereka ingin agar kalian memberlakukan hukum Allah kepada mereka, maka jangan kalian berlakukan hukum Allah kepada mereka, karena kalian tidak tahu mengenai hukum Allah terhadap mereka. Akan tetapi perlakukanlah kepada mereka hukum dari kamu sendiri, kemudian berilah keputusan —setelah itu— sesuka kalian." (Shahih: Muslim)
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اغْزُوا بِاسْمِ اللَّهِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ اغْزُوا وَلَا تَغْدِرُوا وَلَا تَغُلُّوا وَلَا تُمَثِّلُوا وَلَا تَقْتُلُوا وَلِيدًا
. Dari Buraidah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Peranglah kalian semua dengan menyebut nama Allah, begitu pula dalam perjuangan di jalan Allah, dan perangilah orang yang ingkar (kafir) kepada Allah. Peranglah kalian semua dan janganlah berkhianat, jangan mengambil ghanimah sebelum pembagian, jangan melakukan pembunuhan mutilasi, dan jangan membunuh anak-anak. " (Shahih: Muslim)
Melakukan Pembakaran di Negeri Musuh
عن بن عمر : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم حرق نخل بني النضير وقطع وهي البويرة فأنزل الله عز وجل ما قطعتم من لينة أو تركتموها
. Dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah SAW membakar pohon kurma Bani Nadhir dan memotong -yaitu pohon kecil-, kemudian Allah menurunkan ayat, "Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdirinya di atas pokoknya...." (Qs. Al Hasyr [59]: 5) (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Pengutusan Mata-Mata
عن أنس قال : بعث يعني النبي صلى الله عليه وسلم بسبسة عينا ينظر ما صنعت عير أبي سفيان
. Dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW mengutus Basbasah sebagai mata-mata untuk melihat gerak-gerik pasukan (kafilah) Abu Sufyan (Shahih)
Musafir yang Memakan Kurma dan Meminum Susu Hewan yang Melintas
عن سمرة بن جندب أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا أتى أحدكم على ماشية فإن كان فيها صاحبها فليستأذنه فإن أذن له فليحلب وليشرب فإن لم يكن فيها فليصوت ثلاثا فإن أجابه فليستأذنه وإلا فليحتلب وليشرب ولا يحمل
. Dari Samurah bin Jundub: Nabi SAW bersabda, "Jika salah satu dari kalian mendatangi hewan yang ada pemiliknya maka mintalah izin kepadanya, dan bila dia (sang pemilik) mengizinkannya maka perahlah susunya dan minumlah. Namun apabila pemiliknya tidak ada di sana maka berteriaklah sebanyak tiga kali, lalu jika ia (pemilik ternak) membalasnya maka mintalah izin kepadanya, tapi jika tidak maka perahlah susunya kemudian minumlah dan jangan membawanya (membungkusnya)." (Shahih)
عن عباد بن شرحبيل قال : أصابتني سنة فدخلت حائطا من حيطان المدينة ففركت سنبلا فأكلت وحملت في ثوبي فجاء صاحبه فضربني وأخذ ثوبي فأتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال له ما علمت إذ كان جاهلا ولا أطعمت إذ كان جائعا أو قال ساغبا وأمره فرد علي ثوبي وأعطاني وسقا أو نصف وسق من طعام
. Dari Abbad bin Syurahbil, ia berkata: "Suatu ketika aku merasa ngantuk berat, maka aku masuk ke sebuah kebun yang ada di Madinah, lalu memetik sebatang kurma dan memakannya. Aku juga menyimpannya di dalam baju. Tiba-tiba pemiliknya datang dan memukuliku serta mengambil bajuku. Aku lalu mendatangi Rasulullah SAW (untuk menceritakan kejadian tersebut), lalu beliau berkata kepadanya (sang pemilik kebun), "Kamu tidak memberitahunya ketika ia tidak tahu dan kamu tidak memberinya makan ketika ia lapar." Rasulullah kemudian menyuruhnya (untuk mengembalikan bajuku) dan ia mengembalikannya serta memberiku sekarung atau setengah karung makanan." (Shahih)
عباد بن شرحبيل رجلا منا من بني غبر : بمعناه
. Dari Abbad bin Syurahbil, sebuah hadits yang maknanya sama dengan hadits tadi. (Shahih)
Larangan Memerah Susu (Hewan Ternak) tanpa Izin Pemiliknya
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحْلِبَنَّ أَحَدٌ مَاشِيَةَ أَحَدٍ بِغَيْرِ إِذْنِهِ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تُؤْتَى مَشْرَبَتُهُ فَتُكْسَرَ خِزَانَتُهُ فَيُنْتَثَلَ طَعَامُهُ فَإِنَّمَا تَخْزُنُ لَهُمْ ضُرُوعُ مَوَاشِيهِمْ أَطْعِمَتَهُمْ فَلَا يَحْلِبَنَّ أَحَدٌ مَاشِيَةَ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِهِ
. Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Jangan sekali-kali seseorang memerah susu hewan ternak tanpa seizin pemiliknya. Apakah seseorang senang memperoleh minuman (pada Hari Kiamat), lalu perutnya dirobek untuk dikeluarkan makanannya dari dalam perutnya? Sesungguhnya kelenjar-kelenjar susu hewan ternak itu menyimpan makanan bagi pemiliknya. Oleh karena itu, jangan memerah susu hewan ternak tanpa seizin pemiliknya. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Taat
ابْنُ جُرَيْجٍ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ } فِي عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَدِيٍّ بَعَثَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ
. Dari Ibnu Abbas, ia berkata tentang firman Allah, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul (-Nya), dan ulil amri diantara kamu." (Qs. An-Nisaa' [4]: 59): Ayat tersebut diturunkan kepada Abdullah bin Qais bin Adi, yang pernah di utus Rasulullah SAW dalam suatu pasukan." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ جَيْشًا وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ رَجُلًا وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَسْمَعُوا لَهُ وَيُطِيعُوا فَأَجَّجَ نَارًا وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَقْتَحِمُوا فِيهَا فَأَبَى قَوْمٌ أَنْ يَدْخُلُوهَا وَقَالُوا إِنَّمَا فَرَرْنَا مِنْ النَّارِ وَأَرَادَ قَوْمٌ أَنْ يَدْخُلُوهَا فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَوْ دَخَلُوهَا أَوْ دَخَلُوا فِيهَا لَمْ يَزَالُوا فِيهَا وَقَالَ لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
. Dari Ali, ia berkata: Rasulullah SAW mengirim pasukan perang yang dipimpin oleh seorang laki-laki. Rasulullah memerintahkan mereka agar mendengarkan dan menaatinya. Laki-laki itu lalu menyalakan api dan memerintahkan para tentaranya untuk menerobos api tersebut. Sebagian menolak dan berkata, "Kita lari saja dari api itu." Sedangkan sebagaian lagi hendak menerjang api itu. Peristiwa tersebut dilaporkan kepada Nabi SAW, kemudian beliau bersabda, "Kalau mereka masuk ke dalam api itu maka mereka akan senantiasa berada dalam api tersebut. Tidak ada ketaatan dalam melakukan maksiat kepada Allah, tetapi hanya ketaatan dalam kebaikan." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
. Dari Abdullah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Mendengarkan dan menaati (perintah) adalah sebuah kewajiban seorang muslim dalam masalah yang ia suka dan ia benci, selama ia tidak diperintahkan untuk melakukan kemaksiatan. Apabila dia diperintahkan untuk melakukan maksiat, maka tidak ada kewajiban untuk mendengarkan atau menaati. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ مَالِكٍ مِنْ رَهْطِهِ قَالَ بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيَّةً فَسَلَحْتُ رَجُلًا مِنْهُمْ سَيْفًا فَلَمَّا رَجَعَ قَالَ لَوْ رَأَيْتَ مَا لَامَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعَجَزْتُمْ إِذْ بَعَثْتُ رَجُلًا مِنْكُمْ فَلَمْ يَمْضِ لِأَمْرِي أَنْ تَجْعَلُوا مَكَانَهُ مَنْ يَمْضِي لِأَمْرِي
. Dari Uqbah bin Malik, dia berkata: Rasulullah SAW pernah mengutus sebuah pasukan, aku pun memberikan sebuah pedang pada salah seorang dari mereka. Ketika dia kembali, dia pun berkata, "Seandainya kamu melihat, maka Rasulullah tidak akan mencela kami! Beliau bersabda, 'Apakah kalian merasa lemah jika aku mengutus salah seorang dari kalian, lalu ia tidak menjalankan perintahku, kemudian kalian menggantikan kedudukannya agar menjalankan perintahku?''. " (Hasan)
Perintah Bergabung dengan Rombongan
أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيُّ قَالَ كَانَ النَّاسُ إِذَا نَزَلُوا مَنْزِلًا قَالَ عَمْرٌو كَانَ النَّاسُ إِذَا نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْزِلًا تَفَرَّقُوا فِي الشِّعَابِ وَالْأَوْدِيَةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ تَفَرُّقَكُمْ فِي هَذِهِ الشِّعَابِ وَالْأَوْدِيَةِ إِنَّمَا ذَلِكُمْ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلَمْ يَنْزِلْ بَعْدَ ذَلِكَ مَنْزِلًا إِلَّا انْضَمَّ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ حَتَّى يُقَالَ لَوْ بُسِطَ عَلَيْهِمْ ثَوْبٌ لَعَمَّهُمْ
. Dari Abu Tsa'labah Al Khusyani, ia berkata: "Orang-orang ketika sampai di rumah," —dalam sebuah lafazh dikatakan, "Orang-orang pada waktu Rasulullah singgah ke sebuah rumah"— berpencar ke bukit-bukit dan lembah-lembah. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya perpencaran kalian ke bukit-bukit dan lembah-lembah ini, yang seperti itu, termasuk perbuatan syetan. " Setelah itu mereka tidak turun ke sebuah rumah kecuali bergabung satu sama lain, sampai dikatakan, "Seandainya sehelai pakaian digelar untuk mereka, niscaya akan memuat mereka semua." (Shahih)
مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ الْجُهَنِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ غَزَوْتُ مَعَ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَزْوَةَ كَذَا وَكَذَا فَضَيَّقَ النَّاسُ الْمَنَازِلَ وَقَطَعُوا الطَّرِيقَ فَبَعَثَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنَادِيًا يُنَادِي فِي النَّاسِ أَنَّ مَنْ ضَيَّقَ مَنْزِلًا أَوْ قَطَعَ طَرِيقًا فَلَا جِهَادَ لَهُ
. Dari Mu'adz bin Anas Al Juhanni, ia berkata: Aku ikut berperang bersama Rasulullah SAW pada sebuah peperangan ini dan ini, kemudian orang-orang menggasak rumah-rumah dan merampok di jalan. Rasulullah SAW lalu mengutus seseorang yang ditugaskan untuk menyerukan kepada orang-orang, "Barangsiapa menggasak rumah atau merampok, maka tidak ada jihad baginya." (Hasan)
Larangan Berharap Bertemu Musuh
عن سالم أبي النضر مولى عمر بن عبيد الله يعني بن معمر وكان كاتبا له قال كتب إليه عبد الله بن أبي أوفى حين خرج إلى الحرورية أن رسول الله صلى الله عليه وسلم في بعض أيامه التي لقي فيها العدو قال يا : أيها الناس لا تتمنوا لقاء العدو وسلوا الله تعالى العافية فإذا لقيتموهم فاصبروا واعلموا أن الجنة تحت ظلال السيوف ثم قال اللهم منزل الكتاب ومجري السحاب وهازم الأحزاب اهزمهم وانصرنا عليهم
. Dari Salim Abu Nadhir -pelayan Umar bin Ubaidillah- (nama lainnya adalah Ibnu Ma'mar) yang juga mantan sekretarisnya-, ia berkata: Ketika mau berangkat ke Haruriyah, Abdullah bin Abu Aufa menulis surat kepadanya yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pada hari ketika bertemu musuh, beliau bersabda, "Saudara-saudara! Janganlah kalian berharap bertemu musuh dan mintalah keselamatan kepada Allah. Apabila kalian bertemu musuh maka hadapilah dengan sabar. Ketahuilah, surga berada di bawah kilatan pedang. " Setelah itu Rasulullah berdiri dan mengucapkan doa, "Ya Allah, yang menurunkan Al Qur'an, yang menjalankan awan, dan yang menghalau pasukan, halaulah pasukan musuh dan berilah kami kemenangan. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Doa Ketika Bertemu Musuh
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا غَزَا قَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَضُدِي وَنَصِيرِي بِكَ أَحُولُ وَبِكَ أَصُولُ وَبِكَ أُقَاتِلُ
. Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW ketika berperang mengucapkan doa, "Ya Allah, Engkaulah tumpuan dan penolongku. Hanya karena Engkau aku berdaya, hanya karena Engkau aku dapat mencapai tujuan, dan juga demi Engkau aku berperang." (Shahih)
Seruan (Penyerangan) kepada Kaum Musyrik
ابْنُ عَوْنٍ قَالَ كَتَبْتُ إِلَى نَافِعٍ أَسْأَلُهُ عَنْ دُعَاءِ الْمُشْرِكِينَ عِنْدَ الْقِتَالِ فَكَتَبَ إِلَيَّ أَنَّ ذَلِكَ كَانَ فِي أَوَّلِ الْإِسْلَامِ وَقَدْ أَغَارَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى بَنِي الْمُصْطَلِقِ وَهُمْ غَارُّونَ وَأَنْعَامُهُمْ تُسْقَى عَلَى الْمَاءِ فَقَتَلَ مُقَاتِلَتَهُمْ وَسَبَى سَبْيَهُمْ وَأَصَابَ يَوْمَئِذٍ جُوَيْرِيَةَ بِنْتَ الْحَارِثِ
. Dari Ibnu Aun, ia berkata: Aku menulis surat kepada Nafi' untuk menanyakan tentang seruan (penyerangan) kepada kaum musyrik pada waktu perang? Kemudian ia menulis surat kepadaku, yang isinya: "Hal tersebut terjadi pada permulaan Islam. Nabi pernah memerangi Bani Al Musthaliq tatkala mereka melakukan penyerangan. Hewan temak mereka diberi minum. Rasulullah memerangi tentara mereka dan menawan tawanan mereka. Pada saat itu Rasulullah mendapatkan Juwairiah binti Al Harits. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُغِيرُ عِنْدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَكَانَ يَتَسَمَّعُ فَإِذَا سَمِعَ أَذَانًا أَمْسَكَ وَإِلَّا أَغَارَ
. Dari Anas, ia berkata: Nabi SAW pernah berperang pada waktu datang shalat Subuh. Beliau mendengarkan (adzan) dengan penuh perhatian. Apabila beliau mendengar suara adzan maka beliau menghentikan peperangan, namun apabila tidak mendengar adzan maka beliau melakukan peperangan." {Shahih)
Tipu Daya dalam Peperangan
جَابِرًا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَرْبُ خُدَعَةٌ
. Dari Jabir, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Perang adalah sebuah tipuan. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَرَادَ غَزْوَةً وَرَّى غَيْرَهَا وَكَانَ يَقُولُ الْحَرْبُ خَدْعَةٌ
. Dari Ka'ab bin Malik, ia berkata: Bila Nabi SAW ingin melakukan pertempuran, maka beliau pura-pura tidak bertempur. Beliau bersabda, "Perang adalah tipuan. " (Shahih)
Menyerang Musuh pada Malam Hari
إياس بن سلمة عن أبيه قال : أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم علينا أبا بكر رضي الله عنه فغزونا ناسا من المشركين فبيتناهم نقتلهم وكان شعارنا تلك الليلة أمت أمت قال سلمة فقتلت بيدي تلك الليلة سبعة أهل أبيات من المشركين
. Dari Salamah, ia berkata: "Rasulullah menjadikan Abu Bakar sebagai pemimpin pasukan kami, kemudian kami memerangi orang-orang musyrik. Kami menyerang mereka pada malam hari. Yel-yel kami pada malam itu adalah "Matilah, matilah ". Salamah melanjutkan perkataannya, "Pada malam itu aku membunuh tujuh orang musyrik." (Hasan)
Menemani Pasukan Garis Belakang
جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَلَّفُ فِي الْمَسِيرِ فَيُزْجِي الضَّعِيفَ وَيُرْدِفُ وَيَدْعُو لَهُمْ
. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Dalam sebuah perjalanan Rasulullah biasanya tertinggal di belakang, guna memberikan pertolongan kepada yang lemah serta membonceng dan mengajaknya. (Shahih)
Atas Dasar Apa Orang-orang Musyrik Diperangi?
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَال قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَإِذَا قَالُوهَا مَنَعُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى
. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Aku diperintah memerangi orang-orang hingga mereka mengucapkan, 'Tiada tuhan selain Allah.' Jika mereka mengucapkannya maka aku menjaga darah dan harta mereka, kecuali dengan haknya. Perhitungan mereka ada di tangan Allah. " (Mutawatir dan Shahih)
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنْ يَسْتَقْبِلُوا قِبْلَتَنَا وَأَنْ يَأْكُلُوا ذَبِيحَتَنَا وَأَنْ يُصَلُّوا صَلَاتَنَا فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ حَرُمَتْ عَلَيْنَا دِمَاؤُهُمْ وَأَمْوَالُهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا لَهُمْ مَا لِلْمُسْلِمِينَ وَعَلَيْهِمْ مَا عَلَى الْمُسْلِمِينَ
. Dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Aku diperintahkan memerangi orang-orang hingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Juga agar mereka menghadap kiblat kami, memakan sembelihan kami, dan mengerjakan shalat kami. Apabila mereka melakukan semua itu maka darah dan harta benda mereka diharamkan atas kami, kecuali berdasarkan haknya. Mereka memiliki hak dan kewajiban sebagaimana orang muslim. " (Shahih)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ الْمُشْرِكِينَ بِمَعْنَاهُ
. Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Aku diperintahkan memerangi orang-orang musyrik ....hingga akhir hadits yang maknanya sama dengan hadits tadi. (Shahih)
أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيَّةً إِلَى الْحُرَقَاتِ فَنَذِرُوا بِنَا فَهَرَبُوا فَأَدْرَكْنَا رَجُلًا فَلَمَّا غَشِينَاهُ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَضَرَبْنَاهُ حَتَّى قَتَلْنَاهُ فَذَكَرْتُهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ لَكَ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا قَالَهَا مَخَافَةَ السِّلَاحِ قَالَ أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ قَالَهَا أَمْ لَا مَنْ لَكَ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَا زَالَ يَقُولُهَا حَتَّى وَدِدْتُ أَنِّي لَمْ أُسْلِمْ إِلَّا يَوْمَئِذٍ
. Dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Rasulullah SAW mengirimkan kami sebagai pasukan untuk menuju Al Hurqat. Mereka (penduduk Al Hurqat) sadar dengan kedatangan kami, sehingga mereka semua lari. Kami menemukan seorang laki-laki, dan ketika kami mendatanginya ia berkata, "Tiada tuhan selain Allah!" Kami kemudian memukulnya hingga ia meninggal. Setelah itu kami menceritakan kejadian tersebut kepada Nabi SAW, dan beliau berkata, "Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan perbuatanmu, (membunuh) orang yang mengucapkan 'tiada tuhan selain Allah' pada Hari Kiamat?" Aku berkata, "Wahai Rasulullah, dia mengucapkannya karena takut dengan senjata!" Rasulullah berkata, "Apakah engkau telah menguak hatinya sehingga mengetahui (tujuan) ia mengucapkannya; Bagaimana kamu mempertanggung jawabkan perbuatanmu (membunuh) orang yang telah mengucapkan 'tiada tuhan selain Allah' pada Hari Kiamat?" Beliau senantiasa mengucapkannya hingga aku memiliki keinginan tidak masuk Islam kecuali pada saat ini! (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ الْمِقْدَادِ بْنِ الْأَسْوَدِ ُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ لَقِيتُ رَجُلًا مِنْ الْكُفَّارِ فَقَاتَلَنِي فَضَرَبَ إِحْدَى يَدَيَّ بِالسَّيْفِ ثُمَّ لَاذَ مِنِّي بِشَجَرَةٍ فَقَالَ أَسْلَمْتُ لِلَّهِ أَفَأَقْتُلُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ بَعْدَ أَنْ قَالَهَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقْتُلْهُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ قَطَعَ يَدِي قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقْتُلْهُ فَإِنْ قَتَلْتَهُ فَإِنَّهُ بِمَنْزِلَتِكَ قَبْلَ أَنْ تَقْتُلَهُ وَأَنْتَ بِمَنْزِلَتِهِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ كَلِمَتَهُ الَّتِي قَالَ
. Dari Al Miqdad bin Al Aswad: ia pernah berkata kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, bagaimana pendapat Anda jika aku bertemu dengan orang kafir kemudian dia ingin membunuhku dan menebas salah satu tanganku dengan pedang, kemudian ia berlindung dari seranganku di sebuah pohon, kemudian berkata, 'Aku masuk Islam karena Allah.' Apakah aku boleh membunuh orang itu setelah ia mengucapkan kata-kata tersebut?" Rasulullah menjawab, "Janganlah kamu membunuhnya.'" Aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia telah menebas tanganku?" Rasulullah menjawab, "Janganlah kamu membunuhnya. Bila kamu membunuhnya maka ia berada dalam kedudukanmu (Muslim) sebelum kamu membunuhnya, sedangkan kamu berada dalam kedudukannya (kafir) sebelum ia mengucapkan keislaman yang ia ucapkan itu." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Larangan Membunuh Orang yang Meminta Perlindungan dengan Bersujud
عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيَّةً إِلَى خَثْعَمٍ فَاعْتَصَمَ نَاسٌ مِنْهُمْ بِالسُّجُودِ فَأَسْرَعَ فِيهِمْ الْقَتْلَ قَالَ فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَ لَهُمْ بِنِصْفِ الْعَقْلِ وَقَالَ أَنَا بَرِيءٌ مِنْ كُلِّ مُسْلِمٍ يُقِيمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُشْرِكِينَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ قَالَ لَا تَرَاءَى نَارَاهُمَا
. Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: Rasulullah SAW mengirim pasukan menuju Khats'am, beberapa orang di antara mereka lalu ada yang meminta perlindungan dengan bersujud, lantas mereka (yang meminta perlindungan tersebut) cepat-cepat dibunuh." Setelah itu sampailah berita itu kepada Nabi SAW, ternyata beliau memerintahkan mereka untuk membayar setengah tebusan dan bersabda, "Aku lepas tangan dari orang Islam yang berada di tengah orang musyrik (tinggal di daerah orang musyrik)." Orang-orang berkata, "Kenapa, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "(Agar) tidak bertambah api kebencian keduanya. " (Shahih)
Berpaling pada Hari Peperangan
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ نَزَلَتْ { إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ } فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ حِينَ فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ أَنْ لَا يَفِرَّ وَاحِدٌ مِنْ عَشَرَةٍ ثُمَّ إِنَّهُ جَاءَ تَخْفِيفٌ فَقَالَ { الْآنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ } قَرَأَ أَبُو تَوْبَةَ إِلَى قَوْلِهِ { يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ } قَالَ فَلَمَّا خَفَّفَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمْ مِنْ الْعِدَّةِ نَقَصَ مِنْ الصَّبْرِ بِقَدْرِ مَا خَفَّفَ عَنْهُمْ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Turunlah ayat, "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh." (Qs. Al Anfaal [8]: 65). Ayat ini memberatkan kaum muslim, karena Allah mewajibkan mereka agar seseorang tidak lari dari sepuluh orang musuh. Tetapi kemudian turun (ayat) untuk meringankan, "Sekarang Allah telah meringankan kepadamu." (Qs. Al Anfaal [8]: 66) Abu Taubah membaca sampai ayat, "Niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang"
Ibnu Abas berkata, "Ketika Allah meringankan bilangan mereka, maka berkurang juga kesabaran mereka, sesuai dengan keringanan yang diberikan Allah kepada mereka." (Shahih: Bukhari)
عن أبي سعيد قال : نزلت في يوم بدر ومن يولهم يومئذ دبره
. Dari Abu Said, dia berkata: Pada perang Badar turunlah ayat, "Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu." (Qs. Al Anfaal [8]: 6) (Shahih)
Kebencian terhadap Tawanan Perang karena Kafir
عَنْ خَبَّابٍ قَالَ أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ فَقُلْنَا أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لَنَا فَجَلَسَ مُحْمَرًّا وَجْهُهُ فَقَالَ قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُؤْتَى بِالْمِنْشَارِ فَيُجْعَلُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُجْعَلُ فِرْقَتَيْنِ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ عَظْمِهِ مِنْ لَحْمٍ وَعَصَبٍ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ اللَّهُ هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مَا بَيْنَ صَنْعَاءَ وَحَضْرَمُوتَ مَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ تَعَالَى وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَعْجَلُونَ
. Dari Khabbab, dia berkata: Kami mendatangi Rasulullah SAW, sementara beliau sedang berbantalan selimut di bawah Ka'bah, untuk mengadu kepada beliau, "Apakah Rasulullah tidak membantu kami? Apakah baginda tidak berdoa kepada Allah untuk kami?" Beliau lalu bangun dan berkata, "Telah ada sebelum kalian orang yang membawa tawanan, dia menguburnya di dalam tanah kemudian meletakkan gergaji di atas kepalanya dan menjadikannya terbelah dua, tetapi tetap saja dia tidak melepaskan agamanya. Kemudian dia mendatangkan sisir dari besi dan menyisir daging serta urat sarafnya, sehingga yang tertinggal hanya tulangnya, namun tetap saja dia tidak meninggalkan agamanya. Sungguh, Allah telah menginginkan perkara (masuk Islam) sehingga seorang musafir tidak merasa takut mengadakan perjalanan antara Shan'a dan Hadramaut kecuali takut kepada Allah, dan seekor srigala khawatir terhadap kambing buruannya, tetapi kalian adalah orang-orang yang tergesa-gesa. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Hukum Seorang Mata-Mata yang Muslim
عَلِيًّا يَقُولُ بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَالزُّبَيْرُ وَالْمِقْدَادُ فَقَالَ انْطَلِقُوا حَتَّى تَأْتُوا رَوْضَةَ خَاخٍ فَإِنَّ بِهَا ظَعِينَةً مَعَهَا كِتَابٌ فَخُذُوهُ مِنْهَا فَانْطَلَقْنَا تَتَعَادَى بِنَا خَيْلُنَا حَتَّى أَتَيْنَا الرَّوْضَةَ فَإِذَا نَحْنُ بِالظَّعِينَةِ فَقُلْنَا هَلُمِّي الْكِتَابَ قَالَتْ مَا عِنْدِي مِنْ كِتَابٍ فَقُلْتُ لَتُخْرِجِنَّ الْكِتَابَ أَوْ لَنُلْقِيَنَّ الثِّيَابَ فَأَخْرَجَتْهُ مِنْ عِقَاصِهَا فَأَتَيْنَا بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ مِنْ حَاطِبِ بْنِ أَبِي بَلْتَعَةَ إِلَى نَاسٍ مِنْ الْمُشْرِكِينَ يُخْبِرُهُمْ بِبَعْضِ أَمْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا هَذَا يَا حَاطِبُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَا تَعْجَلْ عَلَيَّ فَإِنِّي كُنْتُ امْرَأً مُلْصَقًا فِي قُرَيْشٍ وَلَمْ أَكُنْ مِنْ أَنْفُسِهَا وَإِنَّ قُرَيْشًا لَهُمْ بِهَا قَرَابَاتٌ يَحْمُونَ بِهَا أَهْلِيهِمْ بِمَكَّةَ فَأَحْبَبْتُ إِذْ فَاتَنِي ذَلِكَ أَنْ أَتَّخِذَ فِيهِمْ يَدًا يَحْمُونَ قَرَابَتِي بِهَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا كَانَ بِي مِنْ كُفْرٍ وَلَا ارْتِدَادٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَكُمْ فَقَالَ عُمَرُ دَعْنِي أَضْرِبُ عُنُقَ هَذَا الْمُنَافِقِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ شَهِدَ بَدْرًا وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ اللَّهَ اطَّلَعَ عَلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ
. Dari Ali, dia berkata: Rasulullah telah mengutusku, Zubair, dan Al Miqdad, beliau bersabda, "Berangkatlah kalian hingga sampai pada Taman Khakh, di sana ada seorang perempuan, dia membawa sebuah kitab (tulisan), maka ambillah kitab (tulisan) itu darinya." Kami pun berangkat, dan setelah kuda kami berjalan beberapa waktu, kami sampai pada sebuah taman dan menemukan perempuan itu. Kami berkata, "Serahkanlah tulisan itu!" Dia menjawab, "Aku tidak membawa tulisan itu." Aku lalu membentaknya, "Keluarkanlah tulisan itu atau kami tampar dengan kain." Perempuan itu akhirnya mengeluarkan tulisan tersebut dari gulungan rambutnya, kami pun membawa tulisan itu kepada Nabi, dan diketahui bahwa tulisan itu berasal dari Hathib bin Abu Balta'ah untuk kaum musyrik, memberitahukan beberapa hal tentang Rasulullah. Beliau pun bertanya, "Apa ini wahai Hathib?" Dia menjawab, "Ya Rasulullah, janganlah Anda buru-buru menuduhku. Sesungguhnya aku mempunyai hubungan yang erat dengan orang-orang Quraisy dan aku tidak termasuk golongan mereka. Kaum Quraisy mempunyai banyak keluarga yang sangat dilindungi oleh mereka dan aku ingin mengambil keluargaku tanpa menimbulkan masalah. Dengan tulisan inilah aku bisa melindungi keluargaku. Demi Allah wahai Rasulullah, aku bukanlah orang yang kafir atau orang yang murtad!" Nabi lalu berkata, "Kamu benar" Umar bin Khaththab kemudian berkata, "Biarkan aku memenggal kepala orang munafik ini!" Tetapi Nabi bersabda, "Dia telah mengikuti perang Badar, kamu tidak mengetahui, mungkin saja dia Ahlul Badar." Beliau kemudian meneruskan perkataannya, "Berbuatlah sesukamu, aku telah memaafkanmu." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ عَلِيٍّ بِهَذِهِ الْقِصَّةِ قَالَ انْطَلَقَ حَاطِبٌ فَكَتَبَ إِلَى أَهْلِ مَكَّةَ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ سَارَ إِلَيْكُمْ وَقَالَ فِيهِ قَالَتْ مَا مَعِي كِتَابٌ فَانْتَحَيْنَاهَا فَمَا وَجَدْنَا مَعَهَا كِتَابًا فَقَالَ عَلِيٌّ وَالَّذِي يُحْلَفُ بِهِ لَأَقْتُلَنَّكِ أَوْ لَتُخْرِجِنَّ الْكِتَابَ وَسَاقَ الْحَدِيثَ
. Dari Ali —-seperti kisah tadi— dia berkata, "Maka berangkatlah Hathib, menulis untuk Ahlul Makkah, 'Sesungguhnya Muhammad SAW telah merahasiakan (sesuatu) kepada kalian'."
Perawi berkata: Perempuan itu berkata, "Aku tidak membawa tulisan." Kami mendesaknya dan tidak menemukan tulisan itu, maka Ali berkata, "Bagi orang yang bersekongkol maka aku akan membunuhnya atau mengeluarkan tulisan itu." Demikianlah seterusnya seperti hadits tadi. {Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Mata-Mata Orang Kafir Dzimmi
عَنْ فُرَاتِ بْنِ حَيَّانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِهِ وَكَانَ عَيْنًا لِأَبِي سُفْيَانَ وَكَانَ حَلِيفًا لِرَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَمَرَّ بِحَلَقَةٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ إِنِّي مُسْلِمٌ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّى مُسْلِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْكُمْ رِجَالًا نَكِلُهُمْ إِلَى إِيمَانِهِمْ مِنْهُمْ فُرَاتُ بْنُ حَيَّانَ
. Dari Furat bin Hayyan: Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh mata-mata Abu Sufyan. Dia (mata-mata tersebut) mempunyai sekutu dari kaum Anshar dan sering berkumpul dengan kaum Anshar dan berkata, "Aku seorang muslim." maka seseorang dari kaum Anshar berkata, "Ya Rasulullah, dia berkata, 'Aku seorang muslim'." Nabi berkata, "Di antara kalian ada seorang laki-laki yang keimanannya terserah padanya, di antaranya adalah Furat bin Hayyan" (Shahih)
Mata-mata Musuh yang Meminta Perlindungan
عَنْ ابْنِ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَيْنٌ مِنْ الْمُشْرِكِينَ وَهُوَ فِي سَفَرٍ فَجَلَسَ عِنْدَ أَصْحَابِهِ ثُمَّ انْسَلَّ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اطْلُبُوهُ فَاقْتُلُوهُ قَالَ فَسَبَقْتُهُمْ إِلَيْهِ فَقَتَلْتُهُ وَأَخَذْتُ سَلَبَهُ فَنَفَّلَنِي إِيَّاهُ
. Dari Salamah bin Al Akwa', dia berkata: Seorang mata-mata dari kaum musyrik datang kepada Nabi, sementara beliau dalam perjalanan, mata-mata itu duduk di antara para sahabat, tetapi kemudian tiba-tiba menghilang, maka Nabi berkata, "Cari dia dan bunuhlah" Aku menemukan dia terlebih dahulu dari para sahabat, maka aku membunuh dia dan mengambil barang bawaannya, kemudian Nabi memberikan barang itu kepadaku." {Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Dalam riwayat Muslim, menggunakan periwayatan yang panjang, dan di bawah ini kelengkapannya.
إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ غَزَوْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَوَازِنَ قَالَ فَبَيْنَمَا نَحْنُ نَتَضَحَّى وَعَامَّتُنَا مُشَاةٌ وَفِينَا ضَعَفَةٌ إِذْ جَاءَ رَجُلٌ عَلَى جَمَلٍ أَحْمَرَ فَانْتَزَعَ طَلَقًا مِنْ حَقْوِ الْبَعِيرِ فَقَيَّدَ بِهِ جَمَلَهُ ثُمَّ جَاءَ يَتَغَدَّى مَعَ الْقَوْمِ فَلَمَّا رَأَى ضَعَفَتَهُمْ وَرِقَّةَ ظَهْرِهِمْ خَرَجَ يَعْدُو إِلَى جَمَلِهِ فَأَطْلَقَهُ ثُمَّ أَنَاخَهُ فَقَعَدَ عَلَيْهِ ثُمَّ خَرَجَ يَرْكُضُهُ وَاتَّبَعَهُ رَجُلٌ مِنْ أَسْلَمَ عَلَى نَاقَةٍ وَرْقَاءَ هِيَ أَمْثَلُ ظَهْرِ الْقَوْمِ قَالَ فَخَرَجْتُ أَعْدُو فَأَدْرَكْتُهُ وَرَأْسُ النَّاقَةِ عِنْدَ وَرِكِ الْجَمَلِ وَكُنْتُ عِنْدَ وَرِكِ النَّاقَةِ ثُمَّ تَقَدَّمْتُ حَتَّى كُنْتُ عِنْدَ وَرِكِ الْجَمَلِ ثُمَّ تَقَدَّمْتُ حَتَّى أَخَذْتُ بِخِطَامِ الْجَمَلِ فَأَنَخْتُهُ فَلَمَّا وَضَعَ رُكْبَتَهُ بِالْأَرْضِ اخْتَرَطْتُ سَيْفِي فَأَضْرِبُ رَأْسَهُ فَنَدَرَ فَجِئْتُ بِرَاحِلَتِهِ وَمَا عَلَيْهَا أَقُودُهَا فَاسْتَقْبَلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ مُقْبِلًا فَقَالَ مَنْ قَتَلَ الرَّجُلَ فَقَالُوا سَلَمَةُ بْنُ الْأَكْوَعِ فَقَالَ لَهُ سَلَبُهُ أَجْمَعُ
. Diriwayatkan dari Salamah, dia berkata: Aku ikut berperang bersama Rasulullah pada perang Hawazan, ketika kami sedang makan pagi dan kebanyakan kami berjalan kaki, serta di antara kami ada yang lemah, (tiba-tiba) datang seorang laki-laki yang membawa unta warna merah, lalu dia mengambil seutas tali untuk mengikat ontanya di sana. Dia kemudian makan bersama orang-orang. Ketika dia mengetahui bahwa orang-orang itu dalam keadaan lemah, dan kendaraan mereka sedikit, ia pun keluar menuju unta merah tersebut kemudian melepaskan ikatan talinya, menuntunnya, kemudian duduk di atasnya dan memacu unta tersebut. Laki-laki itu lalu dikejar oleh seseorang dari bani Aslam dengan menaiki unta Warqa' Unta itu adalah unta yang terbaik. Dia berkata, "Aku memacu untaku dan menemukan laki-laki itu sedang memacu untanya. Aku berpacu dengan dia dan bisa mengejarnya serta berada di samping untanya. Aku berhasil mengambil tali kendali unta dan menghentikannya. Ketika kedua lutut lelaki itu menapak bumi, aku menghunus pedang dan memenggal kepalanya. Aku lalu membawa perbekalan dan barang bawaannya. Aku melihat Nabi sedang berkumpul di tengah orang-orang, beliau bertanya, "Siapa yang membunuh orang ini?" Orang-orang menjawab, "Salamah Al Akwa'." Beliau melanjutkan perkataannya, "Baginya adalah semua perbekalan yang dia (musuh) bawa." (Hasan: Muslim)
Waktu yang Disunnahkan untuk Memulai Pertempuran
النُّعْمَانَ يَعْنِي ابْنَ مُقَرِّنٍ قَالَ شَهِدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا لَمْ يُقَاتِلْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَخَّرَ الْقِتَالَ حَتَّى تَزُولَ الشَّمْسُ وَتَهُبَّ الرِّيَاحُ وَيَنْزِلَ النَّصْرُ
. Dari Nu'man bin Muqarrin, dia berkata: Aku melihat Rasulullah berperang, jika tidak pada pagi hari maka beliau menunda hingga matahari tergelincir, dan angin bertiup lalu datanglah pertolongan dari Allah. (Shahih)
Perintah untuk Diam Ketika Berperang
عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ قَالَ كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُونَ الصَّوْتَ عِنْدَ الْقِتَالِ
. Dari Qais bin Ubad, dia berkata, "Sahabat-sahabat Nabi membenci bersuara ketika perang." (Shahih Mauquf)
Orang yang Berjalan Kaki ketika Berperang
عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ لَمَّا لَقِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُشْرِكِينَ يَوْمَ حُنَيْنٍ فَانْكَشَفُوا نَزَلَ عَنْ بَغْلَتِهِ فَتَرَجَّلَ
. Dari Al Bara' dia berkata, "Ketika Nabi bertemu dengan kaum musyrik pada perang Hunain yang kalah, Nabi turun dari kudanya dan berjalan kaki." (Shahih)
Sombong karena Ikut Berperang
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَتِيكٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ مِنْ الْغَيْرَةِ مَا يُحِبُّ اللَّهُ وَمِنْهَا مَا يُبْغِضُ اللَّهُ فَأَمَّا الَّتِي يُحِبُّهَا اللَّهُ فَالْغَيْرَةُ فِي الرِّيبَةِ وَأَمَّا الْغَيْرَةُ الَّتِي يُبْغِضُهَا اللَّهُ فَالْغَيْرَةُ فِي غَيْرِ رِيبَةٍ وَإِنَّ مِنْ الْخُيَلَاءِ مَا يُبْغِضُ اللَّهُ وَمِنْهَا مَا يُحِبُّ اللَّهُ فَأَمَّا الْخُيَلَاءُ الَّتِي يُحِبُّ اللَّهُ فَاخْتِيَالُ الرَّجُلِ نَفْسَهُ عِنْدَ الْقِتَالِ وَاخْتِيَالُهُ عِنْدَ الصَّدَقَةِ وَأَمَّا الَّتِي يُبْغِضُ اللَّهُ فَاخْتِيَالُهُ فِي الْبَغْيِ قَالَ مُوسَى وَالْفَخْرِ
. Dari Jabir bin Atik: Nabi bersabda, "Cemburu ada yang dicintai Allah dan ada yang dibenci Allah. Cemburu yang dicintai Allah adalah cemburu dalam kegelisahan, sedangkan (cemburu) yang dibenci Allah adalah cemburu selain pada kegelisahan. Sesungguhnya kesombongan ada yang dibenci Allah dan ada yang dicintai Allah. Kesombongan yang dicintai Allah adalah sombongnya seseorang pada dirinya saat perang dan sombongnya seseorang ketika bersedekah, sedangkan kesombongan yang dibenci Allah adalah sombongnya seseorang dalam membangkang."
Dalam riwayat lain ada tambahan, "Membanggakan."(hasan)
Orang yang Meminta Perlindungan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشَرَةً عَيْنًا وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ عَاصِمَ بْنَ ثَابِتٍ فَنَفَرُوا لَهُمْ هُذَيْلٌ بِقَرِيبٍ مِنْ مِائَةِ رَجُلٍ رَامٍ فَلَمَّا أَحَسَّ بِهِمْ عَاصِمٌ لَجَئُوا إِلَى قَرْدَدٍ فَقَالُوا لَهُمْ انْزِلُوا فَأَعْطُوا بِأَيْدِيكُمْ وَلَكُمْ الْعَهْدُ وَالْمِيثَاقُ أَنْ لَا نَقْتُلَ مِنْكُمْ أَحَدًا فَقَالَ عَاصِمٌ أَمَّا أَنَا فَلَا أَنْزِلُ فِي ذِمَّةِ كَافِرٍ فَرَمَوْهُمْ بِالنَّبْلِ فَقَتَلُوا عَاصِمًا فِي سَبْعَةِ نَفَرٍ وَنَزَلَ إِلَيْهِمْ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ عَلَى الْعَهْدِ وَالْمِيثَاقِ مِنْهُمْ خُبَيْبٌ وَزَيْدُ بْنُ الدَّثِنَةِ وَرَجُلٌ آخَرُ فَلَمَّا اسْتَمْكَنُوا مِنْهُمْ أَطْلَقُوا أَوْتَارَ قِسِيِّهِمْ فَرَبَطُوهُمْ بِهَا فَقَالَ الرَّجُلُ الثَّالِثُ هَذَا أَوَّلُ الْغَدْرِ وَاللَّهِ لَا أَصْحَبُكُمْ إِنَّ لِي بِهَؤُلَاءِ لَأُسْوَةً فَجَرُّوهُ فَأَبَى أَنْ يَصْحَبَهُمْ فَقَتَلُوهُ فَلَبِثَ خُبَيْبٌ أَسِيرًا حَتَّى أَجْمَعُوا قَتْلَهُ فَاسْتَعَارَ مُوسَى يَسْتَحِدُّ بِهَا فَلَمَّا خَرَجُوا بِهِ لِيَقْتُلُوهُ قَالَ لَهُمْ خُبَيْبٌ دَعُونِي أَرْكَعُ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ قَالَ وَاللَّهِ لَوْلَا أَنْ تَحْسَبُوا مَا بِي جَزَعًا لَزِدْتُ
. Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, dia berkata: Nabi mengutus dua belas mata-mata dan mengangkat Ashim bin Tsabit sebagai pemimpin. Kemudian rombongan ini diikuti oleh pasukan musuh (Bani Hudzail) yang jumlahnya mendekati seratus orang pemanah. Ketika Ashim mengetahui hal itu, mereka kembali ke Qardad, namun mereka berhasil menangkap Ashim dan teman-temannya. Mereka berkata, "Turunlah dari kuda kalian dan angkat tangan kalian. Kalian harus membuat kesepakatan dan perjanjian agar kami tidak membunuh kalian." Ashim lalu berkata, "Aku tidak akan mau berada dalam perlindungan kaum kafir." Mereka kemudian menghujani Ashim dengan anak panah. Mereka membunuh Ashim bersama enam orang yang lain, sedangkan tiga orang lainnya (Khubaib, Zaid bin Ad-Datsanah, dan seorang lagi) membuat perjanjian dengan mereka. Ketika mereka sudah menyandera mereka, mereka melepaskan tali panah dan mengikat mereka dengan tali itu. Berkatalah seseorang yang ketiga, "Ini adalah penghkianatan pertama. Demi Allah, aku tidak akan menjadi teman kalian, mereka (yang terbunuh) merupakan teladan bagiku." Mereka (musuh) lalu menyeret dia, tetapi dia tetap tidak mau dikumpulkan dengan mereka, maka mereka membunuh orang ketiga tersebut, sedangkan Khubaib menjadi sandera, dan mereka (musuh) bersepakat untuk membunuhnya, (sebelumnya Khubaib) meminta sebuah silet untuk mencukur rambut kemaluannya. Ketika mereka keluar untuk membunuh dia, Khubaib berkata kepada mereka, "Berikan aku kesempatan untuk shalat dua rakaat." Kemudian dia melanjutkan perkataannya, "Demi Allah, seandainya kalian tidak menganggapku ketakutan, maka aku akan menambah (bilangan rakaat)." {Shahih: Bukhari)
أَبِي هُرَيْرَةَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
. Dari Abu Hurairah... Kemudian menyebutkan hadits tersebut. (Shahih : Bukhari)
Memantau Musuh Secara Rahasia
الْبَرَاءَ قَالَ جَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الرُّمَاةِ يَوْمَ أُحُدٍ وَكَانُوا خَمْسِينَ رَجُلًا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ جُبَيْرٍ وَقَالَ إِنْ رَأَيْتُمُونَا تَخْطِفُنَا الطَّيْرُ فَلَا تَبْرَحُوا مِنْ مَكَانِكُمْ هَذَا حَتَّى أُرْسِلَ لَكُمْ وَإِنْ رَأَيْتُمُونَا هَزَمْنَا الْقَوْمَ وَأَوْطَأْنَاهُمْ فَلَا تَبْرَحُوا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ قَالَ فَهَزَمَهُمْ اللَّهُ قَالَ فَأَنَا وَاللَّهِ رَأَيْتُ النِّسَاءَ يُسْنِدْنَ عَلَى الْجَبَلِ فَقَالَ أَصْحَابُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُبَيْرٍ الْغَنِيمَةَ أَيْ قَوْمِ الْغَنِيمَةَ ظَهَرَ أَصْحَابُكُمْ فَمَا تَنْتَظِرُونَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جُبَيْرٍ أَنَسِيتُمْ مَا قَالَ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَاللَّهِ لَنَأْتِيَنَّ النَّاسَ فَلَنُصِيبَنَّ مِنْ الْغَنِيمَةِ فَأَتَوْهُمْ فَصُرِفَتْ وُجُوهُهُمْ وَأَقْبَلُوا مُنْهَزِمِينَ
Dari Al Bara', dia berkata: Nabi membentuk sebuah pasukan panah pada Perang Uhud —berjumlah lima puluh orang— dan Abdullah bin Zubair sebagai pemimpin mereka. Beliau SAW lalu berkata, "Jika kalian melihat kami kalah, maka jangan meninggalkan tempat ini hingga aku mengutus seseorang kepada kalian. Jika kalian melihat kami mengalahkan mereka, tetap jangan meninggalkan tempat ini hingga datang seorang utusan kepada kalian."
Al Bara' berkata: Allah lalu mengalahkan mereka. Demi Allah, aku melihat perempuan-perempuan bersandar di atas gunung, para sahabat Abdullah bin Zubair berkata, "Rampasan perang dari kaum (musuh)! Jarahan! Telah terlihat dihadapan kalian, apa yang kalian tunggu?!" Abdullah bin Zubair berkata, "Apakah kalian lupa dengan pesan Rasulullah?" Mereka menjawab, "Sungguh, kita akan bawakan harta rampasan dan kita berikan bagian dari rampasan ini?" Mereka pun mendatangi dan mengeyampingkan tugas mereka, sehingga mereka berbalik mendapat kekalahan. {Shahih: Bukhari)
Barisan
عَنْ حَمْزَةَ بْنِ أَبِي أُسَيْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ اصْطَفَفْنَا يَوْمَ بَدْرٍ إِذَا أَكْثَبُوكُمْ يَعْنِي إِذَا غَشُوكُمْ فَارْمُوهُمْ بِالنَّبْلِ وَاسْتَبْقُوا نَبْلَكُمْ
. Dari Abu Usaid, dia berkata: Nabi berkata (ketika kami berbaris pada perang Badar), "Jika mereka mendekat kalian, lemparilah mereka dengan anak panah, namun sisakan anak panah kalian (maksudnya jangan dihabiskan semua) " (Shahih: Bukhari)
Bergulat (Duel Satu Lawan Satu)
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ تَقَدَّمَ يَعْنِي عُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ وَتَبِعَهُ ابْنُهُ وَأَخُوهُ فَنَادَى مَنْ يُبَارِزُ فَانْتَدَبَ لَهُ شَبَابٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ مَنْ أَنْتُمْ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ لَا حَاجَةَ لَنَا فِيكُمْ إِنَّمَا أَرَدْنَا بَنِي عَمِّنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُمْ يَا حَمْزَةُ قُمْ يَا عَلِيُّ قُمْ يَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْحَارِثِ فَأَقْبَلَ حَمْزَةُ إِلَى عُتْبَةَ وَأَقْبَلْتُ إِلَى شَيْبَةَ وَاخْتُلِفَ بَيْنَ عُبَيْدَةَ وَالْوَلِيدِ ضَرْبَتَانِ فَأَثْخَنَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا صَاحِبَهُ ثُمَّ مِلْنَا عَلَى الْوَلِيدِ فَقَتَلْنَاهُ وَاحْتَمَلْنَا عُبَيْدَةَ
. Dari Ali, dia berkata: Utbah bin Rabiah maju ke depan (dalam suatu arena) kemudian diikuti anaknya dan saudaranya, lalu dia memanggil, "Siapa yang mau duel dengan kami?" Seorang anak muda golongan Anshar menyambutnya, maka Utbah bertanya, "Siapa kamu?" Dia pun memberitahukan identitasnya, tetapi dia lalu menjawab, "Kami tidak membutuhkan kalian, kami ingin orang yang berasal dari golongan pamanku." Nabi kemudian bersabda, "Berdirilah Hamzah, berdirilah Ali, berdirilah Ubaidah bin Al Haritsah." Hamzah menghadapi Utbah, aku menghadapi Syaibah (dan Ubaidah menghadapi Walid). Antara Ubaidah dan Walid saling memukul, satu dengan yang lain saling melukai lawannya. Kami lalu menyerang Walid hingga kami membunuhnya, lalu kami pun menggendong Ubaidah. {Shahih)
Larangan Mutilasi
عَنْ الْهَيَّاجِ بْنِ عِمْرَانَ أَنَّ عِمْرَانَ أَبَقَ لَهُ غُلَامٌ فَجَعَلَ لِلَّهِ عَلَيْهِ لَئِنْ قَدَرَ عَلَيْهِ لَيَقْطَعَنَّ يَدَهُ فَأَرْسَلَنِي لِأَسْأَلَ لَهُ فَأَتَيْتُ سَمُرَةَ بْنَ جُنْدُبٍ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ كَانَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحُثُّنَا عَلَى الصَّدَقَةِ وَيَنْهَانَا عَنْ الْمُثْلَةِ فَأَتَيْتُ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحُثُّنَا عَلَى الصَّدَقَةِ وَيَنْهَانَا عَنْ الْمُثْلَةِ
. Dari Al Hayyaj bin Imran: Imran mempunyai budak yang melarikan diri, maka dia bersumpah akan memotong tangannya jika tertangkap. Dia menyuruhku mencari budak tersebut, maka aku mendatangi Samurah bin Jundub dan bertanya kepadanya (tentang mutilasi)? Dia menjawab, "Sesungguhnya Nabi menyuruh kami bersedekah dan melarang mutilasi." Aku lalu mendatangi Imran bin Hushain dan bertanya kepadanya (tentang mutilasi), dia pun menjawab, "Sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan kami bersedekah dan melarang mutilasi." (Shahih)
Membunuh Perempuan
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ امْرَأَةً وُجِدَتْ فِي بَعْضِ مَغَازِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَقْتُولَةً فَأَنْكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَتْلَ النِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ
. Dari Abdullah: Seorang wanita ditemukan dalam keadaan terbunuh pada sebagian peperangan Rasulullah, maka Nabi mengecam pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak. (Shahih: Muttafaq 'Alaili)
رَبَاحِ بْنِ رَبِيعٍ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ فَرَأَى النَّاسَ مُجْتَمِعِينَ عَلَى شَيْءٍ فَبَعَثَ رَجُلًا فَقَالَ انْظُرْ عَلَامَ اجْتَمَعَ هَؤُلَاءِ فَجَاءَ فَقَالَ عَلَى امْرَأَةٍ قَتِيلٍ فَقَالَ مَا كَانَتْ هَذِهِ لِتُقَاتِلَ قَالَ وَعَلَى الْمُقَدِّمَةِ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ فَبَعَثَ رَجُلًا فَقَالَ قُلْ لِخَالِدٍ لَا يَقْتُلَنَّ امْرَأَةً وَلَا عَسِيفًا
. Dari Rabah bin Rabi', dia berkata: Kami bersama Rasulullah SAW pada sebuah peperangan, beliau melihat orang-orang berkumpul karena sesuatu, maka beliau mengutus seseorang dan berkata kepadanya, "Lihatlah, kenapa orang-orang berkumpul?'''' Setelah dia melihatnya, dia pun memberitahu Nabi bahwa ada seorang wanita yang terbunuh! Beliau lalu berkata, "Tidak boleh membunuh wanita.'''' Perawi berkata, "Menurut keterangan Khalid bin Walid, Nabi mengutus seseorang dan berkata, "Katakan pada Khalid bin Walid jangan membunuh wanita dan pelayan." {Hasan Shahih)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمْ يُقْتَلْ مِنْ نِسَائِهِمْ تَعْنِي بَنِي قُرَيْظَةَ إِلَّا امْرَأَةٌ إِنَّهَا لَعِنْدِي تُحَدِّثُ تَضْحَكُ ظَهْرًا وَبَطْنًا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْتُلُ رِجَالَهُمْ بِالسُّيُوفِ إِذْ هَتَفَ هَاتِفٌ بِاسْمِهَا أَيْنَ فُلَانَةُ قَالَتْ أَنَا قُلْتُ وَمَا شَأْنُكِ قَالَتْ حَدَثٌ أَحْدَثْتُهُ قَالَتْ فَانْطَلَقَ بِهَا فَضُرِبَتْ عُنُقُهَا فَمَا أَنْسَى عَجَبًا مِنْهَا أَنَّهَا تَضْحَكُ ظَهْرًا وَبَطْنًا وَقَدْ عَلِمَتْ أَنَّهَا تُقْتَلُ
. Dari Aisyah, dia berkata: Tidak terbunuh wanita mereka —maksudnya adalah Bani Quraizhah— kecuali seorang wanita, menurutku wanita itu pantas dibunuh (karena sering mencela Nabi SAW) dan sering tertawa keras. Rasulullah telah membunuh laki-laki mereka dengan pedang. Ketika ada seseorang yang memanggil nama wanita itu, "Dimana Fulanah?" Dia menjawab, "Aku," Aku pun (Aisyah) berkata, "Apa yang telah terjadi padamu?" Dia menjawab, "Aku telah membicarakan sesuatu yang mengada-ada." Aisyah kemudian berkata, "Dia lalu pergi, dan dipenggallah leher wanita itu. Itu merupakan sebuah kejadian yang tidak bisa terlupakan dan mengherankan, karena dia tertawa dengan sangat keras setelah tahu dirinya akan dibunuh." (Hasan)
عَنْ الصَّعْبِ ابْنِ جَثَّامَةَ أَنَّهُ سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الدَّارِ مِنْ الْمُشْرِكِينَ يُبَيَّتُونَ فَيُصَابُ مِنْ ذَرَارِيِّهِمْ وَنِسَائِهِمْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُمْ مِنْهُمْ وَكَانَ عَمْرٌو يَعْنِي ابْنَ دِينَارٍ يَقُولُ هُمْ مِنْ آبَائِهِمْ قَالَ الزُّهْرِيُّ ثُمَّ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ عَنْ قَتْلِ النِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ
. Dari Sha'ab bin Jatsamah: Dia bertanya kepada Nabi SAW tentang rumah kaum musyrik dan orang yang tinggal bersama mereka, "Apakah boleh dikenai (diserang) anak-anak dan perempuan mereka?" Rasul menjawab, "Mereka adalah bagian dari mereka. "
Dalam riwayat lain, "Mereka adalah dari nenek moyang mereka"
Dalam riwayat lain ada tambahan: Nabi kemudian melarang membunuh wanita dan anak-anak. (Shahih: Bukhari)
Dalam riwayat Bukhari tidak ada kalimat yang menyatakan larangan membunuh.
Larangan Membakar Musuh dengan Api
مُحَمَّدُ بْنُ حَمْزَةَ الْأَسْلَمِيُّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّرَهُ عَلَى سَرِيَّةٍ قَالَ فَخَرَجْتُ فِيهَا وَقَالَ إِنْ وَجَدْتُمْ فُلَانًا فَأَحْرِقُوهُ بِالنَّارِ فَوَلَّيْتُ فَنَادَانِي فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ إِنْ وَجَدْتُمْ فُلَانًا فَاقْتُلُوهُ وَلَا تُحْرِقُوهُ فَإِنَّهُ لَا يُعَذِّبُ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ
. Dari Hamzah Al Aslami: Rasulullah SAW menjadikan dia seorang pemimpin pasukan. Dia berkata, "Aku berangkat dengan pasukan tersebut." Nabi lalu berkata, "Jika kamu menemukan Fulan, bakarlah dia dengan api." Aku kemudian pergi, namun kemudian Rasulullah berputar untuk memanggilku lagi, maka aku pun kembali kepada Rasulullah. Beliau lalu berkata, "Jika kalian menemukan Fulan maka bunuhlah dia, jangan dibakar, karena tidak disiksa seseorang dengan api kecuali oleh Tuhan sang (pencipta) api itu sendiri." (Shahih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْثٍ فَقَالَ إِنْ وَجَدْتُمْ فُلَانًا وَفُلَانًا فَذَكَرَ مَعْنَاهُ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah mengutus kami dalam sebuah misi, beliau berkata, "Jika kalian menemukan Fulan dan Fulan..." Dia (Abu Hurairah) lalu menuturkan makna hadits. {Shahih: Bukhari)
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَانْطَلَقَ لِحَاجَتِهِ فَرَأَيْنَا حُمَرَةً مَعَهَا فَرْخَانِ فَأَخَذْنَا فَرْخَيْهَا فَجَاءَتْ الْحُمَرَةُ فَجَعَلَتْ تَفْرِشُ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ فَجَعَ هَذِهِ بِوَلَدِهَا رُدُّوا وَلَدَهَا إِلَيْهَا وَرَأَى قَرْيَةَ نَمْلٍ قَدْ حَرَّقْنَاهَا فَقَالَ مَنْ حَرَّقَ هَذِهِ قُلْنَا نَحْنُ قَالَ إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُعَذِّبَ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ
. Dari Abdullah, dia berkata: Kami bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan, berangkat untuk suatu keperluan, kemudian kami melihat seekor ayam bersama dua ekor anaknya, lalu kami mengambil kedua anaknya itu. Kemudian datanglah ayam betina itu (induknya) sambil mengepak-ngepakkan sayapnya. Lalu datanglah Nabi dan berkata, "Siapa yang menyakiti ayam ini dengan anaknya? Kembalikan anak-anaknya kepadanya. " Kemudian kami melihat sekelomok semut yang sangat banyak, maka kami membakarnya. Rasulullah SAW pun bertanya, "Siapa yang membakar ini?" Kami menjawab, "Kami." Beliau kemudian bersabda, "Sesungguhnya tidak boleh menyiksa dengan api kecuali Tuhan (pencipta) api." {Shahih)
Tawanan yang Dapat Dipercaya
أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَجِبَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ مِنْ قَوْمٍ يُقَادُونَ إِلَى الْجَنَّةِ فِي السَّلَاسِلِ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah berkata, "Tuhan kita merasa heran dengan tindakan suatu kaum yang dituntun ke surga dengan dirantai (Shahih)
أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْلًا قِبَلَ نَجْدٍ فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ مِنْ بَنِي حَنِيفَةَ يُقَالُ لَهُ ثُمَامَةُ بْنُ أُثَالٍ سَيِّدُ أَهْلِ الْيَمَامَةِ فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ فَخَرَجَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَاذَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ قَالَ عِنْدِي يَا مُحَمَّدُ خَيْرٌ إِنْ تَقْتُلْ تَقْتُلْ ذَا دَمٍ وَإِنْ تُنْعِمْ تُنْعِمْ عَلَى شَاكِرٍ وَإِنْ كُنْتَ تُرِيدُ الْمَالَ فَسَلْ تُعْطَ مِنْهُ مَا شِئْتَ فَتَرَكَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا كَانَ الْغَدُ ثُمَّ قَالَ لَهُ مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ فَأَعَادَ مِثْلَ هَذَا الْكَلَامِ فَتَرَكَهُ حَتَّى كَانَ بَعْدَ الْغَدِ فَذَكَرَ مِثْلَ هَذَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَطْلِقُوا ثُمَامَةَ فَانْطَلَقَ إِلَى نَخْلٍ قَرِيبٍ مِنْ الْمَسْجِدِ فَاغْتَسَلَ فِيهِ ثُمَّ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَسَاقَ الْحَدِيثَ قَالَ عِيسَى أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ وَقَالَ ذَا ذِ
.bernama Tsumamah bin Utsal, pemimpin ahlul Yamamah, kemudian dia diikat pada tiang dari tiang masjid. Nabi datang mendekatinya dan berkata, "Apa yang kamu miliki wahai Tsumamah?" Dia menjawab, "Aku mempunyai berbagai kemewahan wahai Muhammad. Jika kamu ingin membunuh(ku), maka kamu akan membunuh seseorang yang mempunyai keturunan (nasab yang baik). Jika kamu membiarkan hidup, maka aku akan (membuat hidupmu) mewah. Bila kamu ingin harta maka mintalah sesukamu, maka kamu akan diberi." Rasulullah lalu meninggalkan dia. Keesokan harinya Nabi bertanya lagi kepadanya, "Apa yang kamu miliki wahai Tsumamah?" Tsumamah mengulangi jawabannya seperti sebelumnya, maka Rasulullah meninggalkannya lagi. Lusanya beliau menanyakannya seperti sebelumnya, kemudian berkata, "Lepaskan Tsumamah. " Dia dilepaskan di daerah Nakhl (kebun kurma) dekat masjid, maka dia mandi di sana, kemudian masuk masjid dan mengucapkan, "Aku bersaksi sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan Allah...." Demikian hadits menyebutkan. Dalam periwayatan lain dikatakan: Dia adalah seorang dzimmi (non muslim yang hidup dibawah pemerintahan Islam). (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Tawanan yang Ditangkap, Dipukul, dan Diinterogasi
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَدَبَ أَصْحَابَهُ فَانْطَلَقُوا إِلَى بَدْرٍ فَإِذَا هُمْ بِرَوَايَا قُرَيْشٍ فِيهَا عَبْدٌ أَسْوَدُ لِبَنِي الْحَجَّاجِ فَأَخَذَهُ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلُوا يَسْأَلُونَهُ أَيْنَ أَبُو سُفْيَانَ فَيَقُولُ وَاللَّهِ مَالِي بِشَيْءٍ مِنْ أَمْرِهِ عِلْمٌ وَلَكِنْ هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ جَاءَتْ فِيهِمْ أَبُو جَهْلٍ وَعُتْبَةُ وَشَيْبَةُ ابْنَا رَبِيعَةَ وَأُمَيَّةُ بْنُ خَلَفٍ فَإِذَا قَالَ لَهُمْ ذَلِكَ ضَرَبُوهُ فَيَقُولُ دَعُونِي دَعُونِي أُخْبِرْكُمْ فَإِذَا تَرَكُوهُ قَالَ وَاللَّهِ مَالِي بِأَبِي سُفْيَانَ مِنْ عِلْمٍ وَلَكِنْ هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ أَقْبَلَتْ فِيهِمْ أَبُو جَهْلٍ وَعُتْبَةُ وَشَيْبَةُ ابْنَا رَبِيعَةَ وَأُمَيَّةُ بْنُ خَلَفٍ قَدْ أَقْبَلُوا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَهُوَ يَسْمَعُ ذَلِكَ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّكُمْ لَتَضْرِبُونَهُ إِذَا صَدَقَكُمْ وَتَدَعُونَهُ إِذَا كَذَبَكُمْ هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ أَقْبَلَتْ لِتَمْنَعَ أَبَا سُفْيَانَ قَالَ أَنَسٌ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا مَصْرَعُ فُلَانٍ غَدًا وَوَضَعَ يَدَهُ عَلَى الْأَرْضِ وَهَذَا مَصْرَعُ فُلَانٍ غَدًا وَوَضَعَ يَدَهُ عَلَى الْأَرْضِ وَهَذَا مَصْرَعُ فُلَانٍ غَدًا وَوَضَعَ يَدَهُ عَلَى الْأَرْضِ فَقَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا جَاوَزَ أَحَدٌ مِنْهُمْ عَنْ مَوْضِعِ يَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَ بِهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأُخِذَ بِأَرْجُلِهِمْ فَسُحِبُوا فَأُلْقُوا فِي قَلِيبِ بَدْرٍ
. Dari Anas: Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabatnya (berperang), maka berangkatlah mereka pada perang Badar. Ternyata mereka mendapatkan mata-mata Quraisy yaitu Abdun Aswad (budak hitam) dari Bani Hajjaj, maka para sahabat menangkap dia dan mengintograsi, "Dimana Abu Sufyan?" Dia menjawab, "Sungguh, aku tidak mengetahui perihal dia, tetapi orang Quraisy ini telah datang, di antara mereka adalah Abu Jahal, Utbah, Syaibah —anak dari Rabi'ah— dan Umayyah bin Khalaf." Ketika dia menjawab demikian, para sahabat memukulinya, maka dia berkata, "Jangan, jangan. Baiklah, aku akan memberitahu kalian jika kalian melepaskanku." Sungguh, aku tidak mengetahui perihal Abu Sufyan, tetapi orang-orang Quraisy telah bergerak kemari dan di antara mereka adalah Abu Jahal, Utbah, Syaibah —anak Rabi'ah— dan Umayyah bin Khalaf, mereka telah datang kemari." —Nabi saat itu sedang shalat dan beliau mendengarkan kejadian itu—. Ketika sudah selesai, beliau berkata, "Demi Dzat yang diriku di tangan-Nya, kalian telah memukulnya ketika dia berkata jujur dan kalian mengharapkannya untuk membohongi kalian. Orang Quraisy ini telah datang untuk mencegah (melindungi) Abu Sufyan." Rasulullah lalu bersabda, "Ini adalah tempat bertempurnya Fulan besok —beliau mengisyaratkan dengan tangannya pada bumi— ini adalah tempat bertempurnya Fulan besok— sambil mengisyaratkan tangannya di tanah." Beliau menunjukkan tempat-tempat untuk sahabat-sahabat yang lain. "Demi Allah yang diriku di tangan-Nya, tidak berperang seseorang melewati dari tanah yang diisyaratkan "oleh Nabi kepadanya, Nabi telah menggariskan kepada para sahabat dan mengambil kaki mereka serta menariknya ke dalam medan perang Badar (yang telah digariskan Nabi). (Shahih: Muslim)
Tawanan yang Dipaksa Masuk Islam
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَتْ الْمَرْأَةُ تَكُونُ مِقْلَاتًا فَتَجْعَلُ عَلَى نَفْسِهَا إِنْ عَاشَ لَهَا وَلَدٌ أَنْ تُهَوِّدَهُ فَلَمَّا أُجْلِيَتْ بَنُو النَّضِيرِ كَانَ فِيهِمْ مِنْ أَبْنَاءِ الْأَنْصَارِ فَقَالُوا لَا نَدَعُ أَبْنَاءَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنْ الْغَيِّ }
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata, Ada seorang wanita yang tidak mempunyai anak dan dia bersumpah kepada dirinya bila dia mempunyai anak maka si anak akan dijadikan sebagai seorang Yahudi. Ketika Bani Nazhir (kaum Yahudi) diusir, di antara mereka adalah anak-anak golongan Anshar, dan mereka berkata, "Kami tidak akan membiarkan anak-anak kami (keluar dari Islam)." Lalu turunlah ayat, "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat" (Qs. Al Baqarah [20]: 256) (Shahih)
Membunuh Tawanan dan Tidak Ditawari Masuk Islam
عَنْ سَعْدٍ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ فَتْحِ مَكَّةَ أَمَّنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّاسَ إِلَّا أَرْبَعَةَ نَفَرٍ وَامْرَأَتَيْنِ وَسَمَّاهُمْ وَابْنُ أَبِي سَرْحٍ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ وَأَمَّا ابْنُ أَبِي سَرْحٍ فَإِنَّهُ اخْتَبَأَ عِنْدَ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ فَلَمَّا دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّاسَ إِلَى الْبَيْعَةِ جَاءَ بِهِ حَتَّى أَوْقَفَهُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ بَايِعْ عَبْدَ اللَّهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَنَظَرَ إِلَيْهِ ثَلَاثًا كُلُّ ذَلِكَ يَأْبَى فَبَايَعَهُ بَعْدَ ثَلَاثٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى أَصْحَابِهِ فَقَالَ أَمَا كَانَ فِيكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ يَقُومُ إِلَى هَذَا حَيْثُ رَآنِي كَفَفْتُ يَدِي عَنْ بَيْعَتِهِ فَيَقْتُلُهُ فَقَالُوا مَا نَدْرِي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا فِي نَفْسِكَ أَلَا أَوْمَأْتَ إِلَيْنَا بِعَيْنِكَ قَالَ إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي لِنَبِيٍّ أَنْ تَكُونَ لَهُ خَائِنَةُ الْأَعْيُنِ. قَالَ أَبُو دَاوُد كَانَ عَبْدُ اللَّهِ أَخَا عُثْمَانَ مِنْ الرِّضَاعَةِ وَكَانَ الْوَلِيدُ بْنُ عُقْبَةَ أَخَا عُثْمَانَ لِأُمِّهِ وَضَرَبَهُ عُثْمَانُ الْحَدَّ إِذْ شَرِبَ الْخَمْرَ
. Dari Sa'ad, dia berkata: Ketika Yaum Fath Makkah (hari pembebasan kota Makkah), Nabi memberikan rasa aman kepada manusia, kecuali empat orang laki-laki dan dua orang perempuan, yaitu: Ibnu Abu Sarah... hadits menyebutkan nama mereka semua. Said berkata: Ibnu Abu Sarah bersembunyi di rumah Utsman bin Affan, ketika Nabi mengajak orang-orang untuk berbaiat, maka Utsman datang bersama Ibnu Abu Sarah dan menghadapkannya kepada Nabi, lalu Utsman berkata, "Ya Nabi, baiatlah Abdullah." Nabi mengangkat kepalanya dan melihat dia tiga kali, tetapi beliau menolak untuk membaiatnya. Namun akhirnya beliau membaiatnya setelah melihatnya tiga kali. Beliau kemudian menghadap para sahabat dan berkata, ''''Tidak adakah dari kalian seorang laki-laki yang bijak, berdiri di sini untuk membunuhnya, dimana dia melihatku menahan tanganku untuk membaiatnya?" Mereka menjawab, "Kami tidak mengetahui apa yang ada dalam diri Anda, tidakkah Anda mengisyaratkan dengan mata kepada kami? Beliau menjawab, "Sesungguhnya seorang Nabi tidak boleh mempunyai kebohongan pada matanya."
Abu Daud berkata, "Abdulah adalah saudara Utsman dari susuan, sedangkan Walid bin Uqbah adalah saudara dari ibunya. Utsman telah menghukum Walid bin Uqbah dengan hukum cambuk ketika dia meminum minuman keras. (Shahih)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ عَامَ الْفَتْحِ وَعَلَى رَأْسِهِ الْمِغْفَرُ فَلَمَّا نَزَعَهُ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ ابْنُ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ فَقَالَ اقْتُلُوهُ
. Dari Anas bin Malik: Rasulullah SAW masuk ke Makkah pada tahun Fath Makkah (kemenangan Makkah) dan memakai penutup kepala dari baja. Ketika beliau melepaskan penutup kepala itu, datang seseorang menghadap Nabi dan berkata, "Ibnu Khathal bergelantungan di satir Ka'bah?" Nabi bersabda, "Bunuhlah dia." (Shahih)
Membunuh Tahanan dengan Diikat lalu Dilempar Hingga Mati
عَنْ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَرَادَ الضَّحَّاكُ بْنُ قَيْسٍ أَنْ يَسْتَعْمِلَ مَسْرُوقًا فَقَالَ لَهُ عُمَارَةُ بْنُ عُقْبَةَ أَتَسْتَعْمِلُ رَجُلًا مِنْ بَقَايَا قَتَلَةِ عُثْمَانَ فَقَالَ لَهُ مَسْرُوقٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ وَكَانَ فِي أَنْفُسِنَا مَوْثُوقَ الْحَدِيثِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أَرَادَ قَتْلَ أَبِيكَ قَالَ مَنْ لِلصِّبْيَةِ قَالَ النَّارُ فَقَدْ رَضِيتُ لَكَ مَا رَضِيَ لَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Ibrahim, dia berkata, "Adh-Dhahak bin Qais ingin menjadikan Masruq sebagai pekerjanya, maka Umarah bin Uqbah berkata kepadanya, "Apakah kamu akan merekrut orang dari komplotan yang membunuh Utsman?" Masruq lalu berkata kepadanya, "Abdullah bin Mas'ud telah memberikan sebuah hadits kepada kami —dan kami sangat percaya dengan hadits ini— sesungguhnya ketika ia ingin membunuh ayahmu, ayahmu bertanya 'Siapa yang akan menjamin anakku?' Nabi lalu bersabda, 'Allah".' (Ayahmu pun) berkata, 'Sesungguhnya aku telah rela denganmu sebagaimana Rasulullah telah rela denganmu'." (Hasan Shahih)
Melepaskan Tawanan Tanpa Tebusan
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ ثَمَانِينَ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ هَبَطُوا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ مِنْ جِبَالِ التَّنْعِيمِ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ لِيَقْتُلُوهُمْ فَأَخَذَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِلْمًا فَأَعْتَقَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ
. Dari Anas: Delapan puluh laki-laki penduduk Makkah turun dari gunung Tan'im mendekati Nabi dan sahabatnya yang sedang shalat Subuh, untuk membunuh mereka. Nabi lalu mengajak mereka berdamai dan membebaskan (tawanan) mereka, kemudian turunlah ayat, "Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Makkah...." (Qs. Al Fath [89]: 24) (Shahih: Muslim)
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأُسَارَى بَدْرٍ لَوْ كَانَ مُطْعِمُ بْنُ عَدِيٍّ حَيًّا ثُمَّ كَلَّمَنِي فِي هَؤُلَاءِ النَّتْنَى لَأَطْلَقْتُهُمْ لَهُ
. Dari Jubair bin Muth'im: Nabi berkata kepada para tawanan perang Badar, "Seandainya Muth'im bin Adiyy masih hidup, kemudian dia berbicara kepadaku dalam masalah mereka, maka aku akan membebaskan mereka.'' (Shahih: Bukhari)
Tebusan Tawanan Dengan Harta
ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ فَأَخَذَ يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفِدَاءَ أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُونَ لَهُ أَسْرَى حَتَّى يُثْخِنَ فِي الْأَرْضِ إِلَى قَوْلِهِ لَمَسَّكُمْ فِيمَا أَخَذْتُمْ } مِنْ الْفِدَاءِ ثُمَّ أَحَلَّ لَهُمْ اللَّهُ الْغَنَائِمَ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Umar berkata kepadaku: Ketika terjadi perang Badar, Nabi mengambil tebusan, lalu turunlah ayat, "Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil" (Qs. Al Anfaal [8]: 67-68) Tetapi, kemudian Allah membolehkan mereka untuk mengambil ghanimah. (Hasan Shahih: Muslim)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَعَلَ فِدَاءَ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَ بَدْرٍ أَرْبَعَ مِائَةٍ
. Dari Ibnu Abbas: Nabi SAW menetapkan (tebusan) bagi orang-orang Jahiliyah pada perang Badar sebesar empat ratus (dirham). (Shahih) Hadits tersebut shahih, kecuali kata "empat ratus".
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمَّا بَعَثَ أَهْلُ مَكَّةَ فِي فِدَاءِ أَسْرَاهُمْ بَعَثَتْ زَيْنَبُ فِي فِدَاءِ أَبِي الْعَاصِ بِمَالٍ وَبَعَثَتْ فِيهِ بِقِلَادَةٍ لَهَا كَانَتْ عِنْدَ خَدِيجَةَ أَدْخَلَتْهَا بِهَا عَلَى أَبِي الْعَاصِ قَالَتْ فَلَمَّا رَآهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَقَّ لَهَا رِقَّةً شَدِيدَةً وَقَالَ إِنْ رَأَيْتُمْ أَنْ تُطْلِقُوا لَهَا أَسِيرَهَا وَتَرُدُّوا عَلَيْهَا الَّذِي لَهَا فَقَالُوا نَعَمْ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ عَلَيْهِ أَوْ وَعَدَهُ أَنْ يُخَلِّيَ سَبِيلَ زَيْنَبَ إِلَيْهِ وَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَيْدَ بْنَ حَارِثَةَ وَرَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ كُونَا بِبَطْنِ يَأْجَجَ حَتَّى تَمُرَّ بِكُمَا زَيْنَبُ فَتَصْحَبَاهَا حَتَّى تَأْتِيَا بِهَا
. Dari Aisyah, dia berkata: "Ketika penduduk Makkah mengutus untuk menebus keluarga mereka, Zainab pun datang untuk menebus Abu Al 'Ash (suaminya) dengan sejumlah harta (yaitu) kalungnya, yang berada pada Khadijah, maka dia diketemukan dengan Al Ash "Ketika Nabi mengetahui kejadian itu, beliau merasa iba sekali. Beliau kemudian berkata, "Sebaiknya kalian melepaskan tawanan yang dikehendaki wanita ini dan mengembalikan imbalan (tebusan) yang diberikannya?" Mereka menjawab, "Benar ya Rasulullah." Rasulullah pun membawa Al Ash dan berjanji kepadanya akan memperlancar urusan Zainab, maka Nabi mengutus Zaid bin Haritsah dan seseorang dari golongan Anshar, beliau bersabda, "Kalian berdua harus berada di lembah Ya'jij, sehingga Zainab melewati kalian berdua. Temani (bujuk) dia hingga kalian berdua bisa membawanya datang kepadaku. " (Hasan)
أَنَّ مَرْوَانَ وَالْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ أَخْبَرَاهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حِينَ جَاءَهُ وَفْدُ هَوَازِنَ مُسْلِمِينَ فَسَأَلُوهُ أَنْ يَرُدَّ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعِي مَنْ تَرَوْنَ وَأَحَبُّ الْحَدِيثِ إِلَيَّ أَصْدَقُهُ فَاخْتَارُوا إِمَّا السَّبْيَ وَإِمَّا الْمَالَ فَقَالُوا نَخْتَارُ سَبْيَنَا فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ ثُمَّ قَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ إِخْوَانَكُمْ هَؤُلَاءِ جَاءُوا تَائِبِينَ وَإِنِّي قَدْ رَأَيْتُ أَنْ أَرُدَّ إِلَيْهِمْ سَبْيَهُمْ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يُطَيِّبَ ذَلِكَ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَكُونَ عَلَى حَظِّهِ حَتَّى نُعْطِيَهُ إِيَّاهُ مِنْ أَوَّلِ مَا يُفِيءُ اللَّهُ عَلَيْنَا فَلْيَفْعَلْ فَقَالَ النَّاسُ قَدْ طَيَّبْنَا ذَلِكَ لَهُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّا لَا نَدْرِي مَنْ أَذِنَ مِنْكُمْ مِمَّنْ لَمْ يَأْذَنْ فَارْجِعُوا حَتَّى يَرْفَعَ إِلَيْنَا عُرَفَاؤُكُمْ أَمْرَكُمْ فَرَجَعَ النَّاسُ وَكَلَّمَهُمْ عُرَفَاؤُهُمْ فَأَخْبَرُوهُمْ أَنَّهُمْ قَدْ طَيَّبُوا وَأَذِنُوا
. Dari Marwan dan Miswar bin Makhramah: Rasulullah berkata —ketika datang kepada beliau seorang utusan golongan Hawazin yang sudah masuk Islam, mereka ingin meminta kembali harta mereka— Beliau menjawab, "(Aku bersama pendapat kalian dan aku menyukai perkataan yang benar) pilihlah antara tawanan wanita atau harta?" Mereka menjawab, "Kami memilih tawanan wanita." Nabi kemudian berdiri memuji Allah serta berkata, "Amma ba'du, sesungguhnya saudara kalian ini datang dengan penyesalan, dan menurut pendapatku aku akan melepaskan tawanan wanita mereka. Siapa yang menganggap pendapat ini baik maka lakukanlah, dan siapa yang ingin tetap pada bagiannya maka kami akan membagikan fai kita dari awal." Orang-orang menjawab, "Kami menerima pendapat tersebut dengan senang hati wahai Rasulullah." Nabi lalu berkata kepada mereka, "Kami tidak mengetahui orang di antara kalian yang mengizinkan dan tidak mengizinkanku, maka kembalilah kalian kepada pengurus kalian sehingga kami mengetahui dari pengurus tersebut permasalahan kalian. " Orang-orang kemudian kembali. Lalu pengurus mereka berbicara kepada mereka. Pengurus mereka lalu mengatakan bahwa mereka setuju dan mengizinkan. (Shahih: Bukhari)
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُدُّوا عَلَيْهِمْ نِسَاءَهُمْ وَأَبْنَاءَهُمْ فَمَنْ مَسَكَ بِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْفَيْءِ فَإِنَّ لَهُ بِهِ عَلَيْنَا سِتَّ فَرَائِضَ مِنْ أَوَّلِ شَيْءٍ يُفِيئُهُ اللَّهُ عَلَيْنَا ثُمَّ دَنَا يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَعِيرٍ فَأَخَذَ وَبَرَةً مِنْ سَنَامِهِ ثُمَّ قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّهُ لَيْسَ لِي مِنْ هَذَا الْفَيْءِ شَيْءٌ وَلَا هَذَا وَرَفَعَ أُصْبُعَيْهِ إِلَّا الْخُمُسَ وَالْخُمُسُ مَرْدُودٌ عَلَيْكُمْ فَأَدُّوا الْخِيَاطَ وَالْمِخْيَطَ فَقَامَ رَجُلٌ فِي يَدِهِ كُبَّةٌ مِنْ شَعْرٍ فَقَالَ أَخَذْتُ هَذِهِ لِأُصْلِحَ بِهَا بَرْذَعَةً لِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا مَا كَانَ لِي وَلِبَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَهُوَ لَكَ فَقَالَ أَمَّا إِذْ بَلَغَتْ مَا أَرَى فَلَا أَرَبَ لِي فِيهَا وَنَبَذَهَا
. Dari Ibnu Amru bin Ash... dalam cerita hadits ini, dia berkata: Nabi SAW bersabda, "Kembalikan perempuan-perempuan dan anak-anak mereka. Barangsiapa mengambil sedikit pun dari barang rampasan perang ini, maka baginya adalah barang tersebut (mengganti) topi akan memberatkan bagi kita (karena kita akan membagi menjadi) enam bagian, dimulai dari pertama kali kita menerima barang rampasan itu. " Beliau kemudian memanggil dari atas kuda (kecil) dan mengambil rambut kuda dari punuknya, lalu berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada hak bagi kita terhadap harta rampasan perang ini, tidak ini —menunjukkan jari-jarinya— kecuali seperlima, dan seperlima akan dikembalikan pada kalian, maka terpenuhilah penjahit dan jarumnya (maksudnya menjadi adillah). "
Maka berdirilah seseorang, di tangannya terdapat gulungan dari rambut, berkata, "Aku membawa ini untuk berunding, supaya aku mendapat pelanaku," Nabi lalu berkata, "Sesuatu (barang rampasan) yang tidak ada padaku maka ada pada Bani Abdul Muththalib, dia adalah untukmu"
Ibnu Amru berkata, "Sesuatu yang tidak aku ketahui tidak akan aku kuatkan (menjelaskan), ini adalah pengecualian (yang selain seperlima). (Hasan)
Imam Berdiri di Depan Tanah Lapang Musuh
عَنْ أَبِي طَلْحَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا غَلَبَ عَلَى قَوْمٍ أَقَامَ بِالْعَرْصَةِ ثَلَاثًا قَالَ ابْنُ المُثَنَّى إِذَا غَلَبَ قَوْمًا أَحَبَّ أَنْ يُقِيمَ بِعَرْصَتِهِمْ ثَلَاثًا
. Dari Abu Thalhah, dia berkata, "Ketika Rasulullah mengalahkan suatu kaum (dalam peperangan), beliau berdiri di tanah lapang mereka sebanyak tiga kali."
Dalam riwayat lain, "Jika telah mengalahkan suatu kaum beliau biasanya berdiri di tanah lapang mereka sebanyak tiga kali." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Memisah antara Tawanan
عَنْ عَلِيٍّ أَنَّهُ فَرَّقَ بَيْنَ جَارِيَةٍ وَوَلَدِهَا فَنَهَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ وَرَدَّ الْبَيْعَ
. Dari Ali: Sesungguhnya dia memisahkan antara budak perempuan dengan anak-anaknya, tetapi Rasulullah melarangnya, maka Ali menyatukan mereka kembali.(hasan)
Pembolehan Memisah Orang-Orang Dewasa
إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ خَرَجْنَا مَعَ أَبِي بَكْرٍ وَأَمَّرَهُ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَغَزَوْنَا فَزَارَةَ فَشَنَنَّا الْغَارَةَ ثُمَّ نَظَرْتُ إِلَى عُنُقٍ مِنْ النَّاسِ فِيهِ الذُّرِّيَّةُ وَالنِّسَاءُ فَرَمَيْتُ بِسَهْمٍ فَوَقَعَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْجَبَلِ فَقَامُوا فَجِئْتُ بِهِمْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ فِيهِمْ امْرَأَةٌ مِنْ فَزَارَةَ وَعَلَيْهَا قِشْعٌ مَنْ أَدَمٍ مَعَهَا بِنْتٌ لَهَا مِنْ أَحْسَنِ الْعَرَبِ فَنَفَّلَنِي أَبُو بَكْرٍ ابْنَتَهَا فَقَدِمْتُ الْمَدِينَةَ فَلَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لِي يَا سَلَمَةُ هَبْ لِي الْمَرْأَةَ فَقُلْتُ وَاللَّهِ لَقَدْ أَعْجَبَتْنِي وَمَا كَشَفْتُ لَهَا ثَوْبًا فَسَكَتَ حَتَّى إِذَا كَانَ مِنْ الْغَدِ لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السُّوقِ فَقَالَ يَا سَلَمَةُ هَبْ لِي الْمَرْأَةَ لِلَّهِ أَبُوكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ مَا كَشَفْتُ لَهَا ثَوْبًا وَهِيَ لَكَ فَبَعَثَ بِهَا إِلَى أَهْلِ مَكَّةَ وَفِي أَيْدِيهِمْ أَسْرَى فَفَادَاهُمْ بِتِلْكَ الْمَرْأَةِ
. Dari Salamah, dia berkata, "Kami keluar bersama Abu Bakar, dan Rasulullah mempercayakan dia sebagai pimpinan, maka berperanglah kami dengan kaum Fazarah. Kami menyerbu mereka dan ketika aku melihat orang-orang, banyak anak-anak dan perempuan, aku menghujani mereka dengan anak panah, maka di antara mereka ada yang terkena panah. Mereka berdiri dan aku menghampiri mereka untuk aku bawa kepada Abu Bakar. Di antara mereka ada perempuan dari kaum Fazarah yang terluka kulitnya, bersama perempuan itu seorang anak perempuan yang mempunyai wajah tercantik di Arab (waktu itu), dan Abu Bakar memberikan anaknya kepadaku, maka aku bawa ke Madinah dan (di sana) aku bertemu Nabi. Beliau berkata kepadaku, "Wahai Salamah, berikan wanita itu kepadaku" Aku menjawab, "Demi Allah, dia telah membuatku terpesona dan aku belum membuka pakaiannya (menggaulinya)?" Nabi terdiam,' lalu keesokan harinya aku bertemu Rasulullah di pasar, beliau berkata, "Wahai Salamah, berikan wanita itu kepadaku. Demi Allah, aku adalah (bagaikan) bapakmu" Aku menjawab, "Ya Rasulullah, demi Allah aku tidak membuka pakaian dia (menggauli dia). Dia adalah untuk Anda." Nabi pun mengirimnya kepada ahli Makkah dan di tangan mereka dia menjadi sandera, dan mereka menebus perempuan ini. (Hasan: Muslim)
Harta Seorang Muslim yang diambil Musuh, lalu Sahabatnya Menemukannya di Kumpulan Ghanimah
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ غُلَامًا لِابْنِ عُمَرَ أَبَقَ إِلَى الْعَدُوِّ فَظَهَرَ عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ فَرَدَّهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى ابْنِ عُمَرَ وَلَمْ يَقْسِمْ . قَالَ أَبُو دَاوُد وَقَالَ غَيْرُهُ رَدَّهُ عَلَيْهِ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ
. Dari Ibnu Umar: Budaknya lari kepada musuh. Lalu kaum muslim mendapatkannya. Rasulullah lalu mengembalikan budak itu kepada Ibnu Umar dan tidak meminta bagian apa-apa. Dalam riwayat lain: Khalid bin Walid mengembalikannya kepada dia (Ibnu Umar). (Shahih)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ ذَهَبَ فَرَسٌ لَهُ فَأَخَذَهَا الْعَدُوُّ فَظَهَرَ عَلَيْهِمْ الْمُسْلِمُونَ فَرُدَّ عَلَيْهِ فِي زَمَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَقَ عَبْدٌ لَهُ فَلَحِقَ بِأَرْضِ الرُّومِ فَظَهَرَ عَلَيْهِمْ الْمُسْلِمُونَ فَرَدَّهُ عَلَيْهِ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Ibnu Umar, dia berkata, "Kuda yang dimilikinya menghilang, lalu diambil oleh musuh, tetapi kemudian kaum muslim mengalahkan mereka, sehingga kuda tersebut pada zaman Rasulullah dikembalikan kepadanya. Budak milik Ibnu Umar telah melarikan diri, maka dikejar sampai tanah Romawi dan kaum muslim mengalahkan mereka, maka Khalid bin Walid mengembalikan budak miliknya kepada dia (Ibnu Umar), setelah masa Nabi SAW. (Shahih: Bukhari) dengan menilai hadits tadi sebagai mu'alaq.
Budak Musyrik yang Bergabung dengan Kaum Muslim kemudian Masuk Islam
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ خَرَجَ عِبْدَانٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْنِي يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ قَبْلَ الصُّلْحِ فَكَتَبَ إِلَيْهِ مَوَالِيهُمْ فَقَالُوا يَا مُحَمَّدُ وَاللَّهِ مَا خَرَجُوا إِلَيْكَ رَغْبَةً فِي دِينِكَ وَإِنَّمَا خَرَجُوا هَرَبًا مِنْ الرِّقِّ فَقَالَ نَاسٌ صَدَقُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ رُدَّهُمْ إِلَيْهِمْ فَغَضِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ مَا أُرَاكُمْ تَنْتَهُونَ يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ حَتَّى يَبْعَثَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ مَنْ يَضْرِبُ رِقَابَكُمْ عَلَى هَذَا وَأَبَى أَنْ يَرُدَّهُمْ وَقَالَ هُمْ عُتَقَاءُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
. Dari Ali bin Abu Thalib, dia berkata: Dua orang budak lari menemui Nabi —pada hari Hudaibiyah, sebelum perdamaian— maka tuan-tuan mereka menulis surat kepada Nabi yang isinya, "Wahai Muhammad, mereka tidak keluar kepadamu karena senang kepada agamamu, tetapi karena lari dari perbudakan." Orang-orang berkata, "Mereka benar ya Rasulullah, kembalikanlah mereka kepada tuan-tuan mereka." Nabi marah dan berkata, "Aku tidak melihat kalian mencegah (perbuatan aniaya) wahai suku Quraisy, sehingga Allah mengutus seorang utusan kepada orang yang memukuli budak kalian seperti ini? Beliau menolak untuk menyerahkan mereka, lalu berkata, "Mereka telah dimerdekakan oleh Allah. " (Shahih)
Dibolehkan Memakan Makanan di Tanah Musuh
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ جَيْشًا غَنِمُوا فِي زَمَانِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا وَعَسَلًا فَلَمْ يُؤْخَذْ مِنْهُمْ الْخُمُسُ
. Dari Ibnu Umar: Pada zaman Nabi sekelompok tentara memperoleh ghanimah berupa makanan dan madu, dan tidak diambil dari mereka seperlimanya. (Shahih)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ دُلِّيَ جِرَابٌ مِنْ شَحْمٍ يَوْمَ خَيْبَرَ قَالَ فَأَتَيْتُهُ فَالْتَزَمْتُهُ قَالَ ثُمَّ قُلْتُ لَا أُعْطِي مِنْ هَذَا أَحَدًا الْيَوْمَ شَيْئًا قَالَ فَالْتَفَتُّ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَبَسَّمُ إِلَيَّ
. Dari Abdullah bin Mughaffal, dia berkata, "Aku menemukan tas kulit saat perang Khaibar, lalu aku mendatangi dan memastikannya, Ibnu Mughaffal berkata, "Aku, tidak akan berikan barang ini kepada siapapun", Kemudian aku menoleh tiba-tiba Rasulullah SAW tersenyum kepadaku." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Larangan Mengambil Barang Rampasan Jika Makanan di Tanah Musuh Sedikit
عَنْ أَبِي لَبِيدٍ قَالَ كُنَّا مَعَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ بِكَابُلَ فَأَصَابَ النَّاسُ غَنِيمَةً فَانْتَهَبُوهَا فَقَامَ خَطِيبًا فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَى عَنْ النُّهْبَى فَرَدُّوا مَا أَخَذُوا فَقَسَمَهُ بَيْنَهُمْ
. Dari Abu Labid, dia berkata, "Kami bersama Abdurrahman bin Samurah di Kabul, orang-orang menemukan harta rampasan perang, maka mereka saling berebutan mengambilnya tanpa pembagian, Abdurrahman berdiri dan berbicara, "Aku mendengar Rasulullah melarang mengambil harta berdasarkan kekuatan, maka kembalikanlah barang yang telah kalian ambil." Ia lalu membagikannya kepada mereka." (Shahih)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ قُلْتُ هَلْ كُنْتُمْ تُخَمِّسُونَ يَعْنِي الطَّعَامَ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَصَبْنَا طَعَامًا يَوْمَ خَيْبَرَ فَكَانَ الرَّجُلُ يَجِيءُ فَيَأْخُذُ مِنْهُ مِقْدَارَ مَا يَكْفِيهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ
. Dari Abdullah bin Aufa, dia berkata: Aku bertanya, "Apakah pada zaman Nabi Muhammad SAW kalian membagi menjadi seperlima -maksudnya adalah makanan—" Seseorang menjawab, "Kita telah mendapatkan makanan pada perang Khaibar, tetapi ada seorang laki-laki datang kemudian mengambil secukupnya dan pergi."' {Shahih)
عَنْ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَأَصَابَ النَّاسَ حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ وَجَهْدٌ وَأَصَابُوا غَنَمًا فَانْتَهَبُوهَا فَإِنَّ قُدُورَنَا لَتَغْلِي إِذْ جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِي عَلَى قَوْسِهِ فَأَكْفَأَ قُدُورَنَا بِقَوْسِهِ ثُمَّ جَعَلَ يُرَمِّلُ اللَّحْمَ بِالتُّرَابِ ثُمَّ قَالَ إِنَّ النُّهْبَةَ لَيْسَتْ بِأَحَلَّ مِنْ الْمَيْتَةِ أَوْ إِنَّ الْمَيْتَةَ لَيْسَتْ بِأَحَلَّ مِنْ النُّهْبَةِ
. Dari seorang laki-laki dari kaum Anshar, dia berkata kami keluar bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan. Saat itu orang-orang dalam keadaan sangat membutuhkan (perbekalan) dan kesulitan. Ternyata mereka mendapatkan ghonimah, maka mereka lalu saling berebut mengambilnya tanpa pembagian, lalu kamipun memasak di kuali, namun tiba-tiba Nabi datang memegang busur panah dan membalikan kuali tersebut serta melemparkan daging tersebut ke tanah, kemudia bersabda: "Sesungguhnya harta yang diambil dengan kekuatan tidak lebih halal dari bangkai binatang dan bangkai binatang tidak lebih halal dari harta yang diambil dengan kekuatan." (Shahih)
Menjual Makanan yang lebih di tempat Musuh
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ قَالَ رَابَطْنَا مَدِينَةَ قِنَّسْرِينَ مَعَ شُرَحْبِيلَ بْنِ السِّمْطِ فَلَمَّا فَتَحَهَا أَصَابَ فِيهَا غَنَمًا وَبَقَرًا فَقَسَمَ فِينَا طَائِفَةً مِنْهَا وَجَعَلَ بَقِيَّتَهَا فِي الْمَغْنَمِ فَلَقِيتُ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ فَحَدَّثْتُهُ فَقَالَ مُعَاذٌ غَزَوْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ فَأَصَبْنَا فِيهَا غَنَمًا فَقَسَمَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَائِفَةً وَجَعَلَ بَقِيَّتَهَا فِي الْمَغْنَمِ
. Dari Abdurrahman bin Ghanm, dia berkata: Kami menjaga perbatasan (dalam jihad) kota Qinasrin bersama Syurahbil bin Simth. Ketika aku mengekspansinya, aku mendapatkan seekor kambing dan sapi, kemudian kami bagi dengan sekelompok orang di kota itu, dan selebihnya dijadikan barang rampasan. Aku bertemu dengan Mu'adz bin Jabal dan menceritakan kejadian tersebut, lalu ia berkata, "Kami pernah berperang bersama Rasulullah di Khaibar, kami mendapatkan seekor kambing dan Rasulullah membagi-bagikannya kepada kami, sedangkan selebihnya ditetapkan sebagai ghanimah." (Hasan)
Mengambil Manfaat dari Barang Ghanimah
عَنْ رُوَيْفِعِ بْنِ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَرْكَبْ دَابَّةً مِنْ فَيْءِ الْمُسْلِمِينَ حَتَّى إِذَا أَعْجَفَهَا رَدَّهَا فِيهِ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَلْبَسْ ثَوْبًا مِنْ فَيْءِ الْمُسْلِمِينَ حَتَّى إِذَا أَخْلَقَهُ رَدَّهُ فِيهِ
. Dari Ruwaifi' bin Tsabit Al Anshari: Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, jangan menaiki binatang yang menjadi harta rampasan (tanpa perang) orang-orang muslim, sehingga jika binatang itu kurus maka dikembalikannya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, jangan memakai pakaian dari harta rampasan (tanpa perang) orang-orang muslim sehingga jika menjadi lusuh maka dikembalikannya." (Hasan Shahih)
Pembolehan Menggunakan Senjata dalam Pertempuran
أَبُو عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ مَرَرْتُ فَإِذَا أَبُو جَهْلٍ صَرِيعٌ قَدْ ضُرِبَتْ رِجْلُهُ فَقُلْتُ يَا عَدُوَّ اللَّهِ يَا أَبَا جَهْلٍ قَدْ أَخْزَى اللَّهُ الْأَخِرَ قَالَ وَلَا أَهَابُهُ عِنْدَ ذَلِكَ فَقَالَ أَبْعَدُ مِنْ رَجُلٍ قَتَلَهُ قَوْمُهُ فَضَرَبْتُهُ بِسَيْفٍ غَيْرِ طَائِلٍ فَلَمْ يُغْنِ شَيْئًا حَتَّى سَقَطَ سَيْفُهُ مِنْ يَدِهِ فَضَرَبْتُهُ بِهِ حَتَّى بَرَدَ
. Dari Ibnu Mas'ud, dia berkata: "Pada suatu waktu aku berjalan, lalu tiba-tiba ada Abu Jahal yang terluka, kakinya telah disabet (pedang), maka aku berkata, "Wahai musuh Allah, Abu Jahal, Allah akan menghinakanmu pada Hari Akhir nanti!" (namun) hal itu tidak membuatnya takut. Aku berkata, "Aku lebih membencimu daripada orang yang membunuh semua kaumnya." Kemudian aku memukulnya dengan pedang yang tidak panjang, namun hal itu tidak membuat (Abu Jahal) jera, ketika pedang yang di tangannya terjatuh, aku lalu memukulnya dengan pedang hingga mati." (Shahih)
Dalam riwayat Bukhari dengan menggunakan redaksi: "Sebagian mereka."
Dosa Besar Pengkhianatan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ خَيْبَرَ فَلَمْ نَغْنَمْ ذَهَبًا وَلَا وَرِقًا إِلَّا الثِّيَابَ وَالْمَتَاعَ وَالْأَمْوَالَ قَالَ فَوَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ وَادِي الْقُرَى وَقَدْ أُهْدِيَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدٌ أَسْوَدُ يُقَالُ لَهُ مِدْعَمٌ حَتَّى إِذَا كَانُوا بِوَادِي الْقُرَى فَبَيْنَا مِدْعَمٌ يَحُطُّ رَحْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ سَهْمٌ فَقَتَلَهُ فَقَالَ النَّاسُ هَنِيئًا لَهُ الْجَنَّةُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلَّا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَخَذَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ مِنْ الْمَغَانِمِ لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ نَارًا فَلَمَّا سَمِعُوا ذَلِكَ جَاءَ رَجُلٌ بِشِرَاكٍ أَوْ شِرَاكَيْنِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شِرَاكٌ مِنْ نَارٍ أَوْ قَالَ شِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata: "Kami keluar (berperang) bersama Rasulullah pada tahun Khaibar dan kami tidak mendapat ghanimah emas atau perak, kecuali pakaian dan barang-barang lain serta harta. Perawi berkata: Nabi lalu menuju lembah desa, Nabi diberi hadiah seorang budak hitam yang bemama Mid'am, hingga ketika tiba di lembah desa, saat Mid'am meletakan perangkat perjalanan Nabi, tiba-tiba datang anak panah dan mengenai dia hingga membunuhnya. Orang-orang pun berkata, "Selamat, baginya surga." Nabi berkata, "Sekali-kali tidak, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya mantel —yang diambil pada perang Khaibar dari barang ghanimah yang tidak dibagi (menjadi seperlima)— akan menyulutkan api pada dirinya. Ketika mereka mendengarnya, datanglah seorang laki-laki yang membawa seutas tali sandal atau dua utas tali sandal kepada Rasulullah, maka Rasulullah bersabda, "(Maka) tali sandal dari neraka —atau mengatakan— dua utas tali sandal dari api neraka.'" (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Mengambil Harta Ghanimah sebelum Dibagikan, Jika Sedikit maka Imam Boleh Meninggalkannya dan Jangan Membakar Kendaraannya
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَصَابَ غَنِيمَةً أَمَرَ بِلَالًا فَنَادَى فِي النَّاسِ فَيَجِيئُونَ بِغَنَائِمِهِمْ فَيَخْمُسُهُ وَيُقَسِّمُهُ فَجَاءَ رَجُلٌ بَعْدَ ذَلِكَ بِزِمَامٍ مِنْ شَعَرٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا فِيمَا كُنَّا أَصَبْنَاهُ مِنْ الْغَنِيمَةِ فَقَالَ أَسَمِعْتَ بِلَالًا يُنَادِي ثَلَاثًا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَمَا مَنَعَكَ أَنْ تَجِيءَ بِهِ فَاعْتَذَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ كُنْ أَنْتَ تَجِيءُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَلَنْ أَقْبَلَهُ عَنْكَ
. Dari Abdullah bin Amru, dia berkata: Pernah Rasulullah ketika mendapatkan ghanimah memerintahkan Bilal untuk memanggil orang-orang, maka mereka datang dengan ghanimah mereka masing-masing. Mereka membaginya menjadi seperlima dan membagikannya, setelah semua selesai, tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan membawa tali kendali binatang dari rambut, dia berkata, "Wahai Rasulullah, ini adalah ghanimah yang kami dapatkan." Nabi bersabda, "Tidakkah kamu mendengar Bilal memanggil tiga kali?'" Dia menjawab, "Benar." Nabi berkata, "Apa yang menyebabkanmu tidak datang?" Dia lalu minta maaf kepada Nabi, kemudian Nabi bersabda, "Jadilah kamu datang pada Hari Kiamat dengan ghanimah ini, maka itu tidak akan diterima dari kamu.'''' {Hasan)
Barang yang Dipakai oleh Musuh yang Terbunuh Diberikan kepada Orang yang Membunuhnya
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي عَامِ حُنَيْنٍ فَلَمَّا الْتَقَيْنَا كَانَتْ لِلْمُسْلِمِينَ جَوْلَةٌ قَالَ فَرَأَيْتُ رَجُلًا مِنْ الْمُشْرِكِينَ قَدْ عَلَا رَجُلًا مِنْ الْمُسْلِمِينَ قَالَ فَاسْتَدَرْتُ لَهُ حَتَّى أَتَيْتُهُ مِنْ وَرَائِهِ فَضَرَبْتُهُ بِالسَّيْفِ عَلَى حَبْلِ عَاتِقِهِ فَأَقْبَلَ عَلَيَّ فَضَمَّنِي ضَمَّةً وَجَدْتُ مِنْهَا رِيحَ الْمَوْتِ ثُمَّ أَدْرَكَهُ الْمَوْتُ فَأَرْسَلَنِي فَلَحِقْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ فَقُلْتُ لَهُ مَا بَالُ النَّاسِ قَالَ أَمْرُ اللَّهِ ثُمَّ إِنَّ النَّاسَ رَجَعُوا وَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا لَهُ عَلَيْهِ بَيِّنَةٌ فَلَهُ سَلَبُهُ قَالَ فَقُمْتُ ثُمَّ قُلْتُ مَنْ يَشْهَدُ لِي ثُمَّ جَلَسْتُ ثُمَّ قَالَ ذَلِكَ الثَّانِيَةَ مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا لَهُ عَلَيْهِ بَيِّنَةٌ فَلَهُ سَلَبُهُ قَالَ فَقُمْتُ ثُمَّ قُلْتُ مَنْ يَشْهَدُ لِي ثُمَّ جَلَسْتُ ثُمَّ قَالَ ذَلِكَ الثَّالِثَةَ فَقُمْتُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَكَ يَا أَبَا قَتَادَةَ قَالَ فَاقْتَصَصْتُ عَلَيْهِ الْقِصَّةَ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ صَدَقَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَسَلَبُ ذَلِكَ الْقَتِيلِ عِنْدِي فَأَرْضِهِ مِنْهُ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ لَاهَا اللَّهِ إِذًا يَعْمِدُ إِلَى أَسَدٍ مِنْ أُسْدِ اللَّهِ يُقَاتِلُ عَنْ اللَّهِ وَعَنْ رَسُولِهِ فَيُعْطِيكَ سَلَبَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَ فَأَعْطِهِ إِيَّاهُ فَقَالَ أَبُو قَتَادَةَ فَأَعْطَانِيهِ فَبِعْتُ الدِّرْعَ فَابْتَعْتُ بِهِ مَخْرَفًا فِي بَنِي سَلَمَةَ فَإِنَّهُ لَأَوَّلُ مَالٍ تَأَثَّلْتُهُ فِي الْإِسْلَامِ
. Dari Abu Qatadah, dia berkata: Kami keluar bersama Rasulullah SAW pada tahun Hunain. Kami lalu bertemu dengan musuh, sementara kaum Islam pada waktu itu sedang patroli. Aku melihat seorang laki-laki musyrik berusaha membunuh seorang laki-laki muslim, aku berputar berada di belakangnya, kemudian aku memukulnya dengan pedang pada bagian antara leher dan pundaknya, kemudian dia menghadapku, lalu ia menghimpitku dengan kuat hingga aku merasakan sesak nafas kematian, namun dia kemudian meninggal dan melepaskanku." Aku lalu menyusul Umar bin Khaththab dan berkata kepadanya, "Ada apa dengan orang-orang itu?" Dia menjawab, "Ini adalah kehendak Allah." Orang-orang kemudian kembali. Nabi SAW duduk dan berkata, "Siapa yang membunuh seorang musuh (hingga mati), maka ia harus memberikan bukti dan ia boleh mengambil barang-barang yang dipakai oleh musuhnya. " Aku pun berdiri dan berkata, "Siapa yang telah melihatku?" Aku kemudian duduk. Beliau SAW lalu mengulangi pertanyaannya untuk kedua kalinya, "Siapa yang membunuh seorang musuh (hingga mati) maka dia harus memberikan bukti dan ia boleh mengambil barang-barang yang dipakai musuhnya" Aku lalu berdiri dan berkata, "Siapa yang telah melihatku?" Aku kemudian duduk lagi. Beliau lalu berkata untuk ketiga kalinya, maka aku pun berdiri. Rasulullah lalu berkata, ''Ada apa denganmu Qatadah?" Aku kemudian menceritakan kejadian yang telah terjadi kepada beliau, dan seorang laki-laki dari suatu kaum berkata, "Benar ya Rasulullah." Aku berkata, "Barang-barang orang yang aku bunuh ada padaku." Abu Bakar berkata, "Demikianlah, ketika seorang harimau (pemberani) di antara harimau Allah berniat membunuh karena membela Allah dan Rasul-Nya, maka barang itu akan diberikan kepadanya." Rasulullah pun berkata, "Benar, berikan kepadanya." Mereka kemudian memberikannya kepadaku. Aku lalu menjual baju besinya dan membeli sebuah kebun yang sedang berbuah pada Bani Salamah. Sesungguhnya itu adalah harta pertama yang aku kumpulkan pada masa Islam. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَئِذٍ يَعْنِي يَوْمَ حُنَيْنٍ مَنْ قَتَلَ كَافِرًا فَلَهُ سَلَبُهُ فَقَتَلَ أَبُو طَلْحَةَ يَوْمَئِذٍ عِشْرِينَ رَجُلًا وَأَخَذَ أَسْلَابَهُمْ وَلَقِيَ أَبُو طَلْحَةَ أُمَّ سُلَيْمٍ وَمَعَهَا خِنْجَرٌ فَقَالَ يَا أُمَّ سُلَيْمٍ مَا هَذَا مَعَكِ قَالَتْ أَرَدْتُ وَاللَّهِ إِنْ دَنَا مِنِّي بَعْضُهُمْ أَبْعَجُ بِهِ بَطْنَهُ فَأَخْبَرَ بِذَلِكَ أَبُو طَلْحَةَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو دَاوُد هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ قَالَ أَبُو دَاوُد أَرَدْنَا بِهَذَا الْخِنْجَرَ وَكَانَ سِلَاحَ الْعَجَمِ يَوْمَئِذٍ الْخِنْجَرُ
. Dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah berkata pada hari ini —yaitu hari Hunain— "Siapa yang membunuh seorang kafir maka baginya mengambil barang yang dipakai oleh orang yang terbunuh." Ternyata Abu Thalhah pada hari itu membunuh dua puluh orang, maka dia mengambil barang yang dipakai oleh mereka. Abu Thalhah lalu bertemu dengan Ummu Sulaim yang sedang membawa sebilah pisau belati, dia pun bertanya, "Ya Ummu Sulaim, apa yang kamu bawa?" Dia menjawab, "Demi Allah, jika sebagian mereka (kaum musyrik) mendekatiku, maka aku akan merobek perut mereka dengan ini." Abu Thalhah kemudian memberitahu Rasulullah tentang hal tersebut. Abu Daud berkata, "Menurut kami, yang dimaksud dengan senjata pisau belati ini adalah senjata non Arab (Persia dan Romawi), yang dikenal dengan pisau belati (khinjar)." {Shahih: Muslim)
Muslim juga meriwayatkannya dari cerita Ummu Sulaim.
Imam Melarang Seorang Pembunuh Mendapatkan Barang Rampasan
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ فِي غَزْوَةِ مُؤْتَةَ فَرَافَقَنِي مَدَدٌ مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ لَيْسَ مَعَهُ غَيْرُ سَيْفِهِ فَنَحَرَ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ جَزُورًا فَسَأَلَهُ الْمَدَدِيُّ طَائِفَةً مِنْ جِلْدِهِ فَأَعْطَاهُ إِيَّاهُ فَاتَّخَذَهُ كَهَيْئَةِ الدَّرْقِ وَمَضَيْنَا فَلَقِينَا جُمُوعَ الرُّومِ وَفِيهِمْ رَجُلٌ عَلَى فَرَسٍ لَهُ أَشْقَرَ عَلَيْهِ سَرْجٌ مُذْهَبٌ وَسِلَاحٌ مُذْهَبٌ فَجَعَلَ الرُّومِيُّ يُغْرِي بِالْمُسْلِمِينَ فَقَعَدَ لَهُ الْمَدَدِيُّ خَلْفَ صَخْرَةٍ فَمَرَّ بِهِ الرُّومِيُّ فَعَرْقَبَ فَرَسَهُ فَخَرَّ وَعَلَاهُ فَقَتَلَهُ وَحَازَ فَرَسَهُ وَسِلَاحَهُ فَلَمَّا فَتَحَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِلْمُسْلِمِينَ بَعَثَ إِلَيْهِ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ فَأَخَذَ مِنْ السَّلَبِ قَالَ عَوْفٌ فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ يَا خَالِدُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى بِالسَّلَبِ لِلْقَاتِلِ قَالَ بَلَى وَلَكِنِّي اسْتَكْثَرْتُهُ قُلْتُ لَتَرُدَّنَّهُ عَلَيْهِ أَوْ لَأُعَرِّفَنَّكَهَا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبَى أَنْ يَرُدَّ عَلَيْهِ قَالَ عَوْفٌ فَاجْتَمَعْنَا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَصَصْتُ عَلَيْهِ قِصَّةَ الْمَدَدِيِّ وَمَا فَعَلَ خَالِدٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا خَالِدُ مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقَدْ اسْتَكْثَرْتُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا خَالِدُ رُدَّ عَلَيْهِ مَا أَخَذْتَ مِنْهُ قَالَ عَوْفٌ فَقُلْتُ لَهُ دُونَكَ يَا خَالِدُ أَلَمْ أَفِ لَكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا ذَلِكَ فَأَخْبَرْتُهُ قَالَ فَغَضِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا خَالِدُ لَا تَرُدَّ عَلَيْهِ هَلْ أَنْتُمْ تَارِكُونَ لِي أُمَرَائِي لَكُمْ صَفْوَةُ أَمْرِهِمْ وَعَلَيْهِمْ كَدَرُهُ
. Dari Auf bin Malik Al Asyja'i, dia berkata: Aku keluar bersama Zaid bin Haritsah pada perang Mu'tah. Petugas (yang membawakan perbekalan untuk membantu tentara) dari Yaman menemaniku, dia membawa sebilah pedang. Ada seorang laki-laki muslim menyembelih Kurban, dan petugasku meminta sepotong kulit hewan Kurban tersebut, orang itu pun memberikannya, lalu dengan cepat dia mengambilnya. Kami pun pergi, kemudian kami bertemu sekumpulan orang Romawi yang di antara mereka ada seorang laki-laki yang menunggangi kuda berwarna merah. Dia menunggang di atas pelana yang dilapisi emas dan senjatanya pun terbuat dari emas. Orang-orang Romawi telah bekerja dengan baik terhadap muslimin, dan petugasku duduk di belakang bukit pasir. Ketika orang Romawi melewati dia, petugasku memotong tali pelana kudanya, maka jatuhlah penunggangnya, lalu petugasku membunuhnya dan mengambil kuda serta senjatanya. Ketika Allah memberikan kemenangan kepada kaum muslim, diutuslah Khalid bin Walid kepada dia dan dia pun mengambil barang itu. Aku lalu menghampirinya dan berkata, "Wahai Khalid, apakah kamu mengetahui bahwa Rasulullah mengambil semua barang (yang pakai oleh orang yang terbunuh) untuk orang yang membunuhnya?" Dia menjawab, "Benar, tetapi menurutku itu kebanyakan." Aku berkata, "Sungguh, lebih baik engkau kembalikan kepadanya atau aku beritahu Rasulullah." Namun dia menolak untuk mengembalikannya, maka ketika kami berkumpul bersama Rasulullah, aku menceritakan tentang kejadian tersebut. Rasulullah pun bertanya, "Wahai Khalid, apa yang telah kamu perbuat?" Dia menjawab, "Wahai Rasulullah, aku menganggapnya itu kebanyakan." Rasulullah berkata, "Wahai Khalid, kembalikan barang-barang yang telah kamu ambil dari dia." Aku berkata, "Ambillah apa yang telah aku janjikan untukmu wahai Khalid, tidakkah itu cukup bagimu?" Rasulullah berkata, "Apa itu?" Aku kemudian menceritakannya kepada beliau. Rasulullah pun marah dan berkata, "Wahai Khalid, jangan kembalikan kepada dia, apakah kalian telah meninggalkan para pemimpin yang aku angkat? Bagi kalian masalah yang jelas dan bagi mereka masalah yang tidak jelas. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Barang yang Dipakai oleh Orang Terbunuh (Salb) Tidak Dibagi Seperlima
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ وَخَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى بِالسَّلَبِ لِلْقَاتِلِ وَلَمْ يُخَمِّسْ السَّلَبَ
. Dari Auf bin Malik Al Asyja'i dan Khalid bin Walid: Rasulullah memberikan barang yang dipakai oleh orang yang terbunuh kepada orang yang membunuhnya dan tidak dibagi menjadi seperlima. (Shahih: Muslim)
Orang yang Datang setelah Pembagian Ghanimah Tidak Mendapat Bagian
أَبَا هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ سَعِيدَ بْنَ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ أَبَانَ بْنَ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ عَلَى سَرِيَّةٍ مِنْ الْمَدِينَةِ قِبَلَ نَجْدٍ فَقَدِمَ أَبَانُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَصْحَابُهُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْبَرَ بَعْدَ أَنْ فَتَحَهَا وَإِنَّ حُزُمَ خَيْلِهِمْ لِيفٌ فَقَالَ أَبَانُ اقْسِمْ لَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَقُلْتُ لَا تَقْسِمْ لَهُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ أَبَانُ أَنْتَ بِهَا يَا وَبْرُ تَحَدَّرُ عَلَيْنَا مِنْ رَأْسِ ضَالٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اجْلِسْ يَا أَبَانُ وَلَمْ يَقْسِمْ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Abu Hurairah: Rasulullah mengutus Aban bin Said bin Al Ash pada sebuah pasukan dari Madinah ke Nejed. Aban bin Said dan rombongannya mendahului Rasulullah pada perang Khaibar setelah kemenangannya. Ikatan perut kuda mereka terlilit, maka Aban berkata, "Berilah bagian kepada kami wahai Rasulullah!" Tetapi aku berkata, "Mereka jangan diberi bagian ya Rasulullah!" Aban berkata, "Kamu yang bicara seperti ini wahai Abu Hurairah? Bukan kamu yang berhak menentukan." Nabi lalu berkata, "Duduklah ya Aban!" Rasulullah pun tidak membagikan ghanimah kepada mereka. (Shahih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْبَرَ حِينَ افْتَتَحَهَا فَسَأَلْتُهُ أَنْ يُسْهِمَ لِي فَتَكَلَّمَ بَعْضُ وُلْدِ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ فَقَالَ لَا تُسْهِمْ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَقُلْتُ هَذَا قَاتِلُ ابْنِ قَوْقَلٍ فَقَالَ سَعِيدُ بْنُ الْعَاصِ يَا عَجَبًا لِوَبْرٍ قَدْ تَدَلَّى عَلَيْنَا مِنْ قَدُومِ ضَالٍ يُعَيِّرُنِي بِقَتْلِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ أَكْرَمَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَى يَدَيَّ وَلَمْ يُهِنِّي عَلَى يَدَيْهِ قَالَ أَبُو دَاوُد هَؤُلَاءِ كَانُوا نَحْوَ عَشَرَةٍ فَقُتِلَ مِنْهُمْ سِتَّةٌ وَرَجَعَ مَنْ بَقِيَ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Aku datang ke Madinah dan Rasulullah di Khaibar. Ketika beliau membebaskan kota itu, aku meminta bagian (ghanimah), tetapi sebagian anak Said bin Al Ash berkata, "Dia jangan diberi bagian wahai Rasulullah!" Aku berkata, "Inilah yang telah membunuh Ibnu Qauqal." Said bin Al Ash berkata, "Mengagumkan, wahai Abu Hurairah yang telah memiringkan bukit (kalimat ini bermaksud meremehkan), mencemoohku dengan membunuh seorang muslim yang telah dimuliakan Allah, sementara ia tidak menghina kedua tangannya." Abu Daud berkata, Jumlah mereka sekitar sepuluh orang, lalu terbunuh enam orang dan sisanya kembali pulang. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ قَدِمْنَا فَوَافَقْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ افْتَتَحَ خَيْبَرَ فَأَسْهَمَ لَنَا أَوْ قَالَ فَأَعْطَانَا مِنْهَا وَمَا قَسَمَ لِأَحَدٍ غَابَ عَنْ فَتْحِ خَيْبَرَ مِنْهَا شَيْئًا إِلَّا لِمَنْ شَهِدَ مَعَهُ إِلَّا أَصْحَابَ سَفِينَتِنَا جَعْفَرٌ وَأَصْحَابُهُ فَأَسْهَمَ لَهُمْ مَعَهُمْ
. Dari Abu Musa, dia berkata: Kami datang lalu bertemu Rasulullah saat penaklukkan Khaibar, maka Nabi memberi bagian (ghanimah) kepada kami —atau dikatakan— beliau memberikan (ghanimah) kepada kami, dan tidak dibagikan sesuatu kepada orang yang tidak ada pada penaklukkan Khaibar dari ghanimah kecuali orang-orang yang mengikuti perang Khaibar bersama Nabi dan orang-orang yang berada dalam kapal kami, yaitu Ja'far dan sahabat-sahabatnya. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ يَعْنِي يَوْمَ بَدْرٍ فَقَالَ إِنَّ عُثْمَانَ انْطَلَقَ فِي حَاجَةِ اللَّهِ وَحَاجَةِ رَسُولِ اللَّهِ وَإِنِّي أُبَايِعُ لَهُ فَضَرَبَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَهْمٍ وَلَمْ يَضْرِبْ لِأَحَدٍ غَابَ غَيْرَهُ
. Dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah berdiri —pada perang Badar— Perawi berkata, "Sesungguhnya Utsman berangkat demi kepentingan Allah dan Rasul-Nya, dan aku pun berbaiat kepadanya." Rasulullah lalu memberikan bagian kepada Utsman dan tidak memberikan bagian kepada orang yang tidak ikut. (Shahih)
Wanita dan Budak yang Diberi Ghanimah
عَنْ يَزِيدَ بْنِ هُرْمُزَ قَالَ كَتَبَ نَجْدَةُ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ يَسْأَلُهُ عَنْ كَذَا وَكَذَا وَذَكَرَ أَشْيَاءَ وَعَنْ الْمَمْلُوكِ أَلَهُ فِي الْفَيْءِ شَيْءٌ وَعَنْ النِّسَاءِ هَلْ كُنَّ يَخْرُجْنَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهَلْ لَهُنَّ نَصِيبٌ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ لَوْلَا أَنْ يَأْتِيَ أُحْمُوقَةً مَا كَتَبْتُ إِلَيْهِ أَمَّا الْمَمْلُوكُ فَكَانَ يُحْذَى وَأَمَّا النِّسَاءُ فَقَدْ كُنَّ يُدَاوِينَ الْجَرْحَى وَيَسْقِينَ الْمَاءَ
. Dari Yazid bin Hurmuz, dia berkata: Najdah menulis permintaan kepada Ibnu Abbas tentang ini dan itu —menyebut beberapa hal— serta tentang budak, apakah mereka diberi harta rampasan fa'i? Tentang wanita apakah mereka keluar (jihad) bersama Nabi? Apakah mereka mendapatkan bagian?" Ibnu Abbas menjawab, "Seandainya datang kepadaku orang bodoh maka aku tidak akan menulis surat untuknya. Adapun budak, maka baginya bagian (ghanimah), sedangkan perempuan, mereka telah mengobati orang-orang yang terluka dan menyiapkan air minum. (Shahih: Muslim)
عَنْ يَزِيدَ بْنِ هُرْمُزَ قَالَ كَتَبَ نَجْدَةُ الْحَرُورِيُّ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ يَسْأَلُهُ عَنْ النِّسَاءِ هَلْ كُنَّ يَشْهَدْنَ الْحَرْبَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهَلْ كَانَ يَضْرِبُ لَهُنَّ بِسَهْمٍ قَالَ فَأَنَا كَتَبْتُ كِتَابَ ابْنِ عَبَّاسٍ إِلَى نَجْدَةَ قَدْ كُنَّ يَحْضُرْنَ الْحَرْبَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَّا أَنْ يُضْرَبَ لَهُنَّ بِسَهْمٍ فَلَا وَقَدْ كَانَ يُرْضَخُ لَهُنَّ
. Dari Yazid bin Hurmuz, dia berkata: Najdah Al Haruri menulis kepada Ibnu Abbas untuk menanyakan tentang perempuan, apakah mereka boleh ikut berperang bersama Rasulullah dan apakah mereka mendapat bagian (ghanimah)? Aku lalu menuliskan surat Ibnu Abbas yang ditujukan kepada Najdah, sesungguhnya wanita telah ikut berperang bersama Rasulullah, dan mereka mendapat sebagian kecil ghanimah." {Shahih: Muslim)
عُمَيْرٌ مَوْلَى آبِي اللَّحْمِ قَالَ شَهِدْتُ خَيْبَرَ مَعَ سَادَتِي فَكَلَّمُوا فِيَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَ بِي فَقُلِّدْتُ سَيْفًا فَإِذَا أَنَا أَجُرُّهُ فَأُخْبِرَ أَنِّي مَمْلُوكٌ فَأَمَرَ لِي بِشَيْءٍ مِنْ خُرْثِيِّ الْمَتَاعِ. قَالَ أَبُو دَاوُد مَعْنَاهُ أَنَّهُ لَمْ يُسْهِمْ لَهُ
. Dari Umair —budak Abu Lahm-, dia berkata, "Aku ikut berperang Khaibar bersama tuanku, lalu mereka membicarakan tentang diriku kepada Rasulullah. Beliau kemudian memerintahkanku membawa pedang, maka aku pun ikut membawa pedang, dengan menyeretnya ke tanah. Tiba-tiba dikabarkan bahwa aku adalah seorang budak, beliau pun memerintahkanku untuk mengambil perabot rumah." (Shahih)
Abu Daud berkata, maksudnya adalah dia tidak diberi bagian.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كُنْتُ أَمِيحُ أَصْحَابِي الْمَاءَ يَوْمَ بَدْرٍ
Orang Musyrik yang Ingin Berperang karena Ghanimah
عَنْ عَائِشَةَ قَالَ يَحْيَى إِنَّ رَجُلًا مِنْ الْمُشْرِكِينَ لَحِقَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُقَاتِلَ مَعَهُ فَقَالَ ارْجِعْ ثُمَّ اتَّفَقَا فَقَالَ إِنَّا لَا نَسْتَعِينُ بِمُشْرِكٍ
. Dari Aisyah, dia berkata: Seorang laki-laki dari kaum musyrik mengikuti Nabi untuk ikut berperang bersama beliau, kemudian beliau berkata, "Kembalilah, sesungguhnya kami tidak meminta bantuan kepada orang musyrik. " (Shahih: Muslim)
Bagian Kuda
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْهَمَ لِرَجُلٍ وَلِفَرَسِهِ ثَلَاثَةَ أَسْهُمٍ سَهْمًا لَهُ وَسَهْمَيْنِ لِفَرَسِهِ
. Dari Ibnu Umar: Rasulullah memberikan bagian kepada seorang laki-laki dan kudanya dengan tiga bagian, satu bagian untuk dia dan dua bagian untuk kudanya. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
أَبُو عَمْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعَةَ نَفَرٍ وَمَعَنَا فَرَسٌ فَأَعْطَى كُلَّ إِنْسَانٍ مِنَّا سَهْمًا وَأَعْطَى لِلْفَرَسِ سَهْمَيْنِ
. Dari Abu Amrah, dari ayahnya, dia berkata: Kami datang kepada Rasulullah sebanyak empat orang dan bersama seekor kuda. Beliau memberikan (bagian) kepada kami masing-masing satu bagian, sedangkan kuda diberi dua bagian. (Shahih)
عَنْ أَبِي عَمْرَةَ بِمَعْنَاهُ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ زَادَ فَكَانَ لِلْفَارِسِ ثَلَاثَةُ أَسْهُمٍ
. Dari Abu Amrah, dari ayahnya..., seperti hadits tadi, dengan tambahan, "Dan bagi penunggang kuda tiga bagian." (Shahih)
Tambahan Bagian Ghanimah
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ بَدْرٍ مَنْ فَعَلَ كَذَا وَكَذَا فَلَهُ مِنْ النَّفَلِ كَذَا وَكَذَا قَالَ فَتَقَدَّمَ الْفِتْيَانُ وَلَزِمَ الْمَشْيَخَةُ الرَّايَاتِ فَلَمْ يَبْرَحُوهَا فَلَمَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَالَ الْمَشْيَخَةُ كُنَّا رِدْءًا لَكُمْ لَوْ انْهَزَمْتُمْ لَفِئْتُمْ إِلَيْنَا فَلَا تَذْهَبُوا بِالْمَغْنَمِ وَنَبْقَى فَأَبَى الْفِتْيَانُ وَقَالُوا جَعَلَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ { يَسْأَلُونَكَ عَنْ الْأَنْفَالِ قُلْ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ إِلَى قَوْلِهِ كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ } يَقُولُ فَكَانَ ذَلِكَ خَيْرًا لَهُمْ فَكَذَلِكَ أَيْضًا فَأَطِيعُونِي فَإِنِّي أَعْلَمُ بِعَاقِبَةِ هَذَا مِنْكُمْ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Rasulullah mengatakan —saat perang Badar—, "Siapa melakukan begini, begini, maka baginya tambahan ghanimah begini dan begini? " Perawi berkata: Maka datanglah dua orang pemuda, sementara para orang tua mengikuti bendera tentara, namun mereka tidak komitmen dengan bendera. Ketika Allah memberikan kemenangan kepada mereka, para orang tua itu berkata, "Kami adalah sandaran kalian, karena jika kalian kalah kalian akan kembali kepada kami. Oleh karena itu, kalian jangan pergi untuk mengambil semua ghanimah sementara kami tidak mendapatkan bagian." Dua pemuda itu menolak dan berkata, "Rasulullah memberikannya untuk kami." Allah kemudian menurunkan ayat, "Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, 'Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.' Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya." (Qs. Al Anfaal [8]: 1-5) Nabi berkata, "Yang demikan itu lebih baik bagi mereka. Oleh karena itu, taatlah kepadaku, sesungguhnya aku mengetahui akibat ini daripada kalian" (Shahih)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمَ بَدْرٍ مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا فَلَهُ كَذَا وَكَذَا وَمَنْ أَسَرَ أَسِيرًا فَلَهُ كَذَا وَكَذَا ثُمَّ سَاقَ نَحْوَهُ وَحَدِيثُ
. Dari Ibnu Abbas: Rasulullah bersabda —pada saat perang Badar— "Siapa membunuh seseorang, maka baginya (tambahan bagian ghanimah) begini, begini. Barangsiapa menyandera seseorang maka baginya begini, begini." Perawi lalu menuturkan hal yang sama (dengan hadits tadi). (Shahih)
بِهَذَا الْحَدِيثِ بِإِسْنَادِهِ قَالَ فَقَسَّمَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالسَّوَاءِ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Kemudian Nabi membaginya secara sama."
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ جِئْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ بَدْرٍ بِسَيْفٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ قَدْ شَفَى صَدْرِي الْيَوْمَ مِنْ الْعَدُوِّ فَهَبْ لِي هَذَا السَّيْفَ قَالَ إِنَّ هَذَا السَّيْفَ لَيْسَ لِي وَلَا لَكَ فَذَهَبْتُ وَأَنَا أَقُولُ يُعْطَاهُ الْيَوْمَ مَنْ لَمْ يُبْلِ بَلَائِي فَبَيْنَمَا أَنَا إِذْ جَاءَنِي الرَّسُولُ فَقَالَ أَجِبْ فَظَنَنْتُ أَنَّهُ نَزَلَ فِيَّ شَيْءٌ بِكَلَامِي فَجِئْتُ فَقَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ سَأَلْتَنِي هَذَا السَّيْفَ وَلَيْسَ هُوَ لِي وَلَا لَكَ وَإِنَّ اللَّهَ قَدْ جَعَلَهُ لِي فَهُوَ لَكَ ثُمَّ قَرَأَ { يَسْأَلُونَكَ عَنْ الْأَنْفَالِ قُلْ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ قَالَ أَبُو دَاوُد قِرَاءَةُ ابْنِ مَسْعُودٍ يَسْأَلُونَكَ النَّفْلَ
. Dari Sa'ad bin Abu Waqash, dia berkata: Aku datang kepada Rasulullah pada perang Badar (karena masalah) sebilah pedang, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, hari ini aku telah lega (membunuh) musuh (orang kafir), maka berikanlah pedang ini kepadaku!" Nabi menjawab, "Sesungguhnya pedang ini tidak untukku dan tidak juga untukmu." Aku kemudian pergi dan berkata, Hari ini beliau memberikannya kepada seseorang yang tidak mempedulikan kesusahanku (jerih payahku dalam membunuh musuh) Dalam keadaan demikian, Rasulullah datang kepadaku, dan berkata, ''''Aku mengabulkan (permintaanmu)." Aku mengira perkataanku ada yang tidak sopan, maka aku datang kepada Rasul (untuk meminta maaf). Beliau kemudian berkata kepadaku, "Sesungguhnya kamu meminta pedang ini, dan itu bukan untukku dan tidak pula untuk kamu. Sesungguhnya Allah telah menjadikannya milikku dan sekarang aku berikan kepadamu." Beliau kemudian membaca ayat, "Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, 'Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul... " (Qs. Al Anfaal [8]: 1) sampai akhir ayat. (Hasan Shahih)
Abu Daud berkata, Ibnu Mas'ud membacanya dengan, 'Yas 'lunaka 'annafla."
Tambahan Ghanimah untuk Satuan Militer, Selain Bagian Tentara
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَيْشٍ قِبَلَ نَجْدٍ وَانْبَعَثَتْ سَرِيَّةٌ مِنْ الْجَيْشِ فَكَانَ سُهْمَانُ الْجَيْشِ اثْنَيْ عَشَرَ بَعِيرًا اثْنَيْ عَشَرَ بَعِيرًا وَنَفَّلَ أَهْلَ السَّرِيَّةِ بَعِيرًا بَعِيرًا فَكَانَتْ سُهْمَانُهُمْ ثَلَاثَةَ عَشَرَ ثَلَاثَةَ عَشَرَ
. Dari Ibnu Umar, dia berkata, "Rasulullah mengutus tentara ke Nejed, lalu mengutus satu pasukan tentara (berkuda). Setiap tentara mendapat bagian dua belas unta, sedangkan tentara pasukan (berkuda) mendapat tambahan seekor unta, maka bagian mereka menjadi tiga belas unta bagian. (Shahih)
قَالَ الْوَلِيدُ يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ حَدَّثْتُ ابْنَ الْمُبَارَكِ بِهَذَا الْحَدِيثِ قُلْتُ وَكَذَا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فَرْوَةَ عَنْ نَافِعٍ قَالَ لَا تَعْدِلُ مَنْ سَمَّيْتَ بِمَالِكٍ هَكَذَا أَوْ نَحْوَهُ يَعْنِي مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ
. Dari Al Walid —putranya Muslim— dia berkata: Ibnu Mubarak berbicara kepadaku tentang hadits ini (hadits tadi). Ibnu Abu Farwah juga berbicara kepada kami (tentang hadits ini, dari Nafi', dia berkata, "Jangan kamu ganti nama orang yang telah kamu beri nama Malik, demikianlah atau dengan (nama) yang lain —yaitu Malik bin Anas.— (Shahih)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيَّةً إِلَى نَجْدٍ فَخَرَجْتُ مَعَهَا فَأَصَبْنَا نَعَمًا كَثِيرًا فَنَفَّلَنَا أَمِيرُنَا بَعِيرًا بَعِيرًا لِكُلِّ إِنْسَانٍ ثُمَّ قَدِمْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَسَمَ بَيْنَنَا غَنِيمَتَنَا فَأَصَابَ كُلُّ رَجُلٍ مِنَّا اثْنَيْ عَشَرَ بَعِيرًا بَعْدَ الْخُمُسِ وَمَا حَاسَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالَّذِي أَعْطَانَا صَاحِبُنَا وَلَا عَابَ عَلَيْهِ بَعْدَ مَا صَنَعَ فَكَانَ لِكُلِّ رَجُلٍ مِنَّا ثَلَاثَةَ عَشَرَ بَعِيرًا بِنَفْلِهِ
. Dari Ibnu Umar, dia berkata: Nabi mengutus satu pasukan ke Nejed, maka aku ikut bersama mereka. Kami mendapatkan ghanimah yang banyak, lalu panglima kami membagikan tambahan ghanimah kepada kami, sehingga setiap orang mendapat satu unta. Ghanimah (yang banyak itu) lalu diserahkan kepada Rasulullah, kemudian beliau membagi ghanimah itu kepada kami, sehingga setiap orang mendapat dua belas unta setelah dibagi seperiima. Beliau tidak menghiraukan (ghanimah) yang sudah diberikan oleh panglima kami dan beliau juga tidak mencela perbuatannya. Jadi, setiap orang dari kami mendapat bagian tiga belas unta dengan tambahannya. (Shahih)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ سَرِيَّةً فِيهَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ قِبَلَ نَجْدٍ فَغَنِمُوا إِبِلًا كَثِيرَةً فَكَانَتْ سُهْمَانُهُمْ اثْنَيْ عَشَرَ بَعِيرًا وَنُفِّلُوا بَعِيرًا بَعِيرًا زَادَ ابْنُ مَوْهَبٍ فَلَمْ يُغَيِّرْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Abdullah bin Umar: Rasulullah mengutus satu pasukan —di antara mereka adalah Abdullah bin Umar— ke Nejed, lalu mereka mendapat ghanimah berupa unta yang banyak, yaitu dua belas unta dan diberi tambahan satu ekor unta. Dalam riwayat lain ada tambahan, "Maka Nabi tidak merubah bagian ghanimah tersebut." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Dalam riwayat Bukhari tidak ada tambahan tersebut.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ فَبَلَغَتْ سُهْمَانُنَا اثْنَيْ عَشَرَ بَعِيرًا وَنَفَّلَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعِيرًا بَعِيرًا
. Dari Abdullah bin Umar, dia berkata: Nabi mengutus kami dalam suatu pertempuran, lalu kami mendapat bagian mencapai dua belas unta, dan Rasulullah masih menambahkan seekor unta kepada masing-masing dari kami. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ نَافِعٍ مِثْلَهُ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ وَنُفِّلْنَا بَعِيرًا بَعِيرًا لَمْ يَذْكُرْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dalam sebuah riwayat, "Dan kami diberi seekor-seekor," tidak disebut Nabi.
Sementara riwayat Bukhari dengan riwayat yang bersambung.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ يُنَفِّلُ بَعْضَ مَنْ يَبْعَثُ مِنْ السَّرَايَا لِأَنْفُسِهِمْ خَاصَّةَ النَّفَلِ سِوَى قَسْمِ عَامَّةِ الْجَيْشِ وَالْخُمُسُ فِي ذَلِكَ وَاجِبٌ كُلُّهُ
. Dari Abdullah bin Umar: Rasulullah menambahkan bagian (ghanimah) pada anggota pasukan perang, secara khusus, selain bagian umum tentara, dan pembagian seperlima adalah wajib dalam hal ini. (Shahih: Muslim)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمَ بَدْرٍ فِي ثَلَاثِ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ إِنَّهُمْ حُفَاةٌ فَاحْمِلْهُمْ اللَّهُمَّ إِنَّهُمْ عُرَاةٌ فَاكْسُهُمْ اللَّهُمَّ إِنَّهُمْ جِيَاعٌ فَأَشْبِعْهُمْ فَفَتَحَ اللَّهُ لَهُ يَوْمَ بَدْرٍ فَانْقَلَبُوا حِينَ انْقَلَبُوا وَمَا مِنْهُمْ رَجُلٌ إِلَّا وَقَدْ رَجَعَ بِجَمَلٍ أَوْ جَمَلَيْنِ وَاكْتَسَوْا وَشَبِعُوا
. Dari Abdullah bin Amru: Rasulullah keluar —pada perang Badar— dengan membawa 315 orang, kemudian Rasulullah berkata, "Ya Allah, sesungguhnya mereka tidak memakai alas kaki, maka tanggunglah beban mereka. Ya Allah, sesungguhnya mereka tidak berpakaian maka berilah mereka pakaian. Ya Allah, sesungguhnya mereka lapar maka kenyangkanlah mereka." Allah lalu memberikan kemenangan kepada beliau dan sahabatnya pada perang Badar, dan berbaliklah ketika saatnya sudah berbalik, tidak ada seorang pun dari mereka kecuali kembali membawa seekor atau dua ekor unta, mendapat pakaian, dan dalam keadaan kenyang. (Hasan)
Pendapat Bahwa Pembagian Seperlima dibagikan sebelum Pemberian Tambahan Ghanimah
عَنْ حَبِيبِ بْنِ مَسْلَمَةَ الْفِهْرِيِّ أَنَّهُ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنَفِّلُ الثُّلُثَ بَعْدَ الْخُمُسِ
. Dari Habib bin Maslamah Al Fihri: Dia berkata, "Rasulullah membagi tambahan ghanimah sepertiga setelah pembagian seperlima (dari ghanimah). (Shahih)
عَنْ حَبِيبِ بْنِ مَسْلَمَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُنَفِّلُ الرُّبْعَ بَعْدَ الْخُمُسِ وَالثُّلُثَ بَعْدَ الْخُمُسِ إِذَا قَفَلَ
. Dari Habib bin Maslamah: Rasulullah membagi tambahan seperempat setelah dibagi seperlima dan sepertiga setelah seperlima, ketika pulang (dari perang). (Shahih)
مَكْحُولًا يَقُولُ كُنْتُ عَبْدًا بِمِصْرَ لِامْرَأَةٍ مِنْ بَنِي هُذَيْلٍ فَأَعْتَقَتْنِي فَمَا خَرَجْتُ مِنْ مِصْرَ وَبِهَا عِلْمٌ إِلَّا حَوَيْتُ عَلَيْهِ فِيمَا أُرَى ثُمَّ أَتَيْتُ الْحِجَازَ فَمَا خَرَجْتُ مِنْهَا وَبِهَا عِلْمٌ إِلَّا حَوَيْتُ عَلَيْهِ فِيمَا أُرَى ثُمَّ أَتَيْتُ الْعِرَاقَ فَمَا خَرَجْتُ مِنْهَا وَبِهَا عِلْمٌ إِلَّا حَوَيْتُ عَلَيْهِ فِيمَا أُرَى ثُمَّ أَتَيْتُ الشَّامَ فَغَرْبَلْتُهَا كُلُّ ذَلِكَ أَسْأَلُ عَنْ النَّفَلِ فَلَمْ أَجِدْ أَحَدًا يُخْبِرُنِي فِيهِ بِشَيْءٍ حَتَّى لَقِيتُ شَيْخًا يُقَالُ لَهُ زِيَادُ بْنُ جَارِيَةَ التَّمِيمِيُّ فَقُلْتُ لَهُ هَلْ سَمِعْتَ فِي النَّفَلِ شَيْئًا قَالَ نَعَمْ سَمِعْتُ حَبِيبَ بْنَ مَسْلَمَةَ الْفِهْرِيَّ يَقُولُ شَهِدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفَّلَ الرُّبُعَ فِي الْبَدْأَةِ وَالثُّلُثَ فِي الرَّجْعَةِ
. Dari Makhul, dia berkata: Aku adalah seorang budak —di Mesir— milik seorang wanita dari Bani Hudzail, tetapi dia telah memerdekakanku. Aku tidak keluar dari Mesir yang terdapat ilmu, kecuali aku menghimpun semua hal yang telahku ketahui (selama di Mesir). Aku lalu pergi ke Hijaz dan tidak keluar dari Hijaz yang terdapat ilmu kecuali aku menghimpun semua hal yang telah kuketahui. Aku kemudian pergi ke Irak yang terdapat ilmu dan aku tidak keluar dari Irak kecuali aku mengumpulkan semua hal yang telah kuketahui. Aku lalu pergi ke Syam dan aku mengumpulkan semua hal yang aku ketahui. Semua ini (mengadakan perjalanan ke berbagai negara) aku lakukan guna mengetahui hukum tentang bagian tambahan harta ghanimah. Tetapi aku tidak menemukan orang yang dapat memberitahuku, hingga aku bertemu dengan seorang syaikh bernama Ziyad bin Jariyah At-Tamimi, aku bertanya kepada dia, "Apakah kamu pernah mendengar tentang tambahan ghanimah?" Dia menjawab, "Ya, aku mendengarnya dari Habib bin Maslamah Al Fihri, ia berkata, 'Aku melihat Nabi membagi menjadi seperempat (bagian ghanimah) pada permulaan dan sepertiga (bagian ghanimah) saat kepulangan'." (Shahih)
Satu Pasukan Membantu Tentara yang Ikut Keluar
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمُونَ تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ وَيُجِيرُ عَلَيْهِمْ أَقْصَاهُمْ وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ يَرُدُّ مُشِدُّهُمْ عَلَى مُضْعِفِهِمْ وَمُتَسَرِّيهِمْ عَلَى قَاعِدِهِمْ لَا يُقْتَلُ مُؤْمِنٌ بِكَافِرٍ وَلَا ذُو عَهْدٍ فِي عَهْدِهِ
. Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash, dia berkata: Rasulullah berkata, "Orang-orang muslim sejajar dalam darah mereka (qishash), saling berusaha menanggung orang yang paling lemah di antara mereka, dan orang-orang yang kuat sebagai pelindung mereka. Mereka adalah penolong bagi orang-orang selain mereka (non Islam), mereka adalah penopang atas orang yang lemah dari mereka, mereka adalah yang dermawan bagi orang-orang yang lemah di antara mereka. Tidak dibunuh seorang mukmin karena membunuh seorang kafir dan tidak pula pada kafir dzimi." (Hasan Shahih)
إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَغَارَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُيَيْنَةَ عَلَى إِبِلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَتَلَ رَاعِيَهَا فَخَرَجَ يَطْرُدُهَا هُوَ وَأُنَاسٌ مَعَهُ فِي خَيْلٍ فَجَعَلْتُ وَجْهِي قِبَلَ الْمَدِينَةِ ثُمَّ نَادَيْتُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يَا صَبَاحَاهُ ثُمَّ اتَّبَعْتُ الْقَوْمَ فَجَعَلْتُ أَرْمِي وَأَعْقِرُهُمْ فَإِذَا رَجَعَ إِلَيَّ فَارِسٌ جَلَسْتُ فِي أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى مَا خَلَقَ اللَّهُ شَيْئًا مِنْ ظَهْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا جَعَلْتُهُ وَرَاءَ ظَهْرِي وَحَتَّى أَلْقَوْا أَكْثَرَ مِنْ ثَلَاثِينَ رُمْحًا وَثَلَاثِينَ بُرْدَةً يَسْتَخِفُّونَ مِنْهَا ثُمَّ أَتَاهُمْ عُيَيْنَةُ مَدَدًا فَقَالَ لِيَقُمْ إِلَيْهِ نَفَرٌ مِنْكُمْ فَقَامَ إِلَيَّ أَرْبَعَةٌ مِنْهُمْ فَصَعِدُوا الْجَبَلَ فَلَمَّا أَسْمَعْتُهُمْ قُلْتُ أَتَعْرِفُونِي قَالُوا وَمَنْ أَنْتَ قُلْتُ أَنَا ابْنُ الْأَكْوَعِ وَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَطْلُبُنِي رَجُلٌ مِنْكُمْ فَيُدْرِكُنِي وَلَا أَطْلُبُهُ فَيَفُوتُنِي فَمَا بَرِحْتُ حَتَّى نَظَرْتُ إِلَى فَوَارِسِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَلَّلُونَ الشَّجَرَ أَوَّلُهُمْ الْأَخْرَمُ الْأَسَدِيُّ فَيَلْحَقُ بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عُيَيْنَةَ وَيَعْطِفُ عَلَيْهِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ فَاخْتَلَفَا طَعْنَتَيْنِ فَعَقَرَ الْأَخْرَمُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ وَطَعَنَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ فَقَتَلَهُ فَتَحَوَّلَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَلَى فَرَسِ الْأَخْرَمِ فَيَلْحَقُ أَبُو قَتَادَةَ بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ فَاخْتَلَفَا طَعْنَتَيْنِ فَعَقَرَ بِأَبِي قَتَادَةَ وَقَتَلَهُ أَبُو قَتَادَةَ فَتَحَوَّلَ أَبُو قَتَادَةَ عَلَى فَرَسِ الْأَخْرَمِ ثُمَّ جِئْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمَاءِ الَّذِي جَلَّيْتُهُمْ عَنْهُ ذُو قَرَدٍ فَإِذَا نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَمْسِ مِائَةٍ فَأَعْطَانِي سَهْمَ الْفَارِسِ وَالرَّاجِلِ
. Dari Salamah bin Al Akwa', dia berkata: Abdurrahman bin Uyainah menyerang unta Rasul dan terbunuhlah penggembalanya, lalu ia pergi sambil menuntun unta itu, bersama penunggang kuda lainnya. Aku mengarahkan wajah ke arah Madinah, kemudian berkata (tiga kali), "Wahai orang-orang baik, ikutilah aku (mencari pembunuhnya)." Aku lalu mengikuti para musuh, lalu aku lemparkan panah dan membunuh kendaraan mereka. Tiba-tiba seorang penunggang kuda mendatangiku, sementara aku duduk di bawah pohon, sehingga Allah tidak menciptakan sesuatu dari belakang unta Nabi kecuali menjadikanku dibelakangnya, hingga aku melemparkan lebih dari tiga puluh anak panah dan pakaian untuk membuat mereka takut, kemudian datang kepada mereka Uyainah membawa bantuan, dia berkata, "Berdirilah kalian dan hadapilah dia." Kemudian berdirilah empat orang dari mereka, mereka naik ke gunung. Ketika aku mendengarkan mereka, aku berkata, "Apakah kalian mengenalku?" Mereka menjawab, "Siapa kamu?" Aku menjawab, "Aku adalah Ibnu Al Akwa' Demi Dzat yang telah memuliakan wajah Muhammad, tidaklah seorang dari kalian mencariku melainkan ia akan dipertemukan denganku, dan tidak pula aku mencari dia hingga dia selamat dariku. Aku masih tetap di tempat hingga aku melihat para penunggang kuda Nabi masuk kesemak-semak pohon, yang pertama adalah Al Akhram Al Asadi, yang mengintai Abdurrahman bin Uyainah Abdurrahman menyerangnya, sehingga keduanya saling menusuk. Al Akhram meluka'i Abdurahman dan Abdurrahman menyerang serta membunuh Al Akhram, Abdurrahman lalu mencoba menguasai kuda Al Akhram, Abu Qatadah kemudian mengintai Abdurrahman, maka terjadilah saling tusuk, dan Abu Qatadah mampu melukai serta membunuh Abdurrahman, maka, Abu Qatadah mengambil kuda Al Akhram. Aku kemudian datang kepada Nabi, sementara beliau berada di air dzu qaradin. Bersama Nabi ada lima ratus (hasil ghanimah) dan beliau memberikankan satu bagian penunggang kuda dan satu bagian pejalan kaki." {Hasan Shahih: Muslim)
Dalam riwayat Bukhari redaksinya lebih pendek.
Tambahan Ghanimah Emas dan Perak
عَنْ أَبِي الْجُوَيْرِيَةِ الْجَرْمِيِّ قَالَ أَصَبْتُ بِأَرْضِ الرُّومِ جَرَّةً حَمْرَاءَ فِيهَا دَنَانِيرُ فِي إِمْرَةِ مُعَاوِيَةَ وَعَلَيْنَا رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ يُقَالُ لَهُ مَعْنُ بْنُ يَزِيدَ فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَسَمَهَا بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ وَأَعْطَانِي مِنْهَا مِثْلَ مَا أَعْطَى رَجُلًا مِنْهُمْ ثُمَّ قَالَ لَوْلَا أَنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا نَفْلَ إِلَّا بَعْدَ الْخُمُسِ لَأَعْطَيْتُكَ ثُمَّ أَخَذَ يَعْرِضُ عَلَيَّ مِنْ نَصِيبِهِ فَأَبَيْتُ
. Dari Abu Juwairiyah Al Jarmi, dia berkata: Aku mendapat bejana besar berwarna merah di tanah Romawi, didalamnya terdapa dinar—pada kekuasaan Muawiyah— dan kami mempunyai teman laki-laki dari sahabat Nabi, dari Bani Sulaim —yang bernama Ma'n bin Yazid— kemudian aku membawanya kepadanya, dan dia lalu membagikannya kepada kaum muslim. Dia memberiku bagian sebagaimana dia memberi orang lain. Dia lalu berkata, "Seandainya aku tidak mendengar Rasulullah berkata, 'Tidak ada tambahan ghanimah kecuali sesudah dibagi seperlima, maka aku akan memberimu (tambahan)." Dia lalu mengambil bagiannya dan memperlihatkan (memberikannya) kepadaku, namun aku menolaknya. (Shahih)
Pemimpin yang Mengambil Harta Rampasan untuk Dirinya Sendiri
عَمْرَو بْنَ عَبَسَةَ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَعِيرٍ مِنْ الْمَغْنَمِ فَلَمَّا سَلَّمَ أَخَذَ وَبَرَةً مِنْ جَنْبِ الْبَعِيرِ ثُمَّ قَالَ وَلَا يَحِلُّ لِي مِنْ غَنَائِمِكُمْ مِثْلُ هَذَا إِلَّا الْخُمُسُ وَالْخُمُسُ مَرْدُودٌ فِيكُمْ
. Dari Amru bin Abasah, dia berkata: Kami shalat bersama Rasulullah, menghadap unta hasil ghanimah, ketika usai salam beliau mengambil bulu unta dari samping unta, kemudian bersabda, "Tidak halal bagiku mengambil dari ghanimah kalian seperti ini kecuali seperlima, dan seperlima dikembalikan untuk (kepentingan) kalian.'''' (Shahih)
Menepati Janji
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْغَادِرَ يُنْصَبُ لَهُ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُقَالُ هَذِهِ غَدْرَةُ فُلَانِ بْنِ فُلَانٍ
. Dari Ibnu Umar: Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya pengkhianat akan diberi tanda pada Hari Kiamat, lalu dikatakan, 'lni adalah tanda pengkhianatan Fulan bin Fulan'" (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Pemimpin Terlindungi dengan Perjanjian
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ بِهِ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya seorang imam (pemimpin) laksana perisai yang digunakan untuk bertempur. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
أَبَا رَافِعٍ أ قَالَ بَعَثَتْنِي قُرَيْشٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُلْقِيَ فِي قَلْبِي الْإِسْلَامُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي وَاللَّهِ لَا أَرْجِعُ إِلَيْهِمْ أَبَدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَا أَخِيسُ بِالْعَهْدِ وَلَا أَحْبِسُ الْبُرُدَ وَلَكِنْ ارْجِعْ فَإِنْ كَانَ فِي نَفْسِكَ الَّذِي فِي نَفْسِكَ الْآنَ فَارْجِعْ قَالَ فَذَهَبْتُ ثُمَّ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمْتُ. قَالَ بُكَيْرٌ وَأَخْبَرَنِي أَنَّ أَبَا رَافِعٍ كَانَ قِبْطِيًّا
. Dari Abu Rafi', dia berkata: Orang Quraisy mengutusku kepada Rasulullah. Ketika aku melihat Rasulullah, tersirat di dalam hatiku niat untuk masuk Islam, maka aku berkata, "Ya Rasulullah, aku -demi Allah- tidak akan kembali kepada mereka selamanya." Rasulullah kemudian berkata, "Sesungguhnya aku tidak merusak perjanjian dan tidak menahan utusan, tetapi kembalilah. Jika (nanti) pada dirimu terjadi (sesuatu) seperti yang kamu alami sekarang, maka kembalilah!" Aku lalu pergi, tetapi kamudian datang kembali kepada Nabi dan masuk Islam.
Bukair (salah satu perawi) berkata: Aku dikabarkan bahwa Abu Raff adalah orang Qibti. (Shahih)
Pemimpin yang Mempunyai Perjanjian dengan Musuh lalu Dia Mematuhinya
عَنْ سُلَيْمِ بْنِ عَامِرٍ رَجُلٌ مِنْ حِمْيَرَ قَالَ كَانَ بَيْنَ مُعَاوِيَةَ وَبَيْنَ الرُّومِ عَهْدٌ وَكَانَ يَسِيرُ نَحْوَ بِلَادِهِمْ حَتَّى إِذَا انْقَضَى الْعَهْدُ غَزَاهُمْ فَجَاءَ رَجُلٌ عَلَى فَرَسٍ أَوْ بِرْذَوْنٍ وَهُوَ يَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَفَاءٌ لَا غَدَرَ فَنَظَرُوا فَإِذَا عَمْرُو بْنُ عَبَسَةَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ مُعَاوِيَةُ فَسَأَلَهُ فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ كَانَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ قَوْمٍ عَهْدٌ فَلَا يَشُدُّ عُقْدَةً وَلَا يَحُلُّهَا حَتَّى يَنْقَضِيَ أَمَدُهَا أَوْ يَنْبِذَ إِلَيْهِمْ عَلَى سَوَاءٍ فَرَجَعَ مُعَاوِيَةُ
. Dari Sulaim bin Amir —berasal dari Himyar—, ia berkata: antara Muawiyah dengan Romawi ada perjanjian, maka dia berjalan ke negeri mereka. Jika masa perjanjian tersebut berakhir, dia (berniat) menyerang mereka, maka datanglah seorang laki-laki yang mengendarai kuda —atau bighal— dia berkata, "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, menepati janji dan tidak khianat." Orang-orang melihatnya, tiba-tiba ada Amru bin Abasah, maka Muawiyah menanyakan hal ini kepadanya, lalu dia menjawab, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, "Barangsiapa di antara dia dan kaum mempunyai perjanjian, maka jangan merubah perjanjian itu atau membatalkannya hingga habis waktunya, atau (jika memang ingin membatalkannya) maka umumkanlah pembatalan perjanjian itu. " Muawiyah pun kembali. {Shahih)
Menepati Kesepakatan dan Menghormati Jaminan
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَتَلَ مُعَاهِدًا فِي غَيْرِ كُنْهِهِ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
. Dari Abu Bakrah, dia berkata: Nabi SAW bersabda, "Siapa yang membunuh orang yang telah mengadakan perjanjian secara tidak benar, maka Allah mengharamkan baginya surga." {Shahih)
Utusan
عَنْ نُعَيْمٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَهُمَا حِينَ قَرَأَ كِتَابَ مُسَيْلِمَةَ مَا تَقُولَانِ أَنْتُمَا قَالَا نَقُولُ كَمَا قَالَ قَالَ أَمَا وَاللَّهِ لَوْلَا أَنَّ الرُّسُلَ لَا تُقْتَلُ لَضَرَبْتُ أَعْنَاقَكُمَا
. Dari Nu'aim, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah berkata kepada dua orang —ketika membaca tulisan Musailimah—, "Bagaimana menurut kalian berdua?" Mereka menjawab, "Kami mengatakan sebagaimana yang dia katakan (bahwa Musailamah utusan Allah)." Beliau kemudian berkata, "Demi Allah, seandainya seorang utusan itu tidak boleh dibunuh, maka aku penggal kepala kalian berdua. " {Shahih)
عَنْ حَارِثَةَ بْنِ مُضَرِّبٍ أَنَّهُ أَتَى عَبْدَ اللَّهِ فَقَالَ مَا بَيْنِي وَبَيْنَ أَحَدٍ مِنْ الْعَرَبِ حِنَةٌ وَإِنِّي مَرَرْتُ بِمَسْجِدٍ لِبَنِي حَنِيفَةَ فَإِذَا هُمْ يُؤْمِنُونَ بِمُسَيْلِمَةَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِمْ عَبْدَ اللَّهِ فَجِيءَ بِهِمْ فَاسْتَتَابَهُمْ غَيْرَ ابْنِ النَّوَّاحَةِ قَالَ لَهُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْلَا أَنَّكَ رَسُولٌ لَضَرَبْتُ عُنُقَكَ فَأَنْتَ الْيَوْمَ لَسْتَ بِرَسُولٍ فَأَمَرَ قَرَظَةَ بْنَ كَعْبٍ فَضَرَبَ عُنُقَهُ فِي السُّوقِ ثُمَّ قَالَ مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى ابْنِ النَّوَّاحَةِ قَتِيلًا بِالسُّوقِ
. Dari Haritsah bin Mudharrib: Dia mendatangi Abdullah lalu berkata, "Antara aku dan seseorang dari Arab tidak bermusuhan. Aku melewati masjid Bani Hanifah, ternyata mereka pecaya dengan Musailimah (sebagai nabi), maka diutuslah Abdullah kepada mereka. Dia (Abdullah) pun datang kepada mereka untuk meminta mereka bertobat, kecuali Ibnu Nawahah! Dia berkata kepadanya, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Seandainya kamu bukan seorang utusan maka sudah aku penggal kepalamu.' Sedangkan kamu sekarang bukan utusan." Qarzhah bin Ka'ab lalu diperintahkan memenggal kepalanya di pasar, kemudian dia berkata, "Siapa yang ingin melihat Ibnu Nawaha terbunuh maka datanglah ke pasar." (Shahih)
Melindungi Wanita
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ حَدَّثَتْنِي أُمُّ هَانِئٍ بِنْتُ أَبِي طَالِبٍ أَنَّهَا أَجَارَتْ رَجُلًا مِنْ الْمُشْرِكِينَ يَوْمَ الْفَتْحِ فَأَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ قَدْ أَجَرْنَا مَنْ أَجَرْتِ وَأَمَّنَّا مَنْ أَمَّنْتِ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Ummu Hani" binti Abu Thalib mengabarkan kepadaku, bahwa ia menyewa orang musyrik pada hari kemenangan, kemudian dia datang kepada Nabi dan menceritakan hal tersebut kepada beliau, maka beliau bersabda, '''Kami telah menyewa orang yang telah kamu sewa dan kami percaya kepada orang yang kamu percayai. " {Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Hadits ini tidak ada perkataan Nabi, ""Kami mempercayainya ..."
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ إِنْ كَانَتْ الْمَرْأَةُ لَتُجِيرُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ فَيَجُوزُ
. Dari Aisyah, dia berkata, "Jika seorang wanita menyewa seorang mukmin maka (hukumnya) adalah boleh." (Shahih)
Mengadakan Perdamaian dengan Musuh
عَنْ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ قَالَ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي بِضْعَ عَشْرَةَ مِائَةً مِنْ أَصْحَابِهِ حَتَّى إِذَا كَانُوا بِذِي الْحُلَيْفَةِ قَلَّدَ الْهَدْيَ وَأَشْعَرَهُ وَأَحْرَمَ بِالْعُمْرَةِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ قَالَ وَسَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا كَانَ بِالثَّنِيَّةِ الَّتِي يَهْبِطُ عَلَيْهِمْ مِنْهَا بَرَكَتْ بِهِ رَاحِلَتُهُ فَقَالَ النَّاسُ حَلْ حَلْ خَلَأَتْ الْقَصْوَاءُ مَرَّتَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا خَلَأَتْ وَمَا ذَلِكَ لَهَا بِخُلُقٍ وَلَكِنْ حَبَسَهَا حَابِسُ الْفِيلِ ثُمَّ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَسْأَلُونِي الْيَوْمَ خُطَّةً يُعَظِّمُونَ بِهَا حُرُمَاتِ اللَّهِ إِلَّا أَعْطَيْتُهُمْ إِيَّاهَا ثُمَّ زَجَرَهَا فَوَثَبَتْ فَعَدَلَ عَنْهُمْ حَتَّى نَزَلَ بِأَقْصَى الْحُدَيْبِيَةِ عَلَى ثَمَدٍ قَلِيلِ الْمَاءِ فَجَاءَهُ بُدَيْلُ بْنُ وَرْقَاءَ الْخُزَاعِيُّ ثُمَّ أَتَاهُ يَعْنِي عُرْوَةَ بْنَ مَسْعُودٍ فَجَعَلَ يُكَلِّمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُلَّمَا كَلَّمَهُ أَخَذَ بِلِحْيَتِهِ والْمُغِيَرةُ بْنُ شُعْبَةَ قَائِمٌ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ السَّيْفُ وَعَلَيْهِ الْمِغْفَرُ فَضَرَبَ يَدَهُ بِنَعْلِ السَّيْفِ وَقَالَ أَخِّرْ يَدَكَ عَنْ لِحْيَتِهِ فَرَفَعَ عُرْوَةُ رَأْسَهُ فَقَالَ مَنْ هَذَا قَالُوا الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ فَقَالَ أَيْ غُدَرُ أَوَلَسْتُ أَسْعَى فِي غَدْرَتِكَ وَكَانَ الْمُغِيرَةُ صَحِبَ قَوْمًا فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقَتَلَهُمْ وَأَخَذَ أَمْوَالَهُمْ ثُمَّ جَاءَ فَأَسْلَمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا الْإِسْلَامُ فَقَدْ قَبِلْنَا وَأَمَّا الْمَالُ فَإِنَّهُ مَالُ غَدْرٍ لَا حَاجَةَ لَنَا فِيهِ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اكْتُبْ هَذَا مَا قَاضَى عَلَيْهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَقَصَّ الْخَبَرَ فَقَالَ سُهَيْلٌ وَعَلَى أَنَّهُ لَا يَأْتِيكَ مِنَّا رَجُلٌ وَإِنْ كَانَ عَلَى دِينِكَ إِلَّا رَدَدْتَهُ إِلَيْنَا فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ قَضِيَّةِ الْكِتَابِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ قُومُوا فَانْحَرُوا ثُمَّ احْلِقُوا ثُمَّ جَاءَ نِسْوَةٌ مُؤْمِنَاتٌ مُهَاجِرَاتٌ الْآيَةَ فَنَهَاهُمْ اللَّهُ أَنْ يَرُدُّوهُنَّ وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَرُدُّوا الصَّدَاقَ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَجَاءَهُ أَبُو بَصِيرٍ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ يَعْنِي فَأَرْسَلُوا فِي طَلَبِهِ فَدَفَعَهُ إِلَى الرَّجُلَيْنِ فَخَرَجَا بِهِ حَتَّى إِذْ بَلَغَا ذَا الْحُلَيْفَةِ نَزَلُوا يَأْكُلُونَ مِنْ تَمْرٍ لَهُمْ فَقَالَ أَبُو بَصِيرٍ لِأَحَدِ الرَّجُلَيْنِ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَى سَيْفَكَ هَذَا يَا فُلَانُ جَيِّدًا فَاسْتَلَّهُ الْآخَرُ فَقَالَ أَجَلْ قَدْ جَرَّبْتُ بِهِ فَقَالَ أَبُو بَصِيرٍ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْهِ فَأَمْكَنَهُ مِنْهُ فَضَرَبَهُ حَتَّى بَرَدَ وَفَرَّ الْآخَرُ حَتَّى أَتَى الْمَدِينَةَ فَدَخَلَ الْمَسجِدَ يَعْدُو فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ رَأَى هَذَا ذُعْرًا فَقَالَ قَدْ قُتِلَ وَاللَّهِ صَاحِبِي وَإِنِّي لَمَقْتُولٌ فَجَاءَ أَبُو بَصِيرٍ فَقَالَ قَدْ أَوْفَى اللَّهُ ذِمَّتَكَ فَقَدْ رَدَدْتَنِي إِلَيْهِمْ ثُمَّ نَجَّانِي اللَّهُ مِنْهُمْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيْلَ أُمِّهِ مِسْعَرَ حَرْبٍ لَوْ كَانَ لَهُ أَحَدٌ فَلَمَّا سَمِعَ ذَلِكَ عَرَفَ أَنَّهُ سَيَرُدُّهُ إِلَيْهِمْ فَخَرَجَ حَتَّى أَتَى سَيْفَ الْبَحْرِ وَيَنْفَلِتُ أَبُو جَنْدَلٍ فَلَحِقَ بِأَبِي بَصِيرٍ حَتَّى اجْتَمَعَتْ مِنْهُمْ عِصَابَةٌ
. Dari Miswar bin Makhramah, dia berkata: Nabi keluar pada waktu Hudaibiyah bersama sahabat yang berjumlah sekitar seratus sepuluh. Ketika sampai di Dzul Hulaifah, kami menggantungkan sesuatu pada leher, memberi tanda pada hewan (sembelihan), memotong rambut, dan berniat untuk ihram .. .hingga akhir hadits.
Perawi berkata, "Nabi berjalan hingga bukit Tsaniyah, tempat yang digunakan oleh mereka (untuk istirahat). Perjalanannya mendapat berkah. Orang-orang berkata, "Husyah, husyah." (menghentak unta agar jalan, namun unta Al Qashwa" tidak mau jalan tanpa sebab. Hal itu diulangi dua kali, lalu Nabi SAW berkata, "Tidaklah unta itu menolak berjalan karena tidak punya akhlak, tetapi ia menolak berjalan sebagaimana terjadi pada gajah, tetapi tahanlah sehagaimana gajah. " Beliau kemudian melanjutkan sabdanya, "Demi Dzat yang diriku berada ditangan-Nya, hari ini, tidak ada orang yang bertanya kepadaku tentang sebuah rencana, yang dengan rencana itu dapat mengagungkan Allah, kecuali aku akan mernberitahukan (rencana tersebut). " Beliau kemudian menghentak untanya, maka unta itu pun melompat, ia berpaling dari arah yang dituju mereka, hingga di penghujung Hudaibiyah, di sebuah kubangan yang sedikit airnya Budail bin Warka' Al Khuza'i lalu datang kepada beliau, kemudian datang lagi —yaitu Urwah bin Mas'ud yang berbicara kepada Nabi, sambil mengelus-elus jenggot Nabi— sedangkan Al Mughirah bin Syu'bah yang sedang berdiri di samping Nabi dengan membawa sebilah pedang dan memakai pelindung kepala (dari) besi, memukul tangan Urwah dengan gagang pedangnya sambil berkata, "Singkirkan tanganmu dari jenggot Nabi!" Al Urwah kemudian mengangkat kepalanya dan bertanya, "Siapa ini ya Muhammad", Para sahabat menjawab, "Al Mughirah bin Syu'bah." Urwah berkata, "Pengkhianatan apa ini? Apakah aku berusaha mengkhianatimu?" — Al Mughirah dulu (pada masa Jahiliah) pernah berteman dengan suatu kaum, tetapi kemudian Al Mughirah membunuh mereka, mengambil hartanya, lalu masuk Islam— maka Nabi bersabda, "Islamnya telah kami terima, adapun masalah harta, itu adalah harta pengkhianatan, kami tidak membutuhkannya...." Nabi kemudian berkata, "Tulislah, ini adalah keputusan Muhammad Rasulullah..." dan perawi pun menceritakan isi hadits,
Suhail berkata (menceritakan isi perjanjian tersebut): Sesungguhnya seseorang dari kami tidak datang kepada kamu, meskipun dari agama kamu, kecuali kamu mengembalikannya kepada kami." Ketika selesai menulis surat, Nabi berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Bangunlah kalian dan berkurbanlah kemudian bercukurlah. " Kemudian datang wanita-wanita mukmin yang sedang berhijrah, lalu turunlah ayat yang melarang mengembalikan mereka dan memerintahkan untuk mengembalikan harta, kemudian kembali ke Madinah. Lalu datanglah Abu Bashir —dari bangsa Quraisy— Penduduk Makkah kemudian mengutus dua pria untuk meminta Abu Bashir, lalu Rasulullah pun memberikan (menyerahkan) Abu Bashir. Abu Bashir pergi bersama mereka dan berjalan, dan ketika sampai di tanah Hulaifah, mereka turun dan memakan kurma mereka. Abu Bashir berkata kepada salah satu kedua orang tersebut, "Sungguh, aku melihat pedangmu ini wahai Fulan, bagus sekali!" Pria itu lalu mengeluarkan pedang tersebut dari sarungnya sambil berkata, "Tentu, aku telah mencobanya." Abu Bashir berkata, "Coba aku lihat." Abu Bashir pun menguasainya lalu menebasnya hingga mati, sedangkan pria yang satunya lagi melarikan diri hingga sampai di Madinah dan masuk masjid dalam keadaan takut, maka Nabi berkata, "Ia telah melihat hal yang menakutkan." Orang itu lalu berkata, "Sungguh, temanku telah terbunuh, dan aku terancam untuk dibunuh." Lalu datanglah Abu Bashir dan berkata, "Allah telah melindungi dan menjaminmu. Kamu telah membuatku kembali kepada mereka, kemudian Allah menyelamatkanku dari mereka." Nabi lalu berkata, "Celaka ibunya Mis'ar Harb jika ada seseorang padanya" Ketika mendengar hal itu, dia mengetahui bahwa dia akan dikembalikan kepada mereka, maka dia keluar dengan membawa pedang yang besar, dan disertai Abu Jandal dan kemudian diikuti oleh Abu Bashir, sehingga berkumpullah mereka menjadi sebuah kelompok. (Shahih: Bukhari)
عَنْ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ وَمَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ أَنَّهُمْ اصْطَلَحُوا عَلَى وَضْعِ الْحَرْبِ عَشْرَ سِنِينَ يَأْمَنُ فِيهِنَّ النَّاسُ وَعَلَى أَنَّ بَيْنَنَا عَيْبَةً مَكْفُوفَةً وَأَنَّهُ لَا إِسْلَالَ وَلَا إِغْلَالَ
. Dari Miswar bin Makhramah dan Marwan bin Al Hakam: Mereka berdamai dengan melakukan genjatan senjata selama sepuluh tahun. Orang-orang hidup dalam keadaan aman, meski pun di antara kami ada sesuatu yang membuat pakaian menjadi kuat, namun tidak ada pencurian dan pengkhiantan. {Hasan)
عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ قَالَ مَالَ مَكْحُولٌ وَابْنُ أَبِي زَكَرِيَّاءَ إِلَى خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ وَمِلْتُ مَعَهُمَا فَحَدَّثَنَا عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ قَالَ جُبَيْرٌ انْطَلِقْ بِنَا إِلَى ذِي مِخْبَرٍ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْنَاهُ فَسَأَلَهُ جُبَيْرٌ عَنْ الْهُدْنَةِ فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ سَتُصَالِحُونَ الرُّومَ صُلْحًا آمِنًا وَتَغْزُونَ أَنْتُمْ وَهُمْ عَدُوًّا مِنْ وَرَائِكُمْ
. Dari Hasan bin Atiyah, dia berkata: Makhul dan Ibnu Zakaria datang kepada Khalid bin Ma'dan. Aku datang bersama mereka berdua, lalu Jubair bin Nufair menyampaikan sebuah hadits kepada kami, "Jubair berkata, "Berangkatlah bersama kami untuk menemui Dzi Mikhbar —seorang laki-laki, sahabat Nabi—." Kami pun menemuinya. Lalu Jubair bertanya kepada dia tentang perdamaian (gencatan senjata), dia pun menjawab, "Aku mendengar Nabi SAW bersabda, 'Kalian akan berdamai dengan orang-orang Romawi secara damai dan aman. Namun kalian juga akan berperang sementara mereka menjadi musuh (yang menikam kalian) dari belakang." (Shahih)
Musuh yang Datang karena Kelalaian dan Menjadi Samar karena Berkumpul dengan Para Sahabat
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لِكَعْبِ بْنِ الْأَشْرَفِ فَإِنَّهُ قَدْ آذَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَامَ مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ فَقَالَ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتُحِبُّ أَنْ أَقْتُلَهُ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَأْذَنْ لِي أَنْ أَقُولَ شَيْئًا قَالَ نَعَمْ قُلْ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ قَدْ سَأَلَنَا الصَّدَقَةَ وَقَدْ عَنَّانَا قَالَ وَأَيْضًا لَتَمَلُّنَّهُ قَالَ اتَّبَعْنَاهُ فَنَحْنُ نَكْرَهُ أَنْ نَدَعَهُ حَتَّى نَنْظُرَ إِلَى أَيِّ شَيْءٍ يَصِيرُ أَمْرُهُ وَقَدْ أَرَدْنَا أَنْ تُسْلِفَنَا وَسْقًا أَوْ وَسْقَيْنِ قَالَ كَعْبٌ أَيَّ شَيْءٍ تَرْهَنُونِي قَالَ وَمَا تُرِيدُ مِنَّا قَالَ نِسَاءَكُمْ قَالُوا سُبْحَانَ اللَّهِ أَنْتَ أَجْمَلُ الْعَرَبِ نَرْهَنُكَ نِسَاءَنَا فَيَكُونُ ذَلِكَ عَارًا عَلَيْنَا قَالَ فَتَرْهَنُونِي أَوْلَادَكُمْ قَالُوا سُبْحَانَ اللَّهِ يُسَبُّ ابْنُ أَحَدِنَا فَيُقَالُ رُهِنْتَ بِوَسْقٍ أَوْ وَسْقَيْنِ قَالُوا نَرْهَنُكَ اللَّأْمَةَ يُرِيدُ السِّلَاحَ قَالَ نَعَمْ فَلَمَّا أَتَاهُ نَادَاهُ فَخَرَجَ إِلَيْهِ وَهُوَ مُتَطَيِّبٌ يَنْضَحُ رَأْسُهُ فَلَمَّا أَنْ جَلَسَ إِلَيْهِ وَقَدْ كَانَ جَاءَ مَعَهُ بِنَفَرٍ ثَلَاثَةٍ أَوْ أَرْبَعَةٍ فَذَكَرُوا لَهُ قَالَ عِنْدِي فُلَانَةُ وَهِيَ أَعْطَرُ نِسَاءِ النَّاسِ قَالَ تَأْذَنُ لِي فَأَشُمَّ قَالَ نَعَمْ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِي رَأْسِهِ فَشَمَّهُ قَالَ أَعُودُ قَالَ نَعَمْ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِي رَأْسِهِ فَلَمَّا اسْتَمْكَنَ مِنْهُ قَالَ دُونَكُمْ فَضَرَبُوهُ حَتَّى قَتَلُوهُ
. Dari Jabir, dia berkata: Rasulullah bersabda, "Siapa yang akan menghadapi Ka'ab Al Asyraf karena sesungguhnya dia telah menyakiti Allah dan Rasul-Nya?" Lalu berdirilah Muhammad bin Maslamah, ia berkata, "Aku ya Rasulullah! Apakah Anda ingin aku membunuhnya?" Beliau menjawab, "Benar." Dia berkata, "Izinkan aku (terlebih dahulu) untuk berkata sesuatu." Beliau menjawab, "Iya, katakan." Dia kemudian mendekati Ka'ab dan berkata, "Sesungguhnya kami telah meminta zakat kepadanya, dan kami telah merasa lelah." Ka'ab berkata, "Kami juga akan membuat kalian merasa bosan dan mengeluh." Muhammad bin Maslamah kemudian berkata: Kami mengikuti dan memantau tindak-tanduknya dengan jeli. Kami ingin mencoba meminjam satu atau dua wasaq (kurma)", Ka'ab berkata, "Apa yang akan kamu jadikan jaminan kepadaku?" Muhammad bin Maslamah menjawab, "Apa yang kamu inginkan dari kami?" Dia menjawab, "Wanita-wanita kalian." Para sahabat berkata, "Maha Suci Allah! Kamu adalah orang Arab yang paling tampan, kami membuat jaminan wanita-wanita kami! Ini adalah cacat bagi kami." Dia mengajukan permintaan lagi, "Kalau begitu jadikan anak-anak kalian sebagai jaminan!" Mereka menjawab, "Maha Suci Allah, anak-anak kami dijadikan sandera!" Lalu dikatakan, "Bagaimana jika kamu memberikan jaminan dengan satu atau dua wasaq (kurma)!" Para sahabat berkata, "Kami akan memberi jaminan kepadamu dengan senjata." Dia pun menjawab, "Ya."
Ketika Muhammad bin Maslamah mendatanginya dan memanggilnya, Ka'ab keluar dengan kondisi yang wangi terpancar dari kepalanya. Saat dia duduk dengan Muhammad —kala itu ada tiga atau empat orang bersama Muhammad bin Maslamah— mereka berkata kepadanya, Muhammad berkata, "Aku mempunyai Fulanah, wanita tercantik di antara yang lain." Ka'ab berkata, "Izinkan aku mencium baunya?" Muhammad berkata, "Silakan." Dia kemudian meletakkan tangannya dikepalanya kemudian menciumnya, lalu berkata, "Boleh aku mengulanginya?" Dia menjawab, "Silakan." Dia kemudian meletakkan tangannya di atas kepalanya, dan ketika sudah memegangnya, Muhammad berkata, "Tangkap dia." Mereka pun memukulnya hingga tewas. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِيمَانُ قَيَّدَ الْفَتْكَ لَا يَفْتِكُ مُؤْمِنٌ
. Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Iman adalah pengekang pembunuhan (sewenang-wenang). Orang yang beriman tidak akan melakukan pembunuhan (sewenang-wenang). " (Shahih)
Mengucapkan Takbir Setiap Meniti Jalan yang Menanjak
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَفَلَ مِنْ غَزْوٍ أَوْ حَجٍّ أَوْ عُمْرَةٍ يُكَبِّرُ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ مِنْ الْأَرْضِ ثَلَاثَ تَكْبِيرَاتٍ وَيَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
. Dari Abdullah bin Umar: Jika Rasulullah pulang dari perang, atau haji, atau umrah, maka beliau bertakbir ketika meniti jalan yang menanjak dengan tiga kali takbir dan berkata, "Tiada tuhan selain Allah, Dialah yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya seluruh kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Maha Berkuasa atas segala seuatu dan semua orang kembali, bertobat, menyembah, bersujud kepada-Nya. Kepada-Nya kami memuji, telah benar janji Allah, dan Dialah yang menolong hamba-Nya, dan Dialah yang menghancurkan kelompok-kelompok dengan keesaan-Nya. " {Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Pembolehan pulang setelah Dilarang
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ { لَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ } الْآيَةَ نَسَخَتْهَا الَّتِي فِي النُّورِ { إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى قَوْلِهِ غَفُورٌ رَحِيمٌ }
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Ayat ini "Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad..." (Qs. At-Taubah (9): 44) dinasakh (dihapus) dengan ayat yang ada pada surah An-Nuur, "Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah..." (Qs. An-Nuur (24): 62) (Hasan)
Pengutusan Orang-Orang yang Membawa Kabar Gembira
عَنْ جَرِيرٍ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا تُرِيحُنِي مِنْ ذِي الْخَلَصَةِ فَأَتَاهَا فَحَرَّقَهَا ثُمَّ بَعَثَ رَجُلًا مِنْ أَحْمَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُهُ يُكْنَى أَبَا أَرْطَاةَ
. Dari Jarir, dia berkata: Rasulullah berkata kepadaku, "Tidakkah kamu ingin menenangkanku dari Dzil Khalashah" Aku lalu mendatanginya dan membakarnya, kemudian mengutus seseorang dari suku Ahmas kepada Nabi SAW untuk memberikan kabar gembira tersebut. Laki-laki ini mempunyai panggilan "Abu Arthah." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Muslim meriwayatkan dengan redaksi yang lebih sempurna dari hadits ini.
Memberi Kabar Gembira
كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ بَدَأَ بِالْمَسْجِدِ فَرَكَعَ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ جَلَسَ لِلنَّاسِ وَقَصَّ ابْنُ السَّرْحِ الْحَدِيثَ قَالَ وَنَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمِينَ عَنْ كَلَامِنَا أَيُّهَا الثَّلَاثَةُ حَتَّى إِذَا طَالَ عَلَيَّ تَسَوَّرْتُ جِدَارَ حَائِطِ أَبِي قَتَادَةَ وَهُوَ ابْنُ عَمِّي فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَوَاللَّهِ مَا رَدَّ عَلَيَّ السَّلَامَ ثُمَّ صَلَّيْتُ الصُّبْحَ صَبَاحَ خَمْسِينَ لَيْلَةً عَلَى ظَهْرِ بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِنَا فَسَمِعْتُ صَارِخًا يَا كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ أَبْشِرْ فَلَمَّا جَاءَنِي الَّذِي سَمِعْتُ صَوْتَهُ يُبَشِّرُنِي نَزَعْتُ لَهُ ثَوْبَيَّ فَكَسَوْتُهُمَا إِيَّاهُ فَانْطَلَقْتُ حَتَّى إِذَا دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فَقَامَ إِلَيَّ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ يُهَرْوِلُ حَتَّى صَافَحَنِي وَهَنَّأَنِي
. Dari Ka'ab bin Malik, dia berkata: Apabila Nabi datang dari perjalanan, beliau menuju masjid, lalu shalat dua rakaat, kemudian duduk bersama para sahabat.... Ibnu Sarh menceritakan hadits tersebut.
Perawi berkata: Rasulullah melarang kaum muslim berkata —"wahai tiga orang"— (padahal di situ ada orang banyak)
Hingga pada suatu masa aku naik pagar kebun Abu Qatadah —anak pamanku— Aku memberikan salam kepadanya, tapi dia tidak membalas salamku. Kemudian aku shalat Subuh pada pagi yang sudah kelima puluh dari kepergianku dari rumah kami. Aku lalu mendengar teriakan keras, "Wahai Ka'ab bin Malik! Bergembiralah." Ketika datang kepadaku orang yang kudengar akan memberikan kabar gembira kepadaku, Akupun melepas dua pakaianku untuk kuberikan kepadanya, kemudian aku memakaikannya kepada dia, lalu aku masuk ke masjid. Tetapi ternyata ada Rasulullah yang sedang duduk, maka Thalhah bin Ubaidillah berdiri dan bergegas menghampiriku lalu menyalami dan mengucapkan selamat kepadaku. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Riwayat Muslim dengan kisah yang panjang tentang perang Tabuk.
Sujud Syukur
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ
. Dari Abu Bakarah, dari Nabi SAW, sesungguhnya Rasulullah SAW jika diberikan sesuatu yang menggembirakannya, atau digembirakan, maka beliau bersujud sebagai rasa syukur kepada Allah. (Shahih)
Pulang ke Rumah pada Tengah Malam
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُ أَنْ يَأْتِيَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ طُرُوقًا
. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: Rasulullah membenci orang yang pulang kekeluarganya pada tengah malam. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَحْسَنَ مَا دَخَلَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ أَوَّلَ اللَّيْلِ
. Dari Jabir, dari Nabi, beliau berkata: "Sebaik-baik seseorang pulang dari perjalanan kepada keluarganya adalah pada awal malam (sore hari). " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَلَمَّا ذَهَبْنَا لِنَدْخُلَ قَالَ أَمْهِلُوا حَتَّى نَدْخُلَ لَيْلًا لِكَيْ تَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ وَتَسْتَحِدَّ الْمُغِيبَةُ
قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ الزُّهْرِيُّ الطُّرُوقُ بَعْدَ الْعِشَاءِ قَالَ أَبُو دَاوُد وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ لَا بَأْسَ بِهِ
. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, "Kami bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan. Ketika kami siap memasuki (tempat tinggal kami), beliau bersabda, "Perlambatlah (jalan kalian) sehingga kita masuk pada malam hari, supaya istri yang rambutnya berantakan dapat menyisirnya dan istri yang ditinggal dapat memotong rambut kemaluannya. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Abu Daud dan Az-Zuhri berkata, "Athturuq adalah waktu sesudah Isya."
Abu Daud berkata, "Adapun sesudah Maghrib, tidak apa-apa."
Penyambutan
عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ تَلَقَّاهُ النَّاسُ فَلَقِيتُهُ مَعَ الصِّبْيَانِ عَلَى ثَنِيَّةِ الْوَدَاعِ
. Dari Saib bin Yazid, dia berkata: Ketika Nabi SAW datang ke Madinah dari perang Tabuk, orang-orang menyambut beliau. Aku pun menyambut beliau bersama anak-anak dari celah-celah bukit. {Shahih: Muslim)
Anjuran Menghabiskan Perbekalan Perang jika Sudah Kembali
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ فَتًى مِنْ أَسْلَمَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُرِيدُ الْجِهَادَ وَلَيْسَ لِي مَالٌ أَتَجَهَّزُ بِهِ قَالَ اذْهَبْ إِلَى فُلَانٍ الْأَنْصَارِيِّ فَإِنَّهُ كَانَ قَدْ تَجَهَّزَ فَمَرِضَ فَقُلْ لَهُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقْرِئُكَ السَّلَامَ وَقُلْ لَهُ ادْفَعْ إِلَيَّ مَا تَجَهَّزْتَ بِهِ فَأَتَاهُ فَقَالَ لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ لِامْرَأَتِهِ يَا فُلَانَةُ ادْفَعِي لَهُ مَا جَهَّزْتِنِي بِهِ وَلَا تَحْبِسِي مِنْهُ شَيْئًا فَوَاللَّهِ لَا تَحْبِسِينَ مِنْهُ شَيْئًا فَيُبَارِكَ اللَّهُ فِيهِ
. Dari Anas bin Malik: Seorang pemuda dari Qabilah Aslam berkata, "Ya Rasulullah, aku ingin berjihad, tapi aku tidak punya harta untuk persiapan jihad?" Beliau menjawab, "Pergilah kepada Fulan dari Qabilah Anshar, sesungguhnya dia telah bersiap-siap namun kemudian dia sakit. Katakan kepadanya bahwa Rasulullah menyampaikan salam kepadanya, dan katakan juga untuk memberikan perbekalan yang telah disiapkannya kepadamu." Pemuda itu lalu datang kepada orang tersebut dan mengatakan apa yang diperintahkan Nabi, maka orang tersebut berkata kepada istrinya, "Wahai Fulanah, berikan perbekalan yang telah kupersiapkan untuk perang kepada dirinya. Jangan dicegah sedikit pun." Demi Allah, dia tidak mencegahnya sedikit pun, dan Allah pun memberkahinya. (Shahih: Muslim)
Shalat (Sunah) ketika Kembali dari Perjalanan
كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَقْدَمُ مِنْ سَفَرٍ إِلَّا نَهَارًا قَالَ الْحَسَنُ فِي الضُّحَى فَإِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ أَتَى الْمَسْجِدَ فَرَكَعَ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ جَلَسَ فِيهِ
. Dari Ka'ab bin Malik: Nabi tidak kembali dari perjalanan kecuali pada siang hari —pada redaksi lain: waktu Dhuha— apabila kembali dari perjalanan beliau datang ke masjid kemudian shalat dua rakaat lalu duduk-duduk. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ أَقْبَلَ مِنْ حَجَّتِهِ دَخَلَ الْمَدِينَةَ فَأَنَاخَ عَلَى بَابِ مَسْجِدِهِ ثُمَّ دَخَلَهُ فَرَكَعَ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى بَيْتِهِ
. Dari Ibnu Umar: Ketika Rasulullah pulang dari ibadah haji, saat memasuki kota Madinah, beliau mengistirahatkan untanya di (depan) pintu masjid, kemudian masuk ke dalam masjid dan shalat dua rakaat, lalu pulang ke rumahnya. {Hasan Shahih)
Tinggal di Negeri Orang Musyrik
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَمَّا بَعْدُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَامَعَ الْمُشْرِكَ وَسَكَنَ مَعَهُ فَإِنَّهُ مِثْلُهُ
. Dari Samurah bin Jundub, selanjutnya Rasulullah SAW bersabda, "Siapa berteman dengan orang musyrik dan tinggal bersamanya, maka dia sama dengan orang musyrik." (Shahih)